Share This Article
Anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas cenderung lebih berisiko terkena penyakit. Nah, apa saja efek obesitas pada anak?
Tenang Moms, risiko penyakit akibat obesitas pada anak bisa dicegah, kok. Yang terpenting, perhatikan pola makan dan aktivitasnya agar tidak terus semakin parah, ya.
Berikut informasi tentang obesitas pada anak yang perlu Moms ketahui:
Mengenal obesitas pada anak
Obesitas pada anak adalah kondisi medis serius yang memengaruhi anak-anak dan remaja. Anak-anak disebut menderita obesitas adalah saat kondisinya berada di atas berat normal untuk usia dan tinggi badan mereka.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah kesehatan, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Salah satu strategi terbaik untuk mengurangi obesitas di masa kecil adalah memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga seluruh anggota keluarga.
Mengobati dan mencegah obesitas pada masa anak-anak tentunya akan membantu melindungi kesehatan anak di masa sekarang, dan di masa depannya.
Kasus anak kegemukan di Indonesia
Di Indonesia, kasus anak kegemukan pun tidak sedikit ditemukan. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2018 menunjukkan bahwa 18,8 persen dari anak berusia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan. Sementara 10 persen mengalami obesitas.
Sementara pada 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat membeberkan fakta bahwa persentase obesitas anak di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN. Diperkirakan dari 17 juta anak yang mengalami obesitas di ASEAN, 7 jutanya berasal dari Indonesia.
Angka tersebut hanya mencakup anak usia balita. Jika ditambah lagi dengan kisaran anak-anak berumur 5-10 tahun, angkanya tentu akan bertambah parah.
Gejala obesitas pada anak
Tidak semua anak yang mengalami kelebihan berat badan, lantas berarti mengalami obesitas. Beberapa anak memang memiliki kerangka tubuh yang lebih besar dari rata-rata.
Anak-anak biasanya juga membawa jumlah lemak tubuh yang berbeda pada berbagai tahap perkembangannya.
Indeks massa tubuh (BMI), yakni pedoman berat badan dalam kaitannya dengan tinggi badan, adalah ukuran kelebihan berat badan dan obesitas yang biasa dipakai.
Dokter akan menggunakan grafik pertumbuhan, indeks massa tubuh, dan jika perlu akan melakukan tes lain untuk membantu mengetahui apakah anak benar mengalami obesitas atau tidak.
Faktor penyebab obesitas pada anak
Masalah gaya hidup, terlalu sedikit aktivitas, kurang berolahraga, dan terlalu banyak kalori dari makanan dan minuman, bisa jadi penyebab utama obesitas. Namun, faktor genetik dan hormonal juga memainkan peran.
Faktor keluarga juga terkait dengan peningkatan kasus obesitas. Jenis makanan yang tersedia di rumah dapat memengaruhi pola makan anak.
Selain itu, waktu makan keluarga dapat memengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi dan bagaimana jumlah konsumsinya juga bisa berpengaruh pada berat badan anak.
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki ibu yang kelebihan berat badan dapat dikaitkan dengan obesitas pada anak. Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak di antaranya:
1. Pilihan makanan dan minuman
Sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi apalagi secara rutin, seperti makanan cepat saji, makanan yang dipanggang, dan makanan ringan dengan banyak penyedap rasa, dapat menyebabkan anak bertambah berat badannya.
Permen dan makanan penutup juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Dan tentunya juga minuman manis dengan banyak zat pemanis dan pewarna, juga menjadi penyebab obesitas pada beberapa anak.
2. Jarang olahraga dan aktivitas fisik
Anak-anak yang tidak banyak berolahraga cenderung memicu obesitas, karena mereka tidak membakar banyak kalori. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk kegiatan diam diri atau duduk, seperti menonton televisi atau bermain video game, juga berkontribusi terhadap masalah tersebut.
3. Faktor genetik
Bagi anak-anak yang berasal dari keluarga orang tua yang kelebihan berat badan, ia mungkin cenderung mengalami hal yang sama.
Ini biasanya berlaku di lingkungan di mana makanan berkalori tinggi selalu tersedia dan aktivitas fisik tidak banyak dilakukan bersama.
Peluang anak kegemukan dari faktor genetik bisa mencapai 40-50 persen bila salah satu orang tua mengalami obesitas. Sementara bila kedua orang tua mengalami obesitas, peluang anak kegemukan bisa mencapai 70-80 persen.
4. Faktor psikologi
Stres yang terjadi pada anak, orangtua, dan keluarga juga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Beberapa anak mungkin akan makan berlebihan sebagai cara mengatasi masalah atau menghadapi emosi, seperti stres, atau untuk melawan kebosanan.
5. Faktor sosial ekonomi
Anak-anak di beberapa daerah memiliki sumber daya terbatas dan akses terbatas untuk mendapatkan makanan sehat. Akibatnya, mereka mungkin lebih sering jajan makanan dengan bahan pengawet atau tinggi karbohidrat.
Risiko penyakit terkait obesitas pada anak
Anak kegemukan memiliki risiko komplikasi untuk kesehatan fisik mereka di masa depan. Beberapa risiko penyakit yang rentan dialami saat anak mengalami obesitas, di antaranya:
1. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi
Pola makan buruk dapat menyebabkan anak dengan obesitas mengalami salah satu atau kedua kondisi ini, kolesterol atau tekanan darah tinggi.
Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan arteri menyempit dan mengeras, dan kemudian bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
2. Risiko asma
Anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas juga mungkin akan lebih cenderung menderita asma.
3. Menyebabkan gangguan tidur
Obesitas pada anak juga bisa menyebabkan gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan anak berulang kali berhenti dan terganggu selama tidur. Hal tersebut membuat anak yang mengalami obesitas cenderung tidak bisa tidur dengan nyenyak.
4. Risiko penyakit lain pada anak kegemukan
Anak kegemukan juga mengembangkan risiko pada beberapa penyakit lain di kemudian hari, seperti:
- Low back pain (nyeri pinggang)
- Pembentukan batu empedu
- Osteoarthritis lutut dan pinggul
- Diabetes
- Perlemakan hati
- Sirosis
- Pankreatitis
- Kanker payudara, ginjal, pankreas, prostat, kolon
- Gangguan menstruasi
- Infertilitas
Tidak jarang, anak kegemukan juga mengalami kondisi seperti:
- Masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi
- Rendah diri dan kualitas hidup menurun
- Masalah sosial, seperti menerima bullying dan stigma dari masyarakat
Cara mengatasi obesitas pada anak
Berikut adalah beberapa metode alami yang bisa dicoba sebagai cara mudah mengatasi obesitas atau berat badan, di antaranya:
1. Hindari makanan olahan
Makanan olahan biasanya sering ditambahkan gula, juga ditambah lemak dan kalori. Terlebih lagi, makanan olahan direkayasa untuk membuat anak-anak makan sebanyak mungkin.
Makanan ini juga cenderung menyebabkan kecanduan, oleh karena itu sebisa mungkin hindari makanan olahan.
2. Perbanyak pemberian makanan sehat
Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan yang disimpan di rumah sangat memengaruhi berat badan dan perilaku makan. Dengan selalu menyediakan makanan sehat, dapat mengurangi kemungkinan anak-anak dan anggota keluarga lain untuk makan makanan yang tidak sehat.
Ada juga banyak camilan sehat dan alami yang mudah disiapkan dan dibawa saat bepergian. Ini termasuk yoghurt, buah, kacang-kacangan, wortel, dan telur rebus.
3. Batasi asupan gula
Mengonsumsi banyak gula biasanya dikaitkan juga dengan beberapa penyakit, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Amati komposisi makanan atau minuman yang dibeli oleh anak, supaya Moms bisa lebih cermat membatasi asupan gulanya, ya.
4. Banyak minum air putih
Jangan lupa cukupi kebutuhan cairan anak, terutama dari air putih. Selain membantu proses metabolisme tubuh, air putih juga mencegah lapar berlebihan.
Air putih sangat baik untuk menurunkan berat badan, terutama menggantikan minuman lain yang tinggi kalori dan gula.
5. Melawan kecanduan makan dan jajan
Kecanduan terhadap makanan biasanya melibatkan hasrat yang terlalu kuat dan perubahan dalam kimia otak yang membuatnya lebih sulit untuk menolak makan makanan tertentu.
Ini adalah penyebab utama makan berlebihan bagi banyak orang, dan memengaruhi persentase populasi yang signifikan.
Beberapa makanan cenderung menyebabkan gejala kecanduan daripada yang lain. Ini termasuk junk food yang diproses dengan kandungan tinggi gula, lemak atau keduanya.
Cara terbaik untuk mengalahkan kecanduan makanan-makanan tersebut adalah dengan menghindarinya, atau membuat alternatif makanan lain yang lebih sehat.
6. Lakukan olahraga kardio
Olahraga kardio adalah kegiatan fisik yang bertujuan memperkuat kerja jantung dan paru-paru, yang mana berguna untuk memperbaiki kinerja jantung, tekanan darah, dan juga pernapasan.
Melakukan kardio, sebut saja seperti joging, lari, bersepeda, jalan kaki atau hiking, adalah cara yang bagus untuk membakar kalori dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
Kardio juga dapat membantu mengurangi berat badan, serta mengurangi lemak berbahaya yang menumpuk di tubuh.
7. Berlatih mindful eating
Mindful eating adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran saat makan. Sehingga anak tidak boleh makan sambil melakukan kegiatan lain, misalnya, menonton TV atau bermain gadget.
Hal ini membantu membuat pilihan makanan dengan sadar tentang rasa lapar dan isyarat untuk makan. Ini akan membantu makan sehat sebagai respons terhadap isyarat lapar tersebut.
Berlatih mindful eating telah terbukti memiliki efek signifikan pada penurunan berat badan, termasuk pada anak-anak.
8. Konsultasi dengan ahli gizi
Jika benar-benar dibutuhkan, konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu memberikan program penurunan berat badan yang lebih terencana.
Selain merencanakan berkonsultasi dengan ahli gizi, berkonsultasi dengan pelatih pribadi atau instruktur kebugaran, juga dapat membantu untuk menemukan aktivitas fisik yang paling cocok untuk tubuh.
9. Istirahat cukup
Kurang tidur juga dapat menyebabkan hormon tubuh terganggu sehingga muncul rasa lapar yang tidak tertahan. Pastikan anak mendapatkan tidur berkualitas dengan durasi yang cukup.
Kapan harus ke dokter?
Jika khawatir anak kegemukan, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan mempertimbangkan riwayat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemantauan langsung dari dokter dapat membantu menentukan apakah berat badan anak berada dalam kisaran yang sehat atau tidak sehat. Bila anak sudah masuk kategori obesitas, dokter mungkin akan menyarankan sejumlah perawatan yang bisa dilakukan.
Pada akhirnya masalah obesitas anak yang terus meningkat dapat diperlambat, jika berfokus pada penyebabnya. Ada banyak komponen yang berperan dalam obesitas, dan menjadi lebih penting daripada yang lain.
Anak kegemukan tidak lagi boleh dianggap menggemaskan, karena di balik kelebihan berat badannya ada banyak bahaya yang mengintai.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.