Share This Article
Di Indonesia kasus obesitas anak termasuk pada kasus yang tinggi. Berdasarkan data dari WHO, angka obesitas anak di Indonesia mencapai 12 persen. Ini berarti dari 17 juta anak obesitas di seluruh ASEAN, tujuh jutanya merupakan anak Indonesia.
Tapi tahukah kamu kalau obesitas pada anak ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tapi juga perkembangan otaknya? Begini penjelasannya.
Baca Juga: Serba-serbi Obesitas pada Anak dan Bahayanya bagi Kesehatan
Pengaruh obesitas pada perkembangan otak anak
Sebuah penelitian yang menemukan bukti bahwa obesitas nyatanya dapat memengaruhi perkembangan otak anak. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas Yale dengan melibatkan 2.700 anak berusia antara 9-11 tahun.Â
Hasilnya, ditemukan hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (BMI) dengan fungsi eksekutif otak. Para peneliti juga mengamati ketebalan korteks serebral yakni lapisan luar otak pada anak.
Anak dengan BMI tinggi cenderung memiliki skor yang lebih rendah setelah melakukan tes fungsi eksekutif otak. Di samping itu, anak dengan BMI tinggi juga cenderung memiliki korteks serebral pada otak yang lebih tipis.
Fungsi eksekutif otak ini mengacu pada serangkaian proses yang memungkinkan perencanaan, pemecahan masalah, penalaran yang fleksibel, dan pengaturan perilaku dan emosi.
Melalui penelitian ini, para peneliti juga melihat perbedaan yang sangat jelas dalam struktur otak antara anak-anak yang mengalami obesitas dan anak-anak yang memiliki berat badan yang sehat.
Namun peneliti tidak dapat mengatakan mana yang jelas. Apakah obesitas yang telah mengubah struktur otak anak-anak atau apakah perbedaan dalam otak membuat justru membuat anak-anak menjadi gemuk.
Bahaya obesitas anak bukan hanya soal kesehatan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penelitian telah menemukan bahwa anak dengan obesitas memiliki fungsi eksekutif otak yang lebih rendah dibandingkan dengan anak dengan berat badan normal.
Penelitian menunjukkan bahwa anak obesitas memiliki lebih banyak masalah kesehatan dan lebih sering absen dari sekolah, cenderung berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah, dan menghadapi stigma sosial.
Kondisi tersebut bukan hanya memengaruhi kesehatan anak secara fisik tapi juga berhubungan dengan turunnya nilai akademis anak di sekolah. Beberapa tugas di sekolah juga akan terasa lebih sulit dilakukan bagi anak obesitas. Sehingga mereka perlu mengerjakannya dengan lebih keras.
Di samping itu, memori dan fungsi kognitif pada anak-anak yang terpengaruh oleh kondisi obesitas tidak hanya berdampak pada nilai akademis anak. Tapi juga pada cara otak memproses informasi dan mengingat sesuatu.
Selain perhatian dan memori, fungsi eksekutif juga berkaitan dengan pengendalian impuls, pengambilan keputusan, dan penundaan kepuasan.
Melalui penelitian lain, anak-anak dengan obesitas diketahui menunjukkan kemampuan mengendalikan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami obesitas.Â
Ketidakmampuan tersebut akan membuat anak merasa lebih sulit untuk mengatakan tidak pada makanan yang tidak sehat. Sehingga dapat memperburuk asupan gizi dan memperparah obesitas. Bila dibiarkan kondisi ini akan menjadi lingkaran yang sulit diputus.
Baca Juga: Obesitas pada Anak Bisa Akibatkan Penyakit Kronis Lho! Ini Dia Dampak Lainnya
Tips mencegah anak dari obesitas
Mencegah obesitas pada anak akan jauh lebih baik daripada mengobatinya. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan sebagai tips untuk mencegah anak agar tidak obesitas:
Untuk bayi :
- Berikan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan
- Mulailah MPASI pada saat anak berusia 6 bulan
- Pastikan PMBA (Pemberian Makanan Bayi Anak) sesuai kelompok umur
- Pastikan anak memiliki tummy time bila belum bisa merangkak sebagai bentuk aktivitas fisik.
Untuk balita:
- Jangan biasakan memberi makanan manis sebagai bentuk penghargaan pada anak. Misalnya anak diminta untuk berhenti menangis agar mendapat cokelat
- Tunggu setidaknya 15 menit sebelum menawarkan porsi kedua pada anak
- Jangan gendong anak terlalu sering, biarkan anak aktif bergerak
Untuk anak dan remaja:
- Hindari membeli camilan dengan kandungan natrium, makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi
- Berikan anak makanan yang sehat dan cukup serat
- Batasi jumlah makanan berkalori tinggi, makanan siap saji, atau makanan asin dan berlemak yang disimpan di rumah
- Sediakan buah dan sayuran segar
- Pastikan keluarga memiliki aktivitas fisik bersama, misalnya berjalan kaki atau bermain di luar rumah
- Pastikan anak tidak menonton TV saat makan atau ngemil
- Biasakan untuk memberi bekal sehat dan air putih pada anak.
Itu dia berbagai fakta seputar obesitas pada anak serta kaitannya dengan perkembangan otak anak.
Obesitas pada anak memang perlu perhatian lebih karena anak akan berisiko tumbuh menjadi orang dewasa dengan obesitas juga. Di samping itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain yang lebih parah.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!