Share This Article
Imunisasi adalah upaya penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit. Nah, minggu depan, tepatnya tanggal 24 sampai 30 April, adalah momen penting bagi aktivitas yang satu ini.
Ya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan setiap minggu terakhir April sebagai Pekan Imunisasi Dunia. Ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempromosikan agar melindungi orang dari segala usia terhadap penyakit.
Tapi bagaimana jika ternyata imunisasi terlanjur terlewat dari jadwal yang ditentukan? Apakah masih bisa dikejar?
Baca juga: Penelitian Terbaru: Vaksinasi COVID-19 pada Ibu Hamil Berikan Antibodi untuk Janin
Mengenal imunisasi
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, imunisasi adalah proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin. Isi vaksin adalah virus atau bakteri yang sudah dilumpuhkan, maupun dimatikan.
Vaksin juga bisa berisi bagian-bagian dari bakteri (virus) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui dua metode. Pertama lewat suntikan dan kedua dengan cara diminum.
Setelah masuk, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk kekebalan. Reaksi tersebut pada dasarnya mereplikasi respons tubuh ketika kemasukkan virus ataupun bakteri yang sesungguhnya.
Penting untuk mengikuti jadwal imunisasi yang disarankan
Meski ada beberapa imunisasi yang diberikan pada orang dewasa, tapi secara umum program ini biasa diberikan pada anak-anak sejak usia bayi. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kamu disarankan untuk mengikuti jadwal imunisasi secara teratur.
Karena pada dasarnya bayi memiliki sistem kekebalan yang belum berkembang sempurna. Sehingga selain dibantu air susu ibu (ASI), dan asupan nutrisi, mereka juga membutuhkan imunisasi untuk membangun kekebalan tubuh untuk melawan kuman maupun berbagai penyakit.
Melewatkan vaksinasi dapat menempatkan si Kecil berisiko tertular penyakit yang idealnya bisa dilindungi oleh vaksin. Vaksinasi yang tertunda juga membuat mereka rentan terhadap infeksi dalam waktu lebih lama. Jadi untuk menghindari risiko-risiko tersebut, kamu dianjurkan untuk mengikuti jadwal vaksinasi secara teratur.
Alasan mengapa imunisasi bisa terlambat
Keterlambatan vaksinasi dilansir dari Parenting First Cry, adalah perubahan urutan vaksinasi yang dijadwalkan untuk anak-anak, sesuai dengan Jadwal Imunisasi Nasional. Beberapa alasan yang bisa menyebabkan hal ini antara lain:
- Terdapat reaksi alergi
- Mengalami demam tinggi
- Mengidap penyakit asma
- Sedang dalam pengobatan tertentu
- Terkena HIV positif
- Menjalani terapi defisiensi imunitas.
Selain kondisi di atas, pandemi COVID-19 juga jadi salah satu faktor yang membuat jadwal imunisasi banyak terlewat. Ini karena di masa tersebut ada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membuat orang tidak leluasa pergi ke rumah sakit.
Apa yang harus dilakukan jika jadwalnya terlewat?
Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) Prof. Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K) menjelaskan, vaksin kombinasi atau suntikan ganda bertujuan untuk mempercepat jadwal imunisasi yang sempat tertinggal.
“Imunisasi ganda itu pemberian secara bersama-sama. Ini sudah lama dipakai di luar negeri, WHO mengatakan sudah lama memberikan suntikan seperti ini di negara maju dan berkembang,” beber Sri Rejeki.
Penting untuk diketahui bahwa sebagian besar vaksin memang sudah banyak yang tersedia dalam bentuk kombinasi, seperti DTP dan MMR. Jadi pada dasarnya pemberian vaksin ganda ini bukan hal baru. Sehingga orangtua tidak perlu khawatir karena prosedur ini aman, efektif dan efisien.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin ganda
Meski aman dan efektif, tapi tidak semua suntikan dapat digabungkan atau diberikan bersamaan pada satu kunjungan yang sama. Pada kasus tertentu mungkin diperlukan waktu tunggu sekitar 15 sampai 30 hari antara satu vaksin ganda dengan lainnya.
Pemberian imunisasi secara gabungan juga perlu dilakukan secara lembut dan cepat. Ini dapat diberikan pada paha bagian kanan dan kiri, atau satu bagian saja tetapi dengan memberi jarak paling tidak 2,5 cm.
Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk panduan imunisasi ganda secara lebih lanjut, karena setiap kasus akan memiliki penanganan yang berbeda.
Baca juga: 3 Alasan Lansia Tidak Diprioritaskan Mendapat Vaksin COVID-19
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.