Share This Article
Penggunaan diaper atau popok, khususnya yang sekali pakai tidak dipungkiri memberikan kepraktisan dalam pengasuhan dan perawatan buah hati. Namun penggunaannya yang setiap hari juga rentan menimbulkan masalah kulit seperti ruam popok (diaper rash).
Hal ini karena kulit bayi cenderung lebih sensitif terhadap iritasi dan inflamasi, seperti disebutkan dalam penelitian yang terbit di National Center for Biotechnology Information (NCBI) pada 2017.
Karenanya penting bagi orang tua dalam memerhatikan lamanya penggunaan popok yang tepat, serta bagaimana merawat dan mencegah agar tidak terjadi dan tidak menimbulkan kondisi kesehatan yang lebih serius.
BACA JUGA: 8 Penyebab Alergi Kulit pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
Kondisi ruam popok dan penyebabnya
Ruam popok adalah kondisi iritasi kulit pada area tubuh yang tertutup popok. Ini adalah masalah kulit yang umum dialami bayi dan anak yang lebih muda (balita), antara usia 9-12 bulan. Namun ruam popok bisa muncul kapan saja sejak bayi dipakaikan popok, termasuk bayi baru lahir.
Iritasi kulit jenis ini membuat area kulit bayi yang ruam berwarna merah, teksturnya lembut namun bersisik, gatal sehingga membuat bayi tidak nyaman yang ditandai dengan rewel atau sering menangis. Pada kondisi yang lebih serius ruam dapat membuat kulit meradang hingga akhirnya menjadi luka.
Penyebab umum ruam popok pada bayi karena popok yang sudah terlalu basah dan gesekan antara popok dengan kulit bayi dalam waktu yang lama. Sementara penyebab khususnya bisa juga disebabkan karena:
1.Reaksi alergi terhadap produk perawatan bayi
Seperti tisu bayi, diaper, sabun mandi, atau cairan pelembut pakaian bayi mungkin mengandung sejumlah bahan atau kandungan yang menimbulkan reaksi alergi.
2.Infeksi bakteri atau infeksi jamur seperti candida
Infeksi jamur bisa berkembang jika ruam popok tidak diobati, karena jamur berkembang biak dalam kondisi yang lembap dan hangat. Infeksi ditandai dengan warna merah yang menonjol dan bisa menyebar ke luar area popok.
3.Bayi mulai konsumsi makanan
Feses pada bayi yang mulai makan makanan padat tentu berubah, ini kemungkinan menyebabkan alergi karena kandungan makanannya. Bayi yang disusui juga bisa mengalami ruam popok sebagai bentuk respons atas makanan yang dikonsumsi sang ibu.
4.Memiliki kulit yang sensitif
Bayi dengan kulit sensitif seperti dermatitis atopik (eksim) atau dermatitis seboroik lebih mungkin mengalami ruam popok.
5.Perawatan area nappy yang tidak sesuai
Seperti terlalu lama membiarkan bayi menggunakan popok yang basah akan urine dan bahkan feses. Ketika popok tidak segera diganti maka kulit bayi yang masih lembut mudah mengalami ruam.
Kemudian tidak mengoleskan krim popok untuk mencegah ruam, tidak membersihkan area nappy sebelum mengganti dengan popok baru, serta tidak mengeringkan area nappy sehingga kemungkinan masih ada sisa-sisa kotoran yang tertinggal.
Upaya pencegahan ruam popok
Ruam popok membuat bayi menjadi tidak nyaman yang ditandai dengan sering menangis atau rewel. Sehingga upaya pencegahan perlu dilakukan agar buah hati tidak mengalami ruam popok. Mencegah ruam popok bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
1.Ganti popok sesering mungkin
Jangan biarkan popok terlalu basah oleh urine atau bahkan feses, ini bisa mengiritasi kulit. Cek teratur untuk melihat apakah popok sudah mulai basah. Penggunaan popok sekali pakai bisa dipertimbangkan karena mengandung bahan yang menyerap air sehingga kulit bayi tetap kering.
2.Bersihkan pantat bayi dengan air hangat saat mengganti popok
Secara lembut bersihkan area bokong dan genital bayi menggunakan waslap atau kapas lembut dan air hangat. Gunakan sabun yang tidak mengandung deterjen sodium lauryl sulfate (SLS) dan hindari yang ada kandungan pewangi sintetis dan alkohol. Deterjen SLS yang terdapat dalam produk perawatan bayi termasuk sabun mandi bayi, dapat memicu iritasi dan masalah kulit lainnya.
Setelah dibersihkan, tepuk-tepuk lembut dengan handuk bersih dan kering. Jangan digosok dan jangan gunakan bedak tabur pada area bokong dan genital bayi, karena bisa membahayakan jika terhirup bayi. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Sri Lakshmi Narayana Institute of Medical Sciences di India membuktikan bedak tabur ketika terhirup saluran pernapasan membuat selaput lendir pada trakeobronkial mengering, karena sifat bedak yang tidak larut dalam air.
Kondisi itu kemudian menyebabkan penurunan fungsi selaput lendir yang bertugas membersihkan partikel asing dari saluran pernapasan. Dampak seriusnya, bisa menyebabkan peradangan pada epitel bronkial akibat tersumbat bedak, hingga berpotensi mengarah ke cedera paru.
Laporan yang diterbitkan dalam Scholars Journal of Applied Medical Sciences (SJAMS) itu juga menyebutkan gejala yang muncul dari ringan, sedang, hingga berat. Seperti batuk, bersin, sesak napas, hingga jari tangan, kuku dan bibir membiru akibat kekurangan oksigen (sianosis). Disusul dengan napas mulai berat, kesulitan bernapas, hingga gagal napas yang bisa berujung pada kematian.
3.Pakaikan popok yang kering dan bersih
Setelah dibersihkan, pakaikan kembali popok yang bersih dan kering. Jangan terlalu kencang merapatkan rekatannya, berikan sedikit ruang agar tidak terlalu terjadi gesekan antara popok dengan kulit bayi.
4.Oleskan diaper cream untuk mencegah ruam popok
Setelah dibersihkan dan sebelum dipakaikan popok yang baru, secara teratur oleskan krim pencegah ruam popok. Produk dengan kandungan seng oksida (zinc oxide) efektif melindungi dan menjaga kelembapan kulit. Seng oksida merupakan bahan aktif dalam banyak produk ruam popok.
Hasil penelitian yang terbit pada Februari 2021 di National Center for Biotechnology Information (NCBI), menyebut bahwa penggunaan zinc oxide terbukti secara klinis manjur dalam mengobati atau mencegah iritasi pada area popok.
Salep, pasta dan krim biasanya tidak terlalu mengiritasi kulit dibandingkan lotion. Namun, salep dan pasta menciptakan penghalang di atas kulit sehingga kulit terhalang dari udara. Sementara, krim mengering dan dapat mengijinkan sirkulasi udara pada kulit.
Dalam penggunaannya, oleskan tipis-tipis produk krim pencegah ruam popok pada area yang rentan terkena ruam popok.
5.Jika memungkinkan terapkan diaper-free
Sesekali biarkan bayi tanpa popok sehingga kulit terekspos udara dalam beberapa menit, ini adalah cara lembut untuk mengeringkan kulit bayi secara alami. Gunakan perlak atau alas tahan air sehingga jika sewaktu-waktu bayi buang air kecil atau air besar tidak membasahi kasur.
BACA JUGA: Bayi Sering Menangis karena Gatal? Yuk Ketahui Cara Mengatasinya
Perawatan dan pencegahan ruam popok dengan diaper cream yang mengandung zinc oxide
Diaper cream umumnya bisa digunakan baik untuk mengobati maupun mencegah ruam popok pada bayi. Sebagai agen pencegahan, krim ruam popok akan menghalangi urine dan tinja bayi menempel pada kulit dan menyebarkan bakterinya.
Sebagian besar krim popok akan mengandung seng oksida yang berfungsi membentuk lapisan tahan air (waterproof) pada kulit. Seng oksida juga membantu penyembuhan masalah kulit.
“Zinc oxide, mineral yang sering digunakan dalam produk skincare karena memiliki banyak manfaat bagi kulit seperti melindungi dari matahari, mempercepat penyembuhan kulit, menjaga dari produksi minyak berlebih dan menghindari tumbuhnya bakteri,” ujar dr. Elizabeth C. Palar, Medical Quality Manager Good Doctor Technology Indonesia, dalam keterangan terpisah.
Sementara kandungan yang harus dihindari ada pada krim popok yakni pewangi sintetis, asam borat, kapur barus, senyawa tingtur benzoin, metil salisilat, SLS, fenol dan alkohol. Bahan-bahan tersebut samasekali tidak dibutuhkan dan justru dapat membahayakan kulit bayi. Seperti pewangi sintetis dan SLS misalnya, dapat menimbulkan reaksi alergi dan iritasi kulit.
Cara mengaplikasikan krim popok pada kulit bayi, perhatikan hal-hal berikut:
- Selalu keringkan terlebih dahulu area kulit yang akan dioleskan krim popok untuk menjaga kelembapan kulit
- Tidak perlu menggosokkan krim ke kulit, cukup oleskan dengan lembut
- Area kulit yang akan diolesi krim perlu dicuci setiap akan mengganti popok, dan dikeringkan sebelum krim dioleskan kembali.
Upaya pencegahan akan lebih baik yakni dengan menjaga kebersihan area nappy bayi dan rutin mengoleskan krim popok.
Untuk mencegah ruam popok pastikan gunakan produk yang memiliki kandungan zinc oxide. Seng oksida bekerja dengan membentuk penghalang sebagai pelindung antara kulit bayi dengan popok.
Salah satu produk krim pencegahan ruam popok dengan kandungan zinc oxide yakni PUREBB Diaper Cream. Kandungan zinc oxide-nya bertindak sebagai antibakteri untuk mencegah ruam dan iritasi. Seng oksida juga memiliki sifat antiseptik dan berfungsi sebagai astringen ringan, yang dapat membantu penyembuhan kulit pecah-pecah dan ruam popok.
Berdasarkan penelitian oleh The UTHealth McGovern Medical School di Houston, Amerika Serikat, sebagai agen penghalang seng oksida memiliki sifat antiperspiran yakni mencegah produksi keringat berlebih. Sehingga efektif mengurangi gejala ruam popok pada anak.
Selain zinc oxide, PUREBB Diaper Cream juga mengandung castor oil dan sunflower seed oil yang aman untuk kulit bayi yang masih lembut dan cenderung sensitif. Ini karena castor oil bertindak sebagai pelumas alami sehingga membantu mencegah dan mengatasi lecet pada lipatan nappy.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (U.S. Food and Drug Administration) mengkategorikan castor oil atau minyak jarak sebagai bahan yang diakui aman (Generally Recognized As Safe/GRAS) penggunaannya. Mengandung asam risinoleat, minyak jarak berfungsi untuk melembapkan kulit bayi secara alami. Telah digunakan sebagai perawatan kulit tradisional selama berabad-abad, minyak jarak juga efektif untuk menenangkan kulit yang teriritasi akibat ruam popok.
Sedangkan kandungan sunflower seed oil dalam PUREBB Diaper Cream membantu melembapkan dan meregenerasi kulit.
Dalam penelitian bertajuk ‘Topically Applied Sunflower Seed Oil Prevents Invasive Bacterial Infections in Preterm Infants in Egypt’ yang terbit pada 2004 di jurnal Research Gate, menunjukkan perawatan kulit bayi yang memiliki kondisi penghalang kulit yang rusak, menggunakan minyak biji bunga matahari terbukti mampu meningkatkan perbaikan kondisi kulit dan secara signifikan mencegah infeksi nosokomial.
PUREBB Diaper Cream digunakan setiap hari setiap sebelum pakai popok, untuk melindungi area nappy sehingga urine dan feses tidak bersentuhan langsung dengan kulit sensitif si kecil.
Rutin mengoleskan PUREBB Diaper Cream pada area kulit yang akan tertutup popok membantu mencegah ruam popok meski terjadi gesekan antara popok dengan kulit bayi, terlambat mengganti popok kecuali buang air besar (BAB) dan terlambat membersihkan area pantat kecuali si kecil BAB.
Jangan lupa sebelum pakai PUREBB Diaper Cream, bersihkan terlebih dahulu area nappy dengan sabun mandi kulit sensitif yang tidak mengandung deterjen SLS. Karena deterjen SLS yang terdapat di sabun mandi bayi dapat mengikis kelembapan alami kulit dan memicu masalah kulit.
Lindungi area nappy si kecil dengan diaper cream untuk cegah ruam popok. Untuk informasi lebih jelas produk, Moms bisa klik di sini. Yuk Parents dapatkan segera produk PUREBB Diaper Cream melalui platform belanja online ini agar kulit buah hati tetap terlindungi!
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar ruam popok dan alergi kulit pada bayi? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!