Share This Article
Tahukah kamu infeksi bakteri dapat menyebabkan komplikasi yang disebut sepsis? Sepsis adalah kondisi darurat yang dapat menyerang siapa saja dari berbagai usia, termasuk pada bayi.
Kabar buruknya, sepsis pada bayi dapat menyebabkan disabilitas. Dampak paling buruknya, sepsis dapat menyebabkan kematian pada bayi. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai sepsis, dari penyebab hingga cara pencegahannya pada bayi.
Apa itu sepsis pada bayi?
Sepsis pada bayi adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi yang terjadi pada bayi. Menurut situs CDC, sepsis adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa.
Jika infeksi terjadi, baik itu di kulit, paru-paru, saluran kemih atau bagian lain, biasanya akan memicu reaksi berantai di seluruh tubuh yang kemudian disebut sepsis.
Jika tidak mendapatkan perawatan sesegera mungkin, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ hingga berakhir pada kematian.
Sepsis ini juga disebut dengan sepsis neonatal. Sepsis neonatal biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir atau pada bayi yang berusia kurang dari 90 hari.
Apa penyebab sepsis pada bayi?
Pada orang dewasa sepsis diawali dengan terjadinya infeksi bakteri. Namun bisa juga berawal dari infeksi virus, parasit atau jamur. Sementara sepsis pada bayi biasanya dipengaruhi oleh kondisi kesehatan ibu. Beberapa kondisi ibu yang menyebabkan bayi mengalami sepsis antara lain:
- Ibu mengalami infeksi pada cairan ketuban atau dalam istilah medis disebut korioamnionitis
- Ketuban ibu pecah lebih awal, lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir
- Jalan lahir bayi terinfeksi bakteri
Selain kondisi kesehatan ibu, kondisi bayi ketika baru dilahirkan juga bisa menyebabkan terjadinya sepsis, seperti:
- Bayi lahir lebih awal atau prematur
- Berat badan bayi rendah saat dilahirkan
- Bayi yang dirawat di rumah sakit dan dipasangi infus, kateter atau alat lain, yang memungkinkan bakteri masuk melalui luka jalan pemasangan alat
Apa gejala dan ciri-ciri sepsis pada bayi?
Bayi yang mengalami sepsis biasanya akan menunjukkan gejala berupa:
- Demam
- Masalah pernapasan
- Diare
- Muntah
- Gula darah rendah
- Tidak banyak menyusu
- Kejang
- Denyut jantung lebih cepat atau lambat
- Kulit dan bagian putih mata menguning
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi?
Sepsis yang tidak terdiagnosis dengan cepat bisa menyebabkan gagal fungsi organ yang berakibat terjadinya disabilitas atau menyebabkan kematian. Namun sayangnya, gejala sepsis neonatal sulit dikenali, karena ciri-cirinya umum terjadi pada penyakit anak lainnya.
Bagaimana cara mengatasi dan mengobatinya?
Jika bayi telah didiagnosis sepsis, akan dirawat di unit perawatan intensif anak. Beberapa perawatan yang diberikan selama bayi dirawat antara lain:
- Bayi akan diberikan cairan saline atau pengganti cairan tubuh melalui infus.
- Pemberian antibiotik untuk melawan infeksi. Antibiotik akan diberikan melalui vena atau infus.
- Dalam beberapa kasus, dokter juga akan memberikan obat tekanan darah yang disebut vasopresor untuk menjaga jantung bekerja dengan baik.
- Jika dibutuhkan, bayi juga akan diberikan darah ekstra atau transfusi.
- Dalam kondisi yang lebih parah, bayi akan diberi infus khusus yang disebut jalur sentral. Di mana infus ini akan membawa obat dan cairan yang dibutuhkan lebih cepat.
- Jika membutuhkan bantuan pernapasan, anak akan diberikan alat bantu pernapasan seperti pemberian oksigen atau menggunakan ventilator.
- Jika kondisi jantung dan paru-paru sudah mengalami gangguan, tim medis dapat menggunakan perawatan yang disebut ECMO, yaitu penggunaan mesin untuk mengambil alih fungsi jantung dan paru-paru.
- Pengobatan tergantung dari kondisi yang terjadi pada anak. Ada juga yang baru terdiagnosis sepsis saat sudah mengalami kerusakan ginjal. Jika demikian, dokter akan melakukan dialisis atau pembersihan darah karena ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik.
Bagaimana cara mencegahnya?
Kunci pencegahan sepsis adalah menjaga kesehatan agar tidak terjadi infeksi. Termasuk menjaga ibu hamil bebas dari infeksi.
Jika ibu hamil mengalami infeksi air ketuban atau korioamnionitis, lakukan pengobatan medis. Dokter mungkin akan memberikan pengobatan antibiotik untuk mengatasinya. Begitu juga dengan kemungkinan infeksi lainnya pada ibu hamil.
Sebaiknya melahirkan tidak ditunda lebih dari 18 jam setelah ketuban pecah. Jika ketuban pecah lebih awal, dokter akan merekomendasikan operasi caesar agar ibu dapat melahirkan bayi lebih cepat.
Terakhir, selalu menjaga kebersihan, salah satunya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!