Share This Article
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi yang seringkali dikaitkan pada orang dewasa. Tetapi, tahukah Moms bahwa hipertensi juga bisa terjadi pada anak?
Hipertensi pada anak adalah hal yang harus diperhatikan. Sangat penting untuk mengetahui faktor risiko serta penyebab hipertensi guna melakukan pencegahan sejak dini.
Baca juga: Mengenal Manfaat Buah Mengkudu untuk Kesehatan: Atasi Mual dan Hipertensi
Mengenal hipertensi
Melansir dari Webmd, tekanan darah adalah kekuatan darah saat mengalir melalui pembuluh di dalam tubuh. Pada kondisi yang normal, jantung memompa darah melalui pembuluh ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah melebar dan berkontraksi sesuai kebutuhan agar darah tetap mengalir dengan baik. Pada penderita hipertensi, darah mendorong terlalu keras ke pembuluh darah yang mana dapat merusak pembuluh darah itu sendiri, jantung dan organ lain.
Obesitas dan hipertensi pada anak
Obesitas dianggap sebagai risiko utama terjadinya hipertensi pada anak-anak. Prevelansi hipertensi pada remaja dengan kelebihan berat badan berkisar antara 3,8 persen hingga 24,8 persen.
Bahkan, studi telah menunjukkan bahwa obesitas pada masa kanak-kanak juga terkait dengan perkembangan hipertensi di masa depan, seperti yang dilansir dari jurnal American Academy of Pediatrics.
Moms, obesitas bukan hanya menjadi faktor risiko tekanan darah tinggi pada anak saja, tetapi obesitas juga bisa menempatkan si Kecil pada beberapa masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung serta diabetes.
Kenali penyebab dan faktor risiko hipertensi pada anak
Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), studi CDC menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 25 remaja yang berusia 12 hingga 19 tahun menderita hipertensi, sedangkan 1 dari 10 remaja mengalami peningkatan tekanan darah (prehipertensi).
Hipertensi yang terjadi pada anak seringkali dikaitkan dengan kondisi kesehatan lain, misalnya saja kelainan jantung, penyakit ginjal, kondisi genetik, atau bahkan kelainan hormonal.
Anak-anak memasuki usia dewasa, terutama mereka yang memiliki kelebihan berat badan lebih mungkin mengalami hipertensi primer.
Moms, penyebab hipertensi juga bisa dilihat dari faktor risikonya. Perlu Moms ketahui bahwa, faktor risiko hipertensi sangat bergantung pada kondisi kesehatan, genetik, hingga gaya hidup. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Hipertensi primer
Hipertensi primer terjadi dengan sendiri, dalam arti tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Jenis hipertensi ini lebih sering terjadi pada anak yang lebih besar, umumnya berusia 6 tahun atau lebih.
Adapun beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi primer di antaranya adalah:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
- Menderita diabetes tipe 2
- Memiliki kolesterol tinggi
- Mengonsumsi terlalu banyak garam
- Kurang aktif secara fisik.
Hipertensi sekunder
Berbeda dengan hipertensi primer, hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari. Beberapa faktor risiko hipertensi sekunder meliputi:
- Penyakit ginjal
- Masalah pada jantung
- Hipertiroidisme
- Penyempitan arteri ke ginjal
- Gangguan tidur, terutama obstructive sleep apnea
- Obat-obatan tertentu.
Baca juga: Obesitas pada Anak Bisa Akibatkan Penyakit Kronis Lho! Ini Dia Dampak Lainnya
Apa gejala hipertensi pada anak?
Tekanan darah tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, jika hipertensi berlangsung parah, ini dapat menimbulkan beberapa gejala, termasuk:
- Sakit kepala
- Muntah
- Nyeri dada
- Kejang
- Detak jantung yang cepat atau berdebar-debar (palpitasi)
- Sesak napas.
Gejala hipertensi tidak boleh dibiarkan dan harus segera ditangani.
Cara mencegah hipertensi pada anak
Moms, hipertensi pada anak adalah kondisi yang harus diwaspadai. Sangat penting untuk melakukan pencegahan sejak dini.
Perubahan gaya hidup dapat dilakukan untuk mencegah atau menangani hipertensi, ini termasuk:
- Mengontrol berat badan anak
- Mengadopsi pola makan yang sehat, dengan mengonsumsi buah-buahan, sayuran, serta membatasi konsumsi lemak dan gula
- Membatasi garam pada makanan. Anak-anak yang berusia 4 hingga 8 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 1.200 mg garam sehari. Selain itu, batasi juga konsumsi makanan olahan yang sering kali tinggi akan natrium.
- Batasi waktu di depan layar. Untuk mendorong anak agar lebih aktif secara fisik, sebaiknya batasilah waktu di depan TV, komputer, atau perangkat lainnya. Idealnya, setelah anak berusia 2 tahun durasi di depan layar tidak lebih dari dua jam sehari
Nah, itulah beberapa informasi mengenai hipertensi pada anak. Kesehatan anak merupakan hal yang penting dan harus sangat diperhatikan. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan gaya hidup sehat agar anak terhindar dari hipertensi.
Jika Moms memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan hipertensi pada anak, Moms bisa berkonsultasi dengan kami melalui Aplikasi Good Doctor. Dokter terpercaya kami siap membantumu dengan layanan 24/7.