Share This Article
Di luar negeri, katuk memiliki berbagai macam penyebutan. Ada yang menyebutnya star gooseberry, atau menyebutnya dengan nama sweet leaf.
Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan sebutan katuk. Daunnya biasa dikonsumsi dan diolah menjadi sayur, yang biasanya dikonsumsi ibu menyusui. Sebab, manfaat daun katuk yang paling terkenal adalah untuk melancarkan ASI.
Di balik berbagai penyebutan itu, daun katuk dikenal dengan berbagai manfaatnya, sebab mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh.
Baca juga: 4 Fakta Penting Menyusui bagi Moms dengan Implan Payudara
Apa itu daun katuk?
Walaupun daun katuk sudah familiar, masih banyak orang yang belum mengetahui sebenarnya apa itu daun katuk. Daun katuk memiliki nama ilmiah Sauropus androgynus yang berarti sayuran daun yang tumbuh. Tanaman ini tersebar merata di Asia Tenggara.
Daun katuk banyak dianjurkan pada ibu menyusui, karena khasiatnya sangat berperan dalam meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Tak heran jika saat ini banyak sekali produk susu yang dibuat dengan menggunakan daun katuk.
Daun katuk termasuk dalam suku phyllantheae yang berkerabat dengan tanaman menteng, berry, dan cermai. Tanaman ini termasuk dalam semak belukar yang jika tumbuh, tingginya bisa mencapai 2 hingga 3 cm.
Daunnya tumbuh secara acak di batang. Bentuk daunnya lonjong meruncing, dengan tulang daun yang menyirip. Warna daunnya sangat hijau saat masih muda, tetapi menjadi coklat kehijauan saat sudah tua. Daun katuk memiliki bunga berwarna ungu.
Kandungan nutrisi daun katuk
Di dalam daun katuk terdapat banyak zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Dilansir dari Nutritionaldiversity, daun katuk mengandung beberapa nutrisi di antaranya:
- Protein hingga 8 persen setiap 100 gram penyajiannya.
- Serat kasar sampai 20 persen
- Vitamin K
- Pro-vitamin A (beta-karoten)
- Vitamin B
- Vitamin C
- Kalsium
- Kalium
- Zat besi
- Fosfor
- Magnesium, dan
- Klorofil.
Manfaat daun katuk
Beberapa manfaat daun katuk di bawah ini bisa menjadi alasan kamu untuk mengonsumsinya tanpa perlu menunggu saat menjadi ibu menyusui. Manfaat daun katuk tersebut antara lain:
Daun katuk untuk melancarkan ASI
Manfaat daun katuk yang paling terkenal adalah dapat melancarkan ASI. Daun katuk juga dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Ini karena daun katuk mengandung banyak nutrisi seperti asam folat, vitamin A, B, dan C yang mampu meningkatkan hormon prolaktin.
Selain itu, kandungan polifenol dalam daun katuk juga meningkatkan kadar prolaktin. Namun, daun katuk bukan satu-satunya kunci meningkatkan produksi ASI. Ibu menyusui juga perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk membantu meningkatkan produksi ASI.
Manfaat daun katuk untuk ibu hamil
Terdapat tujuh senyawa kimia di dalam daun katuk yang bisa merangsang pertumbuhan hormon steroid (progesteron, testosteron, estradiol, dan glukokortiroid) dan senyawa eicosanoid. Jika wanita mengkonsumsi daun ini maka senyawa aktif tersebut akan merangsang hormon wanita.
Dengan begitu, saat dikonsumsi saat hamil, perkembangan hormon yang dipicu oleh senyawa-senyawa dalam daun katuk tersebut akan membuat kulit menjadi terawat secara alami.
Kulit menjadi lebih halus dan rambut pun ikut sehat dan lembut. Alhasil, mengonsumsi daun katuk bisa menjadi trik terbaik untuk kecantikan dan kesehatan di masa kehamilan.
Untuk program hamil
Memiliki anak adalah harapan dari setiap orangtua. Namun, tidak jarang setelah bertahun-tahun menikah, ada juga yang tetap tidak dikaruniai keturunan.
Mengonsumsi daun katuk sangat dianjurkan bagi pasangan yang ingin punya anak, terutama bagi pria karena bisa mempercepat peningkatan kualitas dan kuantitas sperma.
Banyak orang sering mengolah akar dan daun katuk dan menjadikannya sebagai obat herbal yang tepat untuk membantu kelancaran program hamil.
Anti peradangan
Kandungan daun katuk juga dipercaya memiliki khasiat untuk mengatasi peradangan. Ekstrak daun katuk dalam bentuk patch memiliki efek yang relatif sama dengan natrium diklofenak dalam penyembuhan radang.
Natrium diklofenak adalah obat jenis nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang digunakan untuk mengurangi zat dalam tubuh yang menyebabkan sakit dan peradangan.
Menghambat pertumbuhan bakteri
Kandungan etanol pada daun katuk dianggap dapat melawan mikroorganisme yang dapat merugikan tubuh. Kemampuan ini telah melalui uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol pada daun katuk.
Setidaknya kandungan etanol dapat menghambat pertumbuhan dua jenis bakteri yaitu staphylococcus aureus dan escherichia coli, dengan penggunaan jumlah konsentrasi tertentu. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyakit kulit dan endokarditis atau infeksi lapisan bagian dalam jantung.
Sementara escherichia coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam usus. Namun, beberapa diantaranya dapat menimbulkan infeksi yang cukup serius serta menyebabkan keracunan pada seseorang.
Mengatasi anemia
Kandungan klorofil pada daun katuk dianggap memiliki potensi sebagai alternatif pengobatan anemia hemolitik. Ini dimungkinkan karena klorofil diyakini meningkatkan sel darah merah dalam tubuh dan membantu regenerasi sel darah dengan membantu sel membawa lebih banyak oksigen.
Baca juga: Jangan Sampai Basi, Intip 8 Langkah Menyimpan dan Menghangatkan ASIP Berikut
Antioksidan
Kandungan flavonoid pada daun katuk menjadikannya antioksidan yang baik bagi tubuh. Sebab, antioksidan dapat menangkal efek buruk radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah tinggi di dalam tubuh dapat merusak sel dan mengakibatkan berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker.
Mencegah osteoporosis
Kalsium yang terkandung di dalamnya cukup baik, dan cocok dikonsumsi oleh wanita yang tidak ingin mengalami pengapuran tulang atau osteoporosis. Hingga 2,8 persen kalsium, kalium dan besi yang ada di dalam daun katuk dapat diolah untuk menghasilkan manfaat kesehatan yang sama seperti bayam.
Pengobatan influenza
Daun katuk mengandung efedrin yang sangat baik untuk penderita influenza. Selain itu, tanaman ini juga memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi sehingga dapat mengatasi gejala penyakit seperti anemia.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Daun katuk merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Kandungan vitamin C di dalamnya bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan jeruk atau jambu biji yang selama ini dikenal sebagai sumber vitamin C yang sangat baik.
Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama yang dibutuhkan tubuh dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), menyehatkan gusi, mengatur kadar kolesterol, dan meningkatkan imunitas.
Selain itu, vitamin C tubuh sangat diperlukan untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja secara maksimal.
Menjaga kesehatan mata
Daun katuk juga merupakan sumber vitamin A yang cukup baik. Vitamin A dibutuhkan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, dan menjaga kesehatan kulit.
Baik untuk tulang
Daun katuk juga memiliki kadar kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh.
Konsumsi kalsium yang kurang dari kebutuhan dapat mengakibatkan kerapuhan integritas tulang dan osteoporosis pada usia dini, umumnya terjadi pada wanita. Tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan oleh kadar kalsium dalam darah yang sangat rendah.
Pakan alternatif yang baik untuk ayam
Penelitian ini ternyata secara jelas menunjukkan bahwa 5 persen serbuk daun katuk memiliki efek nyata dalam meningkatkan kinerja berat badan, perlindungan profil hematologi, dukungan, dan perlindungan respons kekebalan tubuh pada ayam.
Pengujian pada hewan bahkan menunjukkan bahwa kadar klorofil yang tinggi dari dalam daun katuk adalah komponen terbaik untuk menyembuhkan gangguan usus besar.
Membantu mengatasi penyakit jantung
Kandungan daun katuk dipercaya dapat menjadi salah satu obat alternatif untuk penyakit jantung koroner atau yang biasa disebut antitrombotik. Penelitian masih perlu dikembangkan karena saat ini baru dilakukan pada tikus, terbukti bahwa daun katuk dapat digunakan sebagai antitrombotik.
Sebagai afrodisiak herbal
Meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia, daun katuk dipercaya berpotensi menjadi salah satu afrodisiak herbal. Afrodisiak adalah zat yang digunakan untuk merangsang daya seksual.
Daun katuk memiliki kandungan saponin, flavonoid dan alkaloid yang mendukungnya menjadi afrodisiak. Saponin dan flavonoid berperan meningkatkan kadar hormon testosteron. Sementara alkaloid berperan dalam pelebaran pembuluh darah yang berkaitan dengan daya seksual.
Saat ini, penelitian mengenai efektivitas daun katuk sebagai obat perangsang herbal baru dilakukan pada hewan. Di mana seekor tikus jantan mengalami peningkatan libido setelah pemberian daun katuk selama 14 hari.
Cara mengolah daun katuk
Daun katuk bisa dibuat menjadi sayur, tumisan, bahkan teh. Secara umum kamu bisa membuatnya menjadi lauk pendamping nasi dengan cara yang sama dengan saat kamu memasak tanaman sayuran apapun.
Namun, jika kamu ingin mengonsumsinya dengan cara yang sedikit berbeda, kamu bisa mengolahnya menjadi minuman teh katuk. Caranya mudah, keringkan daun katuk yang segar lalu simpan di dalam wadah kedap udara, lalu ikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Rebus daun katuk dalam 250 ml air
- Saat sudah mendidih, tuangkan ke dalam gelas
- Tambahkan madu atau lemon untuk menambah rasa
- Teh daun katuk siap disajikan
Efek samping daun katuk
Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi daun katuk yang berlebihan akan berdampak buruk pada kesehatan, di antaranya adalah:
Menyebabkan gangguan fungsi paru-paru
Mengonsumsi daun katuk berlebihan mengakibatkan penyakit bronchiolitis permanen.
Menyebabkan kematian
Daun katuk juga mengandung papaverina, yaitu alkaloid yang juga terkandung dalam candu. Jadi konsumsi berlebihan tanaman ini akan mengakibatkan kematian akibat racun.
Kehilangan nafsu makan
Selain itu dilansir dari Drhealthbenefits, penelitian di Taiwan menyebutkan bahwa konsumsi daun katuk mentah secara berkelanjutan sebanyak 150 mg per hari, selama dua minggu hingga tujuh bulan akan menghasilkan efek sesak napas, kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur.
Anjuran mengonsumsi daun katuk
Karena efek sampingnya, maka pengaturan konsumsi daun katuk sangat dianjurkan untuk direbus dulu karena pemanasan dapat merusak khasiat anti protozoa.
Ini bertujuan agar racun pada daun katuk dapat dikurangi atau bahkan hilang sama sekali. Konsumsi daun katuk mentah juga tidak dianjurkan.
Untuk mengurangi efek samping daun katuk, sebaiknya konsumsi dalam jumlah sedikit (maksimal 50 g per hari), daunnya dimasak terlebih dahulu, dan tidak dikonsumsi terus-menerus selama lebih dari 3 bulan.
Masih punya pertanyaan lain seputar daun katuk? Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!