Kesemutan, mati rasa, nyeri di lengan serta tangan dan kaki adalah tanda umum neuropati diabetik, atau kerusakan saraf akibat diabetes yang memicu.
Hingga 70 persen penderita diabetes akan mengembangkan beberapa jenis neuropati, dan menjadikannya salah satu efek samping paling umum dari penyakit ini. Bagaimana proses diabetes memicu kerusakan saraf? Simak penjelasannya yuk.
Bagaimana proses diabetes memicu kerusakan syaraf?
Melansir penjelasan dari laman Medical News Today, neuropati atau kerusakan saraf akibat diabetes dapat terjadi ketika kadar lemak atau gula yang tinggi dalam darah merusak saraf di tubuh. Ini dapat memengaruhi hampir semua saraf di tubuh, dengan berbagai gejala.
Tentu saja kondisi tersebut membuat dinding pembuluh darah (kapiler) menjadi lemah, dan tidak bisa memberi asupan oksigen serta gizi pada saraf. Pada akhirnya, sel saraf pun menjadi rusak.
Kadar trigliserida yang tinggi, lemak pada darah yang diukur selama pemeriksaan kolesterol, juga dikaitkan dengan perkembangan kerusakan saraf. Kombinasi faktor pemicu kerusakan saraf lainnya meliputi:
- Tekanan darah tinggi
- Merokok
- Penggunaan alkohol
- Memiliki penyakit hati atau ginjal kronis
- Kekurangan vitamin B
- Konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat antikanker, juga dikaitkan dengan penyebab neuropati.
Saraf sangat penting untuk organ-organ tubuh bekerja dengan baik. Fungsi dari saraf sendiri memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari seperti memungkinkan orang untuk bergerak, mengirim pesan tentang perasaan, dan mengontrol fungsi otomatis, seperti bernapas.
Kerusakan saraf ini sendiri ada beberapa tipe, seperti melibatkan saraf tepi, sementara yang lain merusak saraf yang memasok organ dalam, seperti jantung, kandung kemih, dan usus.
Dengan cara ini, dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh. Antara sepertiga dan setengah penderita diabetes memiliki neuropati.
Baca juga: Ini Syarat Utama Pasien Diabetes Boleh Divaksin COVID-19
Apa saja gejala neuropati diabetik?
Ada empat jenis utama neuropati diabetik. Namun parahnya ketika mengalami kerusakan saraf akibat diabetes kamu dapat merasakan satu jenis atau lebih gejalanya.
Gejala akan tergantung pada jenis yang dimiliki dan saraf mana yang terpengaruh. Biasanya gejala berkembang secara bertahap. Kamu mungkin tidak menyadari adanya gangguan tertentu pada organ tubuh sampai kerusakan saraf yang parah terjadi.
Seperti dilansir dari laman Mayo Clinic berikut ini beberapa gejala yang dialami sesuai dengan jenis neuropatinya:
1. Neuropati perifer
Jenis neuropati ini juga dapat disebut neuropati perifer simetris distal. Kondisi ini adalah jenis neuropati diabetes yang paling umum dialami oleh pasien diabetes. Neuropati perifer memengaruhi kaki dan tungkai, diikuti oleh tangan dan lengan.
Tanda dan gejala neuropati perifer seringkali memburuk pada malam hari, dan disertai dengan beberapa hal ini:
- Mati rasa atau berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri atau perubahan suhu
- Kesemutan atau sensasi terbakar
- Nyeri atau kram tajam
- Peningkatan kepekaan terhadap sentuhan bagi sebagian orang, bahkan berat sprei bisa menyakitkan
- Masalah kaki yang serius, seperti luka yang dalam, infeksi, serta nyeri tulang dan sendi.
2. Neuropati otonom
Sistem saraf otonom mengontrol jantung, kandung kemih, perut, usus, organ seks, dan mata. Diabetes dapat memengaruhi saraf di salah satu area berikut, dan menyebabkan:
- Kurangnya kesadaran bahwa kadar gula darah rendah (ketidaksadaran hipoglikemia)
- Masalah kandung kemih atau usus
- Pengosongan perut yang lambat (gastroparesis), menyebabkan mual, muntah dan kehilangan nafsu makan
- Perubahan cara mata menyesuaikan dari terang ke gelap
- Respons seksual menurun.
3. Neuropati proksimal
Jenis neuropati ini juga disebut amiotrofi diabetik sering memengaruhi saraf di paha, pinggul, bokong, atau kaki. Itu juga dapat memengaruhi area perut dan dada.
Gejala biasanya di satu sisi tubuh, tetapi bisa menyebar ke sisi lain. Berikut ini beberapa hal yang mungkin kamu alami jika menderita neuropati proksimal:
- Nyeri hebat di pinggul dan paha atau bokong
- Akhirnya otot paha melemah dan menyusut
- Kesulitan bangkit dari posisi duduk
- Sakit perut yang parah.
4. Mononeuropati
Ada dua jenis mononeuropati yaitu kranial dan perifer. Mononeuropati mengacu pada kerusakan saraf tertentu. Mononeuropati juga dapat menyebabkan:
- Kesulitan fokus atau penglihatan ganda
- Sakit di belakang satu mata
- Kelumpuhan di satu sisi wajah atau menderita bell’s palsy
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau jari, kecuali jari kelingking
- Tangan menjadi lemah saat memegang barang.
Kapan harus ke dokter?
Sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter, ketika kamu mengalami beberapa hal berikut ini:
- Luka di kaki yang terinfeksi atau tidak dapat disembuhkan
- Rasa terbakar, kesemutan, dan nyeri di tangan atau kaki yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidur.
- Perubahan pencernaan, buang air kecil atau fungsi seksual
- Pusing dan pingsan.
American Diabetes Association merekomendasikan agar skrining untuk neuropati diabetik dimulai setelah seseorang didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Dan lima tahun setelah diagnosis untuk seseorang dengan diabetes tipe 1. Setelah itu, skrining direkomendasikan setiap tahun.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.