Share This Article
Diabetes menjadi penyakit kronis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Bahkan menurut data Kemenkes, Indonesia menduduki peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak.
Bukan hanya menyebabkan risiko komplikasi penyakit lain, diabetes juga dapat memicu ketidaksuburan pada pria dan wanita lho. Sehingga pasangan yang memiliki penyakit diabetes seringkali mengalami kesulitan untuk hamil.
Seperti apa kira-kira gangguan ketidaksuburan yang bisa muncul akibat diabetes? Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini.
Diabetes dan gangguan kesuburan pada pria
Penyakit diabetes memiliki kaitan dengan tingkat kesuburan yang lebih rendah. Hal ini terjadi akibat munculnya beberapa gangguan seksualitas seperti di bawah ini:
Disfungsi ereksi (DE)
Disfungsi ereksi adalah masalah umum yang terkait dengan diabetes. Gangguan ini menyebabkan pria kesulitan mendapatkan ereksi atau mempertahankan ereksi.
Hal ini disebabkan oleh neuropati (kerusakan saraf) dan berkurangnya sirkulasi darah akibat diabetes yang kurang terkontrol atau diabetes sudah berlangsung lama.
Kadar glukosa darah, tekanan darah dan kolesterol tinggi, sangat berpengaruh pada peningkatan risiko seorang pria kesulitan ereksi.
Kualitas sperma menurun
Penelitian menunjukkan bahwa diabetes dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma, tetapi diabetes tampaknya tidak mempengaruhi motilitas sperma (kemampuan sperma untuk bergerak menuju sel telur) atau menyebabkan kemandulan.
Penderita diabetes rata-rata memiliki masalah dengan obesitas. Kondisi tersebut diketahui dapat menurunkan tingkat kehamilan serta meningkatkan kemungkinan keguguran lebih besar.
Meskipun obesitas tidak secara langsung memengaruhi motilitas sperma, ada bukti yang menunjukkan bahwa obesitas dikaitkan dengan penurunan konsentrasi sperma.
Ejakulasi terbelakang
Ejakulasi terbelakang atau tertunda adalah istilah yang menggambarkan kesulitan dalam mencapai ejakulasi. Masalah ini dapat terjadi jika saraf di penis rusak. Kurangnya kepekaan saraf merupakan salah satu masalah yang memengaruhi kemampuan ejakulasi.
Hipogonadisme (kadar testosteron rendah)
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 4 pria dengan diabetes tipe 2 memiliki kadar testosteron rendah (hipogonadisme).
Kadar testosteron rendah dapat menyebabkan masalah seperti jumlah sperma yang rendah, disfungsi ereksi, dan penurunan gairah seks.
Ejakulasi retrograde
Masalah lain yang mungkin timbul dari neuropati (neuropati otonom) adalah ejakulasi retrograde. Ini terjadi jika saraf tidak dapat mengontrol otot-otot kandung kemih sehingga tidak mampu menutup titik ejakulasi. Akibatnya air mani masuk ke kandung kemih daripada keluar melalui penis.
Diabetes dan gangguan kesuburan pada wanita
Sementara itu, pada wanita diabetes akan menimbulkan masalah kesuburan yang meliputi:
Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
PCOS adalah kondisi umum di mana sejumlah besar kista berkembang di ovarium. Wanita dengan PCOS memiliki kadar testosteron lebih tinggi dari biasanya (hiperandrogenisme).
PCOS biasanya ditandai dengan menstruasi tidak teratur (oligomenore) atau tidak ada menstruasi (amenore sekunder) yang menyebabkan ketidaksuburan pada wanita.
Kondisi PCOS secara khusus telah dikaitkan dengan obesitas dan diabetes tipe 2. Orang dengan diabetes tipe 1 yang mengonsumsi insulin dalam jumlah tinggi setiap hari juga berisiko menderita PCOS.
Oligomenore dan amenore sekunder
Oligomenore adalah istilah untuk menstruasi tidak teratur dengan interval 35 hari atau lebih di antara setiap periode.
Sementara amenore sekunder adalah kondisi di mana wanita sebelumnya memiliki siklus menstruasi yang normal tetapi telah berhenti mendapatkan menstruasi selama 6 bulan atau lebih.
Penyakit diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 dikaitkan dengan peningkatan risiko menstruasi terlambat dan tidak ada menstruasi (oligomenore dan amenore sekunder).
Kanker endometrium (kanker rahim)
Kanker endometrium merupakan kondisi yang lebih sering terjadi pada wanita dengan diabetes tipe 2 dan PCOS. Penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan jika tidak didiagnosis dan diobati sejak dini.
Komplikasi mikrovaskular dan kardiovaskular diabetes
Berdasarkan data dari Diabetes.co.uk, wanita dengan diabetes tipe 1 dengan komplikasi diabetes, termasuk mikrovaskular (retinopati, neuropati dan nefropati) dan komplikasi kardiovaskular, diketahui mengalami tingkat kesuburan jauh lebih rendah.
Menopause dini
Menopause dini dikenal sebagai kegagalan ovarium prematur. Kondisi ini didefinisikan sebagai kondisi saat menstruasi berhenti sebelum usia 40 tahun. Wanita yang memiliki diabetes tipe 1 risiko lebih besar mengalami masalah menstruasi termasuk menopause dini.
Keguguran
Ketika berhasil hamil, wanita dengan diabetes memiliki risiko lebih besar mengalami keguguran. Terutama jika diabetes tidak terkontrol dengan baik sebelum atau selama kehamilan.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengontrol kadar glukosa darah dengan baik sebelum berniat untuk hamil.
Bila kamu memiliki penyakit diabetes dan sedang berusaha memiliki keturunan, sebaiknya berkonsutasilah dengan dokter. Dokter dapat membantumu mendapatkan perawatan tertentu sehingga kehamilan dapat berjalan dengan lancar.
Informasi kesehatan lainnya bisa ditanyakan pada dokter di Good Doctor. Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!