Share This Article
Sebagian penderita diabetes enggan mengonsumsi obat tertentu karena khawatir dapat merusak kesehatan ginjal.
Temuan ini disampaikan Prof Sidartawan Soegondo, seorang dokter spesialis penyakit dalam, di salah satu rumah sakit di Jakarta. Apakah faktanya benar demikian? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut.
Baca juga: Mengenal 5 Fakta tentang “Fenomena Fajar” Pada Penderita Diabetes
Mengenal penyakit diabetes
Diabetes adalah gangguan metabolik yang terjadi ketika tubuh tidak mampu menghasilkan dan atau meregulasikan hormon insulin, untuk mengubah gula darah menjadi energi.
Kegagalan tersebut kemudian membuat tubuh menyimpan gula darah dalam jumlah yang tinggi. Jika tidak segera diobati, diabetes dapat merusak saraf, mata, ginjal, dan organ lainnya. Dilansir dari Healthline, ada beberapa jenis diabetes:
- Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas, tempat insulin dibuat.
- Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin, sehingga gula menumpuk di dalam darah.
- Pradiabetes terjadi ketika gula darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikenakan diagnosis diabetes tipe 2.
- Gestational diabetes adalah gula darah tinggi selama kehamilan. Hormon penghambat insulin yang diproduksi oleh plasenta menyebabkan jenis diabetes ini.
Penanganan medis untuk penyakit diabetes
Setiap jenis diabetes memiliki langkah perawatan yang berbeda. Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana ini dapat berbeda satu sama lain lewat ulasan berikut:
Diabetes tipe 1
Pengobatan utama untuk diabetes tipe 1 adalah insulin untuk menggantikan hormon yang tidak dapat atau cukup diproduksi tubuh. Umumnya ada empat jenis insulin yang digunakan, dan semua dibedakan berdasarkan seberapa cepat mereka mulai bekerja, serta berapa lama efeknya bertahan.
Diabetes tipe 2
Diet dan olahraga dapat membantu beberapa orang mengelola diabetes tipe 2. Namun jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk menurunkan gula darah, maka kamu perlu minum obat tertentu untuk mengatasinya.
Diabetes gestasional
Kamu harus memantau kadar gula darah beberapa kali sehari selama kehamilan. Jika tinggi, perubahan pola makan dan olahraga mungkin perlu dilakukan untuk menurunkannya.
Lalu benarkah obat diabetes bisa merusak ginjal?
Klaim bahwa obat diabetes dapat merusak ginjal adalah mitos. Prof Sidartawan menjelaskan bahwa yang merusak ginjal pada penderita diabetes sejatinya adalah jika diabetesnya tidak terkontrol.
Hal ini juga disampaikan dalam ulasan di National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease yang menyebutkan bahwa glukosa darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal dan membuatnya tidak bekerja dengan baik.
Memiliki diabetes untuk waktu lama juga meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kerusakan ginjal, karena tugas utama ginjal adalah menyaring limbah dan air ekstra dari darah dan dikeluarkan dalam bentuk urine.
Ketika ginjal rusak, ia tidak dapat menyaring darah seperti seharusnya, dan menyebabkan limbah termasuk gula darah menumpuk di tubuh. Kerusakan ginjal yang disebabkan oleh diabetes biasanya terjadi secara perlahan, selama bertahun-tahun.
Obat diabetes justru dapat membantu menjaga kesehatan ginjal
Dilansir dari Web MD, studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa obat diabetes dapat mengurangi kemungkinan kematian akibat gagal ginjal dan penyakit jantung pada pasien diabetes.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 4.400 pasien dengan diabetes dan penyakit ginjal di 34 negara. Sebanyak setengah peserta mengambil Obat diabetes dan sisanya mengambil pil plasebo “dummy“. Semua peserta diketahui menerima perawatan untuk penyakit ginjal sesuai dengan pedoman saat ini.
Hasilnya diketahui bahwa peserta yang mengonsumsi Obat diabetes memiliki risiko 30 persen lebih rendah terkena gagal ginjal, dan 30 persen risiko lebih rendah meninggal akibat gagal ginjal atau penyakit jantung.
Mereka juga memiliki 20 persen risiko lebih rendah mengalami gangguan jantung seperti serangan jantung, stroke, atau kematian terkait jantung, dan 39 persen risiko lebih rendah menjalani rawat inap karena gagal jantung.
Baca juga: Catat, Berikut Gejala Emboli Paru yang Harus Diwaspadai
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini ya.