Share This Article
Stroke adalah kondisi saat suplai darah ke otak berkurang atau terganggu. Ini membuat jaringan otak kekurangan oksigen, sehingga terjadi kerusakan pada jaringan dan sel otak.
Rusaknya otak dapat memengaruhi kemampuan bicara pada seseorang. Karena Pada dasarnya pemahaman dan kemampuan bicara dikendalikan oleh otak.
Baca Juga: Anak Punya Masalah Gangguan Bicara? Yuk, Kenali Lebih Dalam Terapi Wicara
Hubungan disartria dan stroke
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kerusakan otak akibat stroke dapat menimbulkan gejala ganguan bicara yang disebut disartria. Disartria ini disebut juga sebagai gangguan bicara motorik.
Terjadi saat seseorang tidak dapat mengoordinasikan atau mengontrol otot yang digunakan untuk bicara. Seperti otot di wajah, mulut dan sistem pernapasan.
Disartria hanyalah satu dari beberapa jenis gangguan bicara. Untuk lebih mudahnya, disartria ini adalah gangguan bicara yang secara khusus terjadi karena kelemahan otot.
Penyebabnya adalah rusaknya sistem saraf yang melemahkan otot. Rusaknya sistem saraf di otak akibat stroke adalah salah satu penyebabnya. Disartria juga bisa terjadi karena penyebab lainnya.
Penyebab disartria selain stroke
Stroke memang dikenal sebagai salah satu kondisi yang menyebabkan disartria. Tetapi kerusakan saraf lainnya juga bisa menyebabkan gangguan bicara ini, di antaranya:
- Kondisi neurologis Seperti epilepsi, amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dan penyakit parkinson
- Tumor otak
- Trauma akibat cedera kepala atau leher, serta benturan benda tumpul yang berulang pada tengkorak
- Peradangan akibat autoimun, ensefalitis dan meningitis
- Kondisi vascular seperti penyakit moyamoya
- Terpapar zat beracun Seperti logam berat, karbon monoksida atau alkohol.
Apa saja tanda dan gejala disartria?
Menurut American Speech Language Hearing Association, disartria dapat memengaruhi satu atau lima sistem yang diperlukan saat seseorang berbicara. Kelima sistem tersebut:
- Respirasi: Pergerakan darah yang melintasi pita suara, menciptakan suara yang menjadi kata-kata.
- Fonasi: Sistem aliran udara dari paru-paru ditambah getaran pita suara untuk menghasilkan suara ucapan.
- Resonansi: Mengacu pada kualitas suara ucapan
- Artikulasi: Bentuk suara menjadi kata yang dikenali dengan vokal. Serta konsonan yang tepat dan akurat.
- Prosodi: Irama dan intonasi yang memberi arti pada kata dan frasa.
Kelima sistem tersebut bekerja sama, yang artinya jika satu sistem terpengaruh, maka dapat memengaruhi sistem lainnya. Sehingga orang yang mengalami disartria mungkin mengalami beberapa gejala seperti berikut ini:
- Suara pelan atau keras
- Nada monoton
- Suara serak
- Suara sengau
- Tremor vokal
- Bicara terlalu cepat atau lambat
- Suara konsonan dan vokal yang tidak tepat.
Selain itu, penderita disartria juga mungkin mengalami gejala fisik seperti:
- Tremor atau gerakan rahang, lidah atau bibir yang terjadi dengan sendirinya
- Refleks muntah
- Gerakan otot yang berlebih
- Lemah otot.
Baca Juga: Mengenal Gejala Stroke Batang Otak
Jenis-jenis disartria
Disartria dapat terjadi karena kondisi tertentu yang mendasarinya. Tapi bisa juga berkembang dari waktu ke waktu, karena beberapa kondisi tertentu. Berikut beberapa jenis disartria yang umum terjadi.
Disartria spastik
Jenis disartria spastik terjadi akibat kerusakan neuron motorik di sistem saraf pusat. Sistem ini meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
Disartria flaksid
Jika mengalami disartria flaksid, seseorang akan kesulitan mengucapkan konsonan. Kerusakan sistem saraf tepi yang biasanya menyebabkan disartria jenis ini. Sistem saraf tepi adalah yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh.
Disartria ataksik
Koordinasi yang buruk dan cadel adalah gejala dari disartria ataksik. Biasanya terjadi akibat kerusakan otak kecil. Di mana bagian otak ini bertanggung jawab untuk menerima informasi sensorik dan mengatur gerakan.
Disartria hipokinetik
Terjadi akibat rusaknya sistem ekstrapiramidal otak. Ini adalah sistem yang bertugas mengoordinasikan gerakan otot bawah sadar. Biasanya akan menimbulkan gejala berupa:
- Suara datar atau monoton
- Sulit memulai kalimat
- Gagap atau cadel
- Sulit mengucap konsonan
- Kaku atau sulit bergerak di bagian wajah dan leher
- Sulit menelan
- Tremor atau kejang otot.
Disatria hiperkinetik
Jenis disartria hiperkinetik terjadi akibat kerusakan bagian otak yang disebut ganglia basal. Kerusakan ganglia basal ini dapat berkembang akibat dari penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Huntington.
Dalam banyak kasus, menurut Healthline, ahli patologi wicara-bahasa data dapat membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi, jika mengalami disartria.
Tentunya rekomendasi menemui ahli wicara-bahasa dapat diberikan oleh dokter, setelah melakukan diagnosis pada kondisi yang kamu alami.
Demikian informasi tentang gangguan bicara disartria yang dapat terjadi pada penderita stroke.
Konsultasikan masalah kesehatan kamudan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!