Share This Article
Ciri-ciri kanker anus atau dubur seringkali tidak diketahui penderitanya karena mirip dengan penyakit lain. Pada dasarnya, kanker anus jarang terjadi, namun jumlah kasus baru terus meningkat.
Karena itu, siapapun yang memerhatikan perubahan di area anus harus segera menemui dokter. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ciri-ciri kanker anus yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Tips Mencegah Kanker Keturunan yang Bisa Diterapkan Sejak Dini
Apa saja itu kanker anus?
Dilansir dari Mayo Clinic, kanker anus merupakan jenis kanker yang terjadi di saluran anus. Saluran anus sendiri adalah tabung pendek di ujung rektum tempat tinja atau feses dikeluarkan dari tubuh.
Menurut American Cancer Society atau ACS, kemungkinan ada sekitar 8.300 kasus baru pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, 5.530 kasus kanker anus akan menyerang wanita dan 2.770 akan memengaruhi pria.
ACS memperkirakan sekitar 1.280 orang meninggal akibat menderita kanker anus, termasuk 760 perempuan dan 520 laki-laki. Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko kanker anus, namun infeksi dua jenis human papillomavirus atau HPV merupakan penyebab yang paling sering.
Kanker anus jarang terjadi sebelum usia 35 tahun. Usia rata-rata diagnosis adalah ketika seseorang berusia awal 60-an. Sekitar 1 dari 500 orang akan mengembangkan kanker anus pada suatu waktu.
Ciri-ciri kanker anus secara umum
Kanker anus dapat menyebabkan tanda dan gejala, seperti perdarahan rektal dan nyeri pada bagian anus. Karena gatal di anus bisa menjadi gejala kanker, banyak orang yang mengaitkannya dengan wasir. Wasir adalah penyebab perdarahan rektal yang jinak dan cukup umum.
Selain perdarahan dan rasa gatal, kanker anus juga bisa ditandai dengan beberapa gejala lainnya. Tanda dan gejala yang paling umum dan perlu kamu ketahui dari kanker anus, antara lain sebagai berikut:
- Terdapat benjolan atau massa di lubang anus.
- Nyeri atau perasaan penuh di area rektal.
- Penyempitan tinja atau perubahan lain pada pergerakan usus.
- Keluarnya cairan abnormal dari anus atau dubur.
- Inkontinensia tinja atau kehilangan kendali pada usus.
- Kelenjar getah bening membengkak di daerah anus atau selangkangan.
Beberapa ciri-ciri kanker anus ini juga bisa disebabkan oleh wasir, kutil dubur, atau robekan pada anus. Namun, seseorang harus segera memeriksakan diri ke dokter, untuk mengesampingkan risiko kanker.
Bagaimana pengobatan terhadap kanker usus?
Apabila ciri-ciri kanker anus sudah diketahui, maka pemeriksaan bersama dokter perlu segera dilakukan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan dengan tepat. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi pilihan pengobatan.
Beberapa faktor yang dimaksud, meliputi ukuran, stadium atau tingkat kanker, penyebaran kanker, usia individu, dan kesehatan secara keseluruhan. Pilihan pengobatan kanker anus yang biasa diberikan dokter, berupa:
Kemoterapi
Untuk pengobatan ini, obat kemoterapi akan disuntikkan ke pembuluh darah atau diminum sebagai pil. Bahan kimia kemudian menyebar ke seluruh tubuh, membunuh sel yang tumbuh dengan cepat seperti sel kanker.
Sayangnya, pengobatan ini juga menyebabkan kerusakan sel-sel sehat yang tumbuh dengan cepat termasuk di saluran pencernaan dan di folikel rambut. Karena itu, hal ini akan mengakibatkan efek samping yakni mual, muntah, dan rambut rontok.
Terapi radiasi
Terapi untuk mengobati kanker anus ini menggunakan sinar bertenaga tinggi, seperti sinar-X dan proton untuk membunuh sel kanker. Selama terapi radiasi, kamu akan diposisikan di atas meja dan mesin besar bergerak untuk mengarahkan pancaran radiasi pada target kanker.
Perlu diketahui, radiasi dapat merusak jaringan sehat di dekat tempat yang diarahkan. Efek samping mungkin termasuk kemerahan pada kulit, luka di dalam serta sekitar anus, serta pengerasan dan penyusutan saluran anus.
Pembedahan atau operasi
Jenis pembedahan tergantung pada ukuran dan posisi tumor. Beberapa jenis operasi untuk mengatasi kanker anus, yakni:
- Reseksi. Dokter bedah mengangkat tumor kecil dan beberapa jaringan di sekitarnya. Pembedahan ini mungkin dilakukan jika kanker tidak memengaruhi sfingter anus atau otot. Setelah prosedur ini, penderita masih bisa buang air kecil.
- Reseksi abdominoperineal. Dokter bedah mengangkat anus, rektum, dan bagian anus. Biasanya, setelah prosedur ini penderita tidak akan bisa buang air besar sehingga dokter akan membuat kolostomi atau membawa ujung usus ke bagian luar perut.
Baca juga: Gejala-gejala Awal Kanker Serviks: Perdarahan Tidak Normal hingga Nyeri Panggul
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!