Share This Article
Beberapa jenis pengobatan kanker pada anak dapat menimbulkan efek samping tertentu pada kesehatan lho.
Beberapa pasien mungkin mengalami efek samping ringan, sementara pasien lain mungkin mengalami masalah yang lebih parah.
Nah, untuk lebih jelasnya mengenai efek samping pengobatan kanker pada anak, yuk simak ulasan berikut ini.
Efek samping berbeda tergantung jenis pengobatannya
Efek samping pengobatan kanker pada anak dapat berbeda-beda tergantung pada jenis perawatan yang dijalani.
Kemoterapi dan terapi radiasi adalah dua jenis pengobatan kanker yang paling umum. Keduanya bekerja dengan cara menghancurkan sel-sel kanker yang tumbuh dengan cepat.
Tetapi pengobatan tersebut juga dapat merusak sel sehat, seperti sel darah dan rambut, sehingga menyebabkan reaksi merugikan pada tubuh.
Untungnya, sebagian besar efek samping bersifat sementara. Saat sel normal tubuh pulih, masalah ini mulai hilang.
Baca Juga : Benarkah Kanker pada Anak Lebih Mudah Sembuh? Ini Penjelasannya
Efek samping umum dari kemo dan terapi radiasi
Baik terapi radiasi atau kemoterapi memiliki efek samping masing-masing. Efek samping kemo bergantung pada jenis obat yang digunakan, dosis, dan kesehatan anak secara keseluruhan.
Sementara, efek samping radiasi cenderung memengaruhi area yang dirawat. Tapi efeknya masih bergantung pada dosis radiasi yang diberikan, lokasi di tubuh, dan apakah radiasi itu internal atau eksternal.
Berikut beberapa efek samping yang umum terjadi saat melakukan kemoterapi atau terapi radiasi:
1. Kelelahan
Anak-anak dapat merasakan kelelahan atau bahkan pusing selama pengobatan kemo maupun terapi radiasi. Ini dapat berlangsung selama atau bahkan sampai setelah perawatan.
Sebaiknya kurangi aktivitas dan istirahat sebanyak mungkin agar tubuh kembali pulih.
2. Gejala mirip flu
Efek samping umum yang kedua adalah munculnya gejala mirip flu. Beberapa obat kanker tampaknya memicu respons peradangan normal tubuh, menghasilkan gejala seperti flu atau pilek, kedinginan, dan batuk.
Untuk mengatasinya, dorong anak agar minum banyak cairan untuk membantu membersihkan lendir berlebih. Bisa juga tanyakan ke dokter apakah ada obat khusus untuk mengatasi efek samping tersebut.
3. Rasa sakit
Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, atau bahkan kerusakan saraf sementara, yang dapat menyebabkan rasa terbakar, mati rasa, atau kesemutan pada tangan dan kaki.
Jika ini terjadi, dokter dapat meresepkan obat-obatan yang dapat membantu. Jangan pernah menggunakan obat-obatan yang dijual bebas atau herbal tanpa persetujuan dokter, karena ini dapat berinteraksi dengan obat kemo.
Baca Juga : Cara Mendeteksi Kanker pada Anak dan Pencegahannya
4. Luka di area mulut
Efek pengobatan kanker anak yang berikutnya adalah luka di mulut, gusi sensitif, tenggorokan teriritasi, dan peningkatan risiko kerusakan gigi. Ini dapat terjadi baik pada kemoterapi maupun terapi radiasi (khususnya pada kepala dan leher).
Untuk mengurangi iritasi, dokter mungkin akan meresepkan obat kumur. Saat ini terjadi, anak disarankan mengonsumsi makanan yang lunak dan dingin agar lebih mudah dimakan.
Hindari makanan dengan asam yang tinggi serta jus seperti jeruk atau tomat.
5. Permasalahan gastrointestinal
Banyak jenis obat kemo diketahui menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sembelit, atau diare. Obat-obatan dapat mencegah atau meredakan banyak gejala ini.
Anak-anak juga sering mengalami perubahan preferensi rasa saat menjalani kemo (mereka tidak dapat mentolerir bau atau tekstur tertentu, misalnya). Jika nafsu makan anak berkurang, coba tawarkan beberapa jenis makanan dalam porsi kecil.
Jangan lupa untuk memastikan anak terhidrasi dengan memberikan air, jus, atau kaldu. Gejala gastrointestinal yang berhubungan dengan radiasi cenderung tidak separah yang disebabkan oleh kemoterapi, kecuali pada anak-anak yang terkena radiasi ke area panggul atau perut.
6. Masalah kulit
Efek samping pengobatan kanker pada anak berikutnya adalah perubahan pada kondisi kulit. Obat kemo biasanya menyebabkan ruam, kemerahan, dan jenis iritasi kulit lainnya.
Terutama jika anak terkena radiasi sebelum melakukan kemo atau “radiation recall“. Terapi radiasi sendiri dapat menyebabkan gejala yang sama, mulai dari lecet, pengelupasan, dan pembengkakan di area pengobatan.
Untuk mengatasinya berilah anak pakaian katun lembut yang longgar sehingga membantu mengatasi ketidaknyamanan yang timbul. Selain itu, dokter mungkin juga akan memberikan resep krim atau salep khusus.
Baca Juga : Moms, Berikut Penyebab Kanker Darah pada Anak yang Perlu Diwaspadai
7. Perubahan berat badan
Saat menjalani pengobatan kanker, anak dapat mengalami kenaikan atau penurunan berat badan. Terutama anak yang menjalani pengobatan dengan obat steroid.
Mereka yang menggunakan steroid dapat mengalami peningkatan nafsu makan dan mengalami kenaikan berat badan di tempat yang tidak biasa, seperti pipi atau belakang leher.
Anak-anak lain mungkin mengalami penurunan nafsu makan atau kesulitan menahan makanan (terutama jika mereka merasa mual setelah kemo).
8. Rambut rontok
Efek samping lain yang umum terjadi adalah kerontokan rambut yang ada di seluruh tubuh. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat menyebabkan kerontokan rambut di area tersebut. Namun radiasi di tempat lain tidak akan menyebabkan rambut di kepala rontok.
Saat ini terjadi mungkin anak akan bereaksi terhadap kerontokan rambut dengan tenang, sementara yang lain merasa kesal. Beri tahu anak bahwa rambutnya akan tumbuh kembali.
9. Masalah ginjal dan kandung kemih
Efek samping pengobatan kanker pada anak yang berikutnya adalah permasalahan pada ginjal dan kandung kemih.
Tes darah rutin dapat dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal. Tetap terhidrasi dengan baik dapat membantu masalah ini.
Beri tahu dokter jika anak kamu memiliki darah saat buang air kecil atau mengalami masalah buang air kecil.
Baca Juga : 7 Tips Mendampingi dan Merawat Anak dengan Kanker
10. Anemia
Obat-obatan kemoterapi dan radiasi dapat menghancurkan semua jenis sel darah yang sehat dan merusak produksi sel darah baru.
Rendahnya kadar sel darah merah dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, pucat, sesak napas, dan detak jantung yang cepat.
11. Masalah pembekuan darah
Pengobatan kemoterapi dapat memengaruhi kinerja trombosit yang membantu penggumpalan darah. Kadar trombosit rendah atau trombositopenia, dapat menyebabkan perdarahan.
Hal ini dapat menyebabkan bintik-bintik merah kecil pada kulit, buang air besar berdarah, feses hitam, muntah, atau pendarahan dari hidung, gusi.
12. Neutropenia
Sel darah putih (leukosit) juga bisa habis selama atau setelah pengobatan kanker. Sel darah putih yang disebut neutrofil membantu melawan infeksi.
Memiliki terlalu sedikit leukosit dapat meningkatkan risiko infeksi serius, suatu kondisi yang disebut neutropenia. Gejala demam bisa menjadi tanda infeksi serius, jadi beritahu dokter segera jika anak mengalami gejala tersebut.
13. Infeksi
Selama pengobatan kanker, sistem kekebalan anak dapat terganggu. Anak-anak dengan kanker (terutama mereka yang memiliki neutropenia) tidak dapat melawan bakteri dan kuman lain yang masuk ke dalam tubuh.
Jadi virus musiman atau pilek dapat dengan cepat berubah menjadi infeksi yang mengancam jiwa. Tanda-tanda infeksi termasuk:
- Demam atau menggigil
- Batuk atau sesak
- Muntah atau diare
- Nyeri yang dapat terjadi di telinga, tenggorokan, perut, atau kepala
- Nyeri saat pergi ke kamar mandi
- Kemerahan, bengkak, nyeri, di sekitar line site atau jalur di mana obat disuntikkan
Jika anak mengalami gejala-gejala ini, terutama demam, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kanker anak? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!