Share This Article
Kanker esofagus adalah kanker yang terjadi di kerongkongan. Organ ini berfungsi membantu memindahkan makanan yang kamu telan, dari bagian belakang tenggorokan ke lambung untuk dicerna.
Kanker ini biasanya dimulai di sel-sel yang melapisi bagian dalam esofagus. Akan tetapi secara umum penyakit tersebut dapat terjadi di mana saja di sepanjang kerongkongan.
Kanker esofagus adalah penyebab kematian akibat kanker paling umum keenam di seluruh dunia. Dilansir dari Mayo Clinic, lebih banyak pria daripada wanita yang terkena kanker yang satu ini.
Baca juga: Tes Darah untuk Deteksi Kanker, Bagaimana Tingkat Keakuratannya?
Mengenal apa itu GERD?
Gastroesophageal reflux atau GERD, terjadi ketika asam lambung sering mengalir kembali ke saluran kerongkongan yang menghubungkan mulut dan lambung.
GERD disebut juga sebagai refluks asam. Ketika terjadi terlalu sering, refluks asam dapat mengiritasi lapisan esofagus.
Kebanyakan orang dapat mengatasi ketidaknyamanan GERD dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang dijual bebas. Tetapi beberapa orang, mungkin memerlukan obat atau operasi untuk meredakan gejalanya.
Hubungan antara kanker esofagus dan refluks asam
Dilansir dari Healthline, refluks asam adalah sensasi terbakar yang mungkin kamu rasakan di dada atau tenggorokan setelah makan makanan tertentu. Kebanyakan orang mungkin pernah mengalami refluks asam setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Namun, jika kamu mengalami refluks asam kronis (terjadi dua kali atau lebih per minggu), bisa jadi itu pertanda bahwa kamu mungkin berisiko terkena kanker esofagus.
Mengapa? Karena saat kamu mengalami refluks asam, asam dari perut naik ke kerongkongan, dan seiring waktu ini dapat merusak jaringan kerongkongan dan meningkatkan risiko terkena kanker di kerongkongan.
Ada dua jenis utama kanker esofagus, yakni adenokarsinoma dan sel skuamosa. Adapun GERD sedikit meningkatkan risiko terkena kanker esofagus jenis adenokarsinoma.
Baca juga: Racun Antraks Disebut Bisa Obati Kanker, Mitos atau Fakta?
Bagaimana refluks asam menyebabkan kanker esofagus?
Dilansir dari Cancer.org, lambung biasanya membuat asam kuat dan enzim khusus untuk membantu mencerna makanan. Pada beberapa orang, asam tersebut bisa keluar dari lambung hingga ke bagian bawah kerongkongan.
Lambung memiliki lapisan yang melindunginya dari asam tersebut, hal ini tidak terdapat pada esofagus. Ini berarti asam dapat menyebabkan kerusakan pada sel jaringan di kerongkongan.
Itulah mengapa orang dengan GERD memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terkena adenokarsinoma esofagus. Risiko ini tampaknya menjadi semakin tinggi pada orang yang memiliki gejala GERD kronis.
Terkadang kerusakan jaringan akibat refluks asam dapat menyebabkan kondisi yang disebut esofagus Barrett. Kondisi ini menyebabkan jaringan di kerongkongan diganti dengan jaringan yang mirip dengan yang ditemukan di lapisan usus.
Tak jarang sel-sel tersebut kemudian berkembang menjadi sel prakanker. Meskipun esofagus Barrett dikaitkan dengan risiko kanker esofagus yang lebih tinggi, sebagian besar orang yang memiliki kondisi ini tidak mengembangkan kanker esofagus.
Cara mencegah kanker esofagus jika mengalami refluks asam kronis
Mengontrol refluks asam adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker esofagus. Bicaralah dengan dokter untuk mencoba mencari tahu langkah apa yang harus kamu ambil untuk mewujudkan hal tersebut. Ini mungkin termasuk:
- Menurunkan berat badan
- Tidak berbaring setelah makan (berbaring datar memudahkan isi lambung untuk kembali ke kerongkongan)
- Tidur ditopang sehingga kepala dan dada berada di atas perut
- Minum antasida
- Berhenti merokok
- Berhenti minum alkohol
- Makan lebih banyak buah dan sayuran
Jika kamu menderita Barrett’s esophagus dan GERD, maka kamu berisiko lebih tinggi terkena kanker esophagus daripada orang yang hanya menderita GERD.
Cek kesehatan lambungmu di Klinik Maag bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!