Share This Article
Kanker vagina adalah jenis kanker langka yang menyerang para perempuan.
Vagina adalah organ yang berbentuk seperti tabung yang menghubungkan leher rahim (bagian bawah rahim) ke vulva (alat kelamin wanita luar). Vagina dilapisi oleh lapisan sel datar yang disebut sel skuamosa. Lapisan sel ini disebut juga epitel karena dibentuk oleh sel epitel.
Saat lahir, bayi melewati vagina saat ia dilahirkan, sehingga vagina terkadang juga dikenal sebagai jalan lahir.
Jenis-jenis kanker vagina
Kanker vagina sendiri memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan sel bagian vagina yang dipengaruhi.
Berikut beberapa jenis kanker vagina:
- Karsinoma sel skuamosa: Ini adalah jenis yang paling umum dan menyumbang sekitar 70 persen dari semua kasus. Kanker ini dimulai di sel-sel yang melapisi vagina dan terjadi di dekat leher rahim.
- Adenokarsinoma: Jenis kanker ini dimulai di sel kelenjar di vagina dan biasanya memengaruhi wanita di atas usia 50. Adenokarsinoma sel bening adalah pengecualian, sering memengaruhi wanita muda yang terpapar DES di dalam rahim ibu mereka.
- Melanoma: Jenis kanker ini tergolong langka dan hanya menyumbang sekitar 9 persen dari semua kasus. Melanoma biasanya terjadi di bagian luar vagina.
- Sarkoma: Kanker jenis ini juga sangat langka dan hanya menyumbang sekitar 4 persen dari semua kasus. Jenis kanker ini dimulai di dalam dinding vagina, bukan di permukaan.
Ada berbagai jenis sarkoma. Rhabdomyosarcoma adalah yang paling umum dan banyak ditemukan pada anak-anak. Leiomyosarcoma lebih sering terjadi pada wanita di atas 50 tahun.
Baca Juga : Benarkah Obat Kemoterapi Kanker Bisa Sembuhkan COVID-19?
Bisakah kanker vagina ditemukan sejak dini?
Terkadang kanker vagina dapat ditemukan lebih awal, ketika masih kecil dan belum menyebar. Pada fase ini, kamu mungkin akan mengalami beberapa gejala yang membutuhkan perhatian medis.
Tetapi banyak kanker vagina tidak menimbulkan gejala sampai mereka tumbuh dan menyebar. Area pra-kanker pada neoplasia intraepitel vagina (VAIN) biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, pemeriksaan rutin wanita dan skrining kanker serviks terkadang dapat menemukan kasus VAIN dan kanker vagina invasif dini.
Penyebab kanker vagina
Penyebab pasti dari sebagian besar jenis kanker vagina tidak diketahui. Tetapi melansir American Cancer Society, para ilmuwan telah menemukan bahwa hal itu terkait dengan sejumlah kondisi atau faktor risiko tertentu.
Penelitian sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana faktor-faktor risiko ini menyebabkan sel-sel vagina menjadi kanker.
Baca Juga : Gejala-gejala Awal Kanker Serviks: Perdarahan Tidak Normal hingga Nyeri Panggul
Faktor risiko penyebab kanker vagina
Faktor risiko adalah segala sesuatu yang memengaruhi peluang kamu terkena penyakit seperti kanker. Kanker yang berbeda memiliki faktor risiko yang berbeda pula.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa faktor risiko tertentu membuat seorang wanita lebih mungkin terkena kanker vagina. Tetapi banyak wanita dengan kanker vagina tidak memiliki faktor risiko yang jelas.
Bahkan jika seorang wanita dengan kanker vagina memiliki satu atau lebih faktor risiko, tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seberapa besar faktor risiko tersebut berkontribusi menyebabkan kanker.
Berikut beberapa faktor risiko seseorang bisa terkena kanker melansir American Cancer Society:
1. Usia
Kanker vagina jenis sel skuamosa lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Namun, kanker ini juga dapat terjadi pada semua usia.
Akan tetapi hanya sedikit kasus yang ditemukan pada wanita di bawah 40 tahun. Hampir separuh kasus terjadi pada wanita yang berusia 70 tahun atau lebih.
2. Diethylstilbestrol (DES)
DES adalah obat hormon yang digunakan sejak 1940 dan 1971 untuk mencegah keguguran. Wanita yang ibunya menggunakan DES saat hamil mengembangkan adenokarsinoma sel bening pada vagina atau serviks lebih sering dari yang biasanya diharapkan.
Kanker vagina jenis adenokarsinoma sel bening terkait DES lebih sering terjadi di vagina daripada di serviks. Risiko tampaknya paling besar pada mereka yang ibunya mengonsumsi obat tersebut selama 16 minggu pertama kehamilan.
3. Adenosis vagina
Biasanya, vagina dilapisi oleh sel-sel datar yang disebut sel skuamosa. Pada sekitar 40 persen wanita yang sudah mulai mengalami menstruasi, vagina mungkin memiliki satu atau lebih area yang dibatasi oleh sel kelenjar.
Sel-sel ini terlihat seperti yang ditemukan di kelenjar serviks, lapisan tubuh rahim (endometrium), dan lapisan saluran tuba. Area sel kelenjar ini disebut adenosis.
Hal ini terjadi pada hampir semua wanita yang terpapar DES selama kehamilan ibunya. Adenosis meningkatkan risiko terjadinya karsinoma sel bening, tetapi kanker ini masih sangat jarang.
4. Human papilloma virus (HPV)
Jenis HPV tertentu telah dikaitkan dengan kanker serviks dan vulva pada wanita, kanker penis pada pria, dan kanker anus dan tenggorokan (pada pria dan wanita).
Mereka juga dikaitkan dengan VAIN, dan HPV ditemukan di sebagian besar kasus kanker vagina. Jenis ini dikenal sebagai jenis HPV risiko tinggi dan termasuk HPV 16 dan HPV 18, serta yang lainnya.
Infeksi HPV risiko tinggi mungkin tidak menghasilkan tanda-tanda yang terlihat sampai perubahan pra kanker atau kanker berkembang.
5. Kanker serviks
Memiliki kanker serviks atau pra-kanker (neoplasia intraepitel serviks atau displasia serviks) meningkatkan risiko wanita terkena kanker vagina jenis sel skuamosa vagina.
Ini kemungkinan besar karena kanker serviks dan vagina memiliki faktor risiko yang hampir sama, seperti infeksi HPV dan merokok.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengobati kanker serviks dengan terapi radiasi dapat meningkatkan risiko kanker vagina, tetapi hal ini tidak terlihat pada penelitian lain, dan masalahnya masih belum terselesaikan.
6. Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok meningkatkan lebih dari dua kali lipat risiko wanita terkena kanker vagina. Minum alkohol dapat memengaruhi risiko kanker vagina. Sebuah penelitian terhadap wanita pecandu alkohol menemukan lebih banyak kasus kanker vagina dari yang diharapkan.
Tetapi penelitian ini cacat karena tidak melihat faktor lain yang dapat mengubah risiko, seperti merokok dan infeksi HPV.
Sebuah studi yang lebih baru yang memperhitungkan faktor-faktor risiko lain ini menemukan penurunan risiko kanker vagina pada wanita yang tidak minum alkohol sama sekali.
7. Infeksi virus human immunodeficiency
Virus human immunodeficiency adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS. Infeksi virus ini dapat meningkatkan risiko kanker vagina.
8. Iritasi vagina
Pada beberapa wanita, ligamen panggul yang meregang dapat menyebabkan rahim melorot ke dalam vagina atau bahkan meluas ke luar vagina. Ini disebut prolaps uterus.
Ini dapat diobati dengan operasi atau dengan memakai pesarium, alat untuk menjaga rahim tetap di tempatnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi jangka panjang (kronis) pada vagina pada wanita yang menggunakan pessarium dapat sedikit meningkatkan risiko kanker vagina sel skuamosa.
Tetapi ini sangat jarang, dan tidak ada penelitian yang secara jelas membuktikan bahwa pessaries (perangkat prostetik untuk menghentikan kebocoran urine) menyebabkan kanker vagina.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar penyebab kanker vagina? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!