Share This Article
Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh kabar penyanyi Ari Lasso yang sedang mengidap kanker langka Diffuse large B-cell lymphome (DLBCL). Nama yang terdengar kurang umum mungkin membuatmu bertanya apa sebenarnya penyakit tersebut.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang diffuse large B-cell lymphome, simak ulasan lengkapnya berikut ini, yuk!
Apa itu kanker diffuse large B-cell lymphome?
Diffuse large B-cell lymphome (DLBCL) adalah kanker yang dimulai dari sel darah putih yang disebut limfosit. Secara spesifik, kanker ini memengaruhi sel B, yang kemudian disebut sebagai limfoma sel B.
Sel kanker biasanya tumbuh di kelenjar getah bening di area leher, selangkangan, ketiak, dan tempat lain yang merupakan bagian dari sistem kekebalan. Menurut Cancer Research UK, DLBCL lebih sering menyerang pria ketimbang wanita.
Kanker limfoma sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu Hodgkin dan non-Hodgkin. DLBCL sendiri masuk kategori limfoma non-Hodgkin yang paling umum, meski prevalensinya bisa dibilang masih cukup rendah. Itulah alasan mengapa DLBCL disebut sebagai kanker langka.
DLBCL berkembang relatif cepat, tapi tingkat penyembuhannya juga cukup tinggi jika mendapatkan pengobatan yang tepat. Sekitar setengah dari total pengidapnya bisa sembuh setelah menerima perawatan.
Penyebab dan faktor risiko diffuse large B-cell lymphome
Belum diketahui secara pasti tentang apa yang bisa memicu munculnya DLBCL. Hanya saja, ada beberapa kondisi yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit tersebut, di antaranya adalah:
- Faktor usia (sebagian besar pengidap DLBCL adalah orang berusia di atas 64 tahun)
- Mengidap penyakit autoimun yang dapat melemahkan sistem kekebalan, misalnya HIV
- Riwayat transplantasi organ
- Pernah menjalani perawatan kemoterapi atau terapi radiasi
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit limfoma
- Pernah atau sedang mengidap hepatitis C
- Kelebihan berat badan pada usia dewasa muda.
Waspadai gejalanya
Munculnya benjolan di area selangkangan, ketiak, atau leher adalah tanda awal yang patut diwaspadai. Benjolan tersebut biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, tapi bisa terus membesar ukurannya. Pertumbuhannya juga relatif cepat, hanya dalam beberapa minggu.
DLBCL juga bisa ditandai oleh sejumlah gejala lain, seperti demam, keringat berlebihan (terutama pada malam hari), penurunan berat badan, nyeri perut atau dada, sesak napas, batuk, gatal-gatal, serta mudah lelah.
Tahapan stadium
Secara umum, stadium atau tahapan limfoma dibedakan menjadi empat. Stadium 1 artinya sel kanker masih terdeteksi di satu area, sedangkan stadium 4 adalah ketika limfoma sudah menyebar ke banyak tempat di dalam tubuh.
Sekitar 75 persen pasien DLBCL datang ke dokter saat penyakit sudah memasuki stadium lanjut (3 dan 4). Namun, pengobatan dan perawatan yang tepat dipercaya dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Baca juga: 6 Penyakit Langka pada Anak yang Bisa Tingkatkan Risiko Kematian
Pemeriksaan dan diagnosis
Penting untuk segera memeriksakan diri untuk mencegah sel kanker berkembang lebih luas, mengingat penyebaran DLBCL relatif cepat. Sebelum mendapatkan perawatan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, yaitu:
- Biopsi kelenjar getah bening: Mengambil sebagian kecil sampel dari benjolan di getah bening untuk memastikan apakah ada sel kanker atau tidak.
- Biopsi sumsum tulang: Sumsum tulang adalah tempat di mana sel darah putih diproduksi. Dengan mengambil sedikit sampel dari bagian tersebut, dokter bisa mengetahui apakah ditemukan sel kanker atau tidak.
- CT (computed tomography): Suatu alat pencitraan menggunakan bantuan Sinar-X untuk mencitrakan bagian tubuh tertentu secara lebih detil dari rontgen.
- Pemindaian PET: Positron emission Topography, biasa dilakukan untuk mendeteksi sel tumor atau kanker dan mengukur penyebaran kanker (metastasis)di dalam tubuh.
Perawatan DLBCL
Dikutip dari Lymphoma Australia, DLBCL biasanya merespons dengan baik terhadap beberapa jenis perawatan, misalnya imunokemoterapi. Imunokemoterapi adalah kombinasi dari dua treatment sekaligus, yaitu imunoterapi dan kemoterapi.
Perawatan ini menggunakan obat-obatan berdosis tinggi yang dikombinasikan, termasuk rituximab, siklofosfamid, doksorubisin hidroklorida, vincristine, dan prednisolon. Pengobatan akan lebih efektif jika sistem kekebalan pasien masih bekerja dengan baik.
Selain imunokemoterapi, ada pilihan perawatan lain yang bisa dilakukan, yaitu terapi radiasi dan operasi. Jika kasusnya berat, transplantasi sel induk atau sumsum tulang belakang mungkin akan dilakukan.
Nah, itulah ulasan tentang kanker langka bernama DLBCL yang perlu kamu ketahui. Jika ada benjolan muncul tanpa rasa sakit di area-area yang sudah disebutkan, jangan ragu periksakan diri ke dokter untuk deteksi awal, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!