Share This Article
Setiap wanita memiliki kemungkinan untuk terkena kanker ini. Berbeda dengan kanker rahim, ini tumbuh di ovarium atau sel telur wanita yang ada di sisi kiri dan kanan alat reproduksi.
Namun, benarkah wanita yang tidak pernah hamil lebih berisiko tinggi menderita kanker ovarium?
Apakah benar wanita yang tidak pernah hamil berisiko tinggi menderita kanker ovarium?
Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel-sel yang terbentuk di ovarium. Sel-sel berkembang biak dengan cepat dan dapat menyerang serta menghancurkan jaringan-jaringan tubuh yang sehat. Sistem reproduksi wanita mengandung dua ovarium, jadi hanya ada satu di setiap sisi rahim.
Ovarium menghasilkan sel telur atau yang disebut sebagai ovum serta hormon estrogen dan progesteron. Kanker ini bisa disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya ada yang menyebutkan bahwa wanita yang tidak pernah hamil berisiko lebih tinggi menderita penyakit ini.
Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), dokter Brahmana Askandar, mengatakan bahwa wanita yang tidak pernah hamil lebih berisiko mengalami penyakit tersebut dibandingkan wanita yang pernah hamil.
Tampaknya wanita yang memiliki siklus ovarium terus menerus dengan ovulasi bulanan akan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker tersebut.
Kehamilan dan penggunaan pil KB dapat mengurangi risiko kanker ovarium
Sebaliknya, menurut penjelasan dari Dr. Alexander Burnett selaku kepala Divisi Onkologi Ginekologi UAMS, perkembangan kanker tersebut akan berkurang di setiap kehamilan pada wanita.
Alasannya karena wanita lebih jarang berovulasi saat hamil atau menyusui. Kehamilan ganda atau memiliki kehamilan pertama sebelum usia 26 tahun menurunkan risiko kanker ini.
Tidak hanya kehamilan, saat seorang wanita mengonsumsi pil KB dikaitkan juga dapat mengurangi risiko kanker ini. Hal itu terjadi, karena saat dua kondisi tersebut proses ovulasi akan berhenti.
Konsumsi pil KB menurunkan risiko kanker tersebut, terutama bila digunakan selama beberapa tahun. Selain itu, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih juga memiliki risiko sekitar 50 persen lebih rendah terkena kanker ini dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakannya sama sekali.
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan kanker ovarium
Selain karena alasan di atas, ada juga beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker ini, seperti:
- Sudah memasuki usia di atas 50 tahun.
- Memiliki anggota keluarga dekat seperti ibu, saudara perempuan, bibi, atau nenek baik dari pihak ibu atau ayah yang pernah menderita kanker tersebut.
- Memiliki mutasi genetik atau kelainan yang disebut BRCA1 atau BRCA2. Ini berhubungan dengan sindrom Lynch.
- Pernah menderita kanker payudara, rahim, atau kolorektal (usus besar).
- Memiliki endometriosis yaitu suatu kondisi di mana jaringan dari lapisan rahim tumbuh di tempat lain.
- Belum pernah melahirkan atau mengalami kesulitan hamil.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan estrogen sendiri (tanpa progesteron) selama 10 tahun atau bahkan lebih akan meningkatkan risiko kanker ovarium.
Jenis-jenis kanker ovarium
Ini beberapa jenis kanker ovarium:
1. Epithelial ovarian carcinomas
Ini adalah jenis kanker ovarium yang paling umum terjadi. Sekitar 85 hingga 90 persen dari kanker jenis ini melibatkan sel-sel yang menutupi permukaan luar ovarium.
Biasanya akan menyebar ke lapisan dan organ panggul serta perut, kemudian ke bagian lain dari tubuh. Hampir 70 persen wanita dengan jenis kanker ini mendapatkan diagnosis stadium lanjut.
2. Germ cell tumors
Jenis yang satu ini akan dimulai dari sel-sel reproduksi yang merupakan telur wanita. 90 persen pasien dengan tumor sel germinal bertahan hidup lima tahun setelah diagnosis. Remaja dan wanita berusia 20-an mungkin akan lebih berisiko tinggi mengembangkan jenis kanker ini.
3. Stromal cell tumors
Jenis yang satu ini terbentuk di jaringan yang mendukung ovarium dan umumnya ditemukan pada stadium awal. Pendarahan vagina adalah salah satu gejala yang paling umum terjadi.
Baca juga: Apakah Kanker Ovarium Bisa Terjadi pada Anak Remaja?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.