Share This Article
Para wanita, tahukah kamu bahwa kanker payudara masuk dalam kategori penyakit kanker tertinggi di Indonesia? Maka dari itu, jangan anggap sepele penyakit ini dan segera kenali pemicunya. Breast cancer seringkali menghantui para wanita, karena ini merupakan penyakit yang dianggap sangat berbahaya bagi para wanita dan keberlangsungan hidupnya di masa depan.
Kanker payudara umumnya dialami oleh para wanita yang menjalani pola hidup dan pola makan yang kurang sehat. Kita akan membahas 3 pemicu penyakit kanker payudara yang dialami penderitanya, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, berdasarkan fakta dan riset para ahli. Simak penjelasannya berikut ini agar kamu bisa lebih meminimalisir risiko terkena penyakit kanker payudara.
Gejala Kanker Payudara yang Dialami Wanita
Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang muncul pada bagian payudara wanita, yang muncul di jaringan payudara tersebut. Kanker payudara akan terus tumbuh secara tidak terkendali pada bagian jaringan tersebut.
Gejalanya akan mudah dikenali, seperti munculnya benjolan di area bawah ketiak hingga area payudara penderitanya. Adapun gejala kanker payudara lainnya yang muncul, seperti:
- Terjadi pengerasan dan benjolan di bagian payudara hingga jaringan payudara tersebut
- Merasakan nyeri dan bengkak pada bagian payudara
- Ada darah yang keluar dari puting payudara
- Terjadi pembesaran pori atau kemerahan di area payudara yang menyerupai kulit jeruk
- Terjadi perubahan pada kulit payudaranya, seperti membentuk cekungan.
Kanker payudara lebih sering menyerang wanita. Seorang Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia, yaitu Prof. Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad mengatakan bahwa kanker payudara adalah penyakit kanker yang tertinggi di Indonesia.
Risikonya hingga 1.5 kali lebih tinggi akan dialami wanita dibandingkan pria. Risiko meningkat terutama pada wanita yang mengalami haid di usia yang lebih dini, melahirkan di atas 30 tahun, dan memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Kanker payudara juga terjadi pada wanita yang telah menopause.
Pemicu Kanker Payudara pada Wanita
Setidaknya ada 3 hal yang menjadi pemicu para wanita berisiko terkena penyakit kanker payudara. Tiga hal ini bukan berarti dapat menyebabkan kanker payudara secara langsung, tapi dapat meningkatkan risikonya pada wanita. Berikut ulasan selengkapnya:
- Pola Hidup Kurang Sehat
Berdasarkan data dari Global Burden of Cancer Study dan WHO, tercatat total kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 65.858 atau sekitar 16.6 persen pada 2020, dari total seluruhnya sekitar 396.914 kasus kanker di Indonesia dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Ternyata, angka tersebut merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan kasus jenis penyakit kanker lainnya di Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, pemicu pertama adalah pola hidup kurang sehat, seperti:
- Kebiasaan merokok
- Jarang melakukan aktivitas olahraga
- Minum alkohol secara berlebihan
- Mengalami obesitas
- Konsumsi lemak berlebihan, terutama lemak jenuh.
Salah satu akibat dari gaya hidup yang kurang sehat adalah, diabetes mellitus (DM). Kalau seseorang mengidap diabetes mellitus, hal ini pun dapat meningkatkan lebih jauh risiko terkena kanker payudara.
Menurut Jurnal yang diterbitkan oleh Cureus (2022), diabetes mellitus tipe 2 meningkatkan risiko terkena kanker payudara karena kadar estrogen yang menurun akibat dari resistensi insulin yang terjadi. Turunnya kadar estrogen dalam tubuh ini meningkatkan risiko kanker pada organ manapun yang memiliki reseptor estrogen yang tinggi, seperti payudara, endometrium, dan indung telur.
- Jam Kerja “Shift Malam” bagi Wanita
Siapa di antara kamu yang bekerja dengan jam kerja shift malam? Beberapa penelitian membuktikan para wanita yang bekerja dengan shift seperti itu, berisiko terkena kanker payudara. Riset pertama, Jurnal Int J Environ Res Public Health yang dilansir dari National Library of Medicine, mengatakan bahwa bekerja pada malam hari serta paparan cahaya di malam hari dapat menyebabkan terhambatnya pembentukan melatonin, kemudian diikuti oleh meningkatnya kadar estrogen, dan kejadian ini dapat meningkatkan risiko penyakit kanker payudara.
Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap 973 wanita yang mengaku banyak bekerja di malam hari dan 495 (50,8 persen) di antaranya mengidap kanker payudara, sementara sisanya, 495 (49.2 persen) tetap sehat, tanpa kanker payudara. Di antara wanita yang mengikuti penelitian ini, mayortias (88.5 persen) telah bekerja pada malam hari selama 10 tahun atau lebih.
3. Konsumsi hormon atau pil KB
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa jenis terapi hormon yang mengandung estrogen dan progesteron yang dikonsumsi selama menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika dikonsumsi lebih dari 5 tahun.
Beberapa jenis pil KB dengan kombinasi hormon juga ditemukan dapat meningkatkan risiko kanker payudara meski menurut National Cancer Institute penelitian terkini menunjukkan risiko ini bervariasi antara 0-60 persen tergantung pada jenis kontrasepsi kombinasi hormon yang digunakan.
Para wanita juga harus mengetahui, bahwa biaya pengobatan kanker payudara tergolong mahal di Indonesia. Tanpa asuransi kesehatan, biayanya bisa mencapai miliaran rupiah.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki asuransi kesehatan, sebagai langkah penanganan risiko dari kanker payudara yang mungkin sedang dialami. Khusus bagi para karyawan wanita, tidak usah bingung memilih asuransi kesehatan terbaik, karena kini bisa mengajukan asuransi kesehatan secara online dan mudah, lewat aplikasi Good Doctor layanan kesehatan digital. Download aplikasinya sekarang!