Share This Article
Jantung merupakan salah satu organ yang mempunyai fungsi penting. Adanya gangguan tertentu bisa menyebabkan masalah, hingga berpotensi membahayakan nyawa. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah kondisi jantung berhenti mendadak.
Lantas, mengapa jantung bisa berhenti mendadak? Apa penyebabnya? Bisakah dicegah? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Kondisi jantung berhenti mendadak
Jantung berhenti mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi di mana organ tersebut kehilangan fungsinya secara tiba-tiba. Keadaan itu bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang tidak mempunyai diagnosis penyakit jantung sebelumnya.
Sudden cardiac arrest merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan cepat. Jika tidak, keadaannya dapat berakibat fatal. Perlu kamu ketahui, sudden cardiac arrest berbeda dengan serangan jantung.
Serangan jantung dipicu oleh penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke organ tersebut. Kondisi itu juga mengacu pada matinya jaringan otot di sekitar jantung. Sedangkan sudden cardiac arrest sendiri secara umum disebabkan oleh terganggunya sistem kelistrikan di jantung.
Baca juga: Bisa Sebabkan Kematian, Ini 7 Penyebab Penyakit Jantung yang Kamu Harus Tahu
Penyebab jantung berhenti mendadak
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan jantung berhenti secara tiba-tiba. Mulai dari pola hidup yang tidak sehat hingga indikasi dari beberapa masalah pada jantung itu sendiri. Berikut delapan penyebab jantung berhenti mendadak yang perlu kamu tahu:
1. Pola hidup tidak sehat
Percaya atau tidak, ternyata pola hidup yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko terjadinya jantung berhenti mendadak, lho. Beberapa kebiasaan dapat memicu masalah pada sistem kelistrikan jantung dan perubahan irama atau detaknya, seperti:
- Merokok
- Tidak banyak bergerak
- Obesitas
- Penyalahgunaan zat terlarang
2. Ketidakseimbangan elektrolit
Elektrolit adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan banyak mekanisme. Kalsium, natrium, dan kalium merupakan elektrolit terpenting.
Ketidakseimbangan kalsium dan kalium misalnya, dapat menyebabkan otot berkontraksi yang berdampak pada fungsi saraf dalam pengiriman impuls. Sedangkan natrium, berperan sebagai penyeimbang kadar keduanya.
Jika ada ketidakseimbangan, maka sel otot jantung tidak bisa bergerak. Artinya, jantung akan berhenti secara tiba-tiba dan tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh.
3. Fibrilasi ventrikel
Jantung mempunyai empat bilik, dua bagian bawahnya disebut ventrikel. Fibrilasi ventrikel adalah kondisi saat dua bilik itu bergetar di luar kendali, menyebabkan ritme jantung berubah secara tiba-tiba.
Hal tersebut dapat menurunkan jumlah darah yang dipompa. Sirkulasi menjadi terganggu dan dapat memicu kematian mendadak.
4. Fibrilasi atrium
Dua bilik jantung bagian atas disebut dengan atrium. Fibrilasi atrium terjadi ketika sinoatrial (sel di dinding atrium) tidak mengirimkan impuls atau rangsangan listrik yang benar. Hal tersebut akan berdampak pada seberapa cepat jantung memompa darah.
5. Jaringan parut pada jantung
Jantung berhenti mendadak bisa disebabkan oleh adanya jaringan parut di sekitar organ tersebut. Jaringan dapat muncul akibat riwayat serangan jantung sebelumnya. Kondisi itu sangat rentan terjadi pada rentang waktu enam bulan pertama setelah mengalami serangan jantung.
6. Penebalan otot jantung
Jantung berhenti mendadak bisa dipicu oleh kardiomiopati, atau penebalan otot di organ tersebut. Penebalan bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, adanya gangguan pada katup jantung, dan faktor lainnya.
7. Kelainan pembuluh darah
Pada kasus yang jarang terjadi, adanya kelainan pada pembuluh darah bisa menyebabkan jantung berhenti mendadak. Kondisi itu biasanya terjadi di arteri koroner dan aorta (arteri terbesar).
Keadaan tersebut umumnya berlangsung ketika seseorang sedang beraktivitas fisik yang berat, mengakibatkan hormon adrenalin terlalu banyak dilepaskan.
8. Efek samping obat
Pada kondisi tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu untuk penyakit kardiovaskular dapat membuat jantung dalam kondisi aritmia dan menyebabkan berhenti mendadak.
Efek yang sama juga bisa berasal dari konsumsi obat yang bersifat diuretik dan obat yang bisa mengubah kadar kalsium dan magnesium dalam darah.
Bisakah dicegah?
Setiap orang bisa meminimalkan risiko sudden cardiac arrest dengan cara menerapkan gaya hidup yang sehat. Ini termasuk pola makan yang benar, olahraga teratur, dan tidak merokok. Mengontrol berat badan agar tetap ideal juga penting untuk mendukung kesehatan jantung.
Untuk orang yang mempunyai penyakit jantung, penting untuk selalu minum obat yang diresepkan sebagai langkah pencegahan. Dokter biasanya meresepkan obat penurun tekanan darah dan obat untuk mengurangi kadar kolesterol.
Nah, itulah ulasan tentang kondisi jantung berhenti mendadak yang perlu kamu tahu. Untuk meminimalkan risikonya, lakukan langkah pencegahan seperti yang telah disebutkan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!