Share This Article
Wabah COVID-19 yang tak kunjung usai membuat tidak sedikit orang merasa cemas dan stres. Banyak juga yang mengalami depresi karena Corona dengan berbagai alasan, misalnya pembatasan besar-besaran yang dilakukan pada banyak aspek kehidupan.
Depresi tak boleh dibiarkan begitu saja, karena ada dampak buruk yang bisa ditimbulkan. Apa saja hal yang membuat orang depresi selama wabah Corona? Seperti apa ciri-cirinya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Apa itu depresi?
Dilansir dari American Psychiatric Association, depresi adalah gangguan suasana hati yang cukup serius. Penderitanya bisa merasakan kesedihan mendalam dan tidak memiliki minat terhadap sesuatu.
Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik lebih serius, serta berpotensi menurunkan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu di tempat kerja dan di rumah.
World Health Organization (WHO) sendiri telah memasukkan depresi sebagai gangguan mental, yang saat ini diidap oleh lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia.
Baca juga: Stres Berlebih hingga Sakit? Awas Kena Gangguan Psikosomatis!
Depresi karena Corona
Wabah COVID-19 telah menyebabkan penduduk di banyak negara mengalami depresi. Di Amerika Serikat misalnya, kasusnya meningkat selama April hingga Juni. Menurut Med Page, satu dari setiap empat orang Amerika Serikat menunjukkan gejala depresi selama pandemi.
Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa mengalami depresi selama pandemi ini, di antaranya adalah:
- Lockdown atau karantina wilayah: Selama masa isolasi, masyarakat diminta untuk membatasi diri dari aktivitas di luar. Artinya, orang-orang harus menghabiskan banyak waktu di rumah. Padahal, manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi dengan orang lain.
- Pemutusan hubungan kerja (PHK): Pandemi memaksa banyak sektor usaha untuk melakukan efisiensi. Dampaknya, banyak karyawan yang diliburkan tanpa gaji dan PHK. Depresi bisa menyerang orang-orang yang merasakan kesedihan akibat kehilangan sumber pendapatan.
- Cemas dengan perkembangan wabah: Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pandemi akan berakhir. Bahkan, sejumlah negara memasuki gelombang kedua dari penyebaran SARS-CoV-2. Hal ini bisa menimbulkan kecemasan bagi banyak orang.
- Khawatir dengan penularan: Tak sedikit orang yang khawatir dan takut jika dirinya tertular COVID-19. Akibatnya, segala sesuatu yang dilakukan dibayang-bayangi oleh ketakutan penularan. Lama-kelamaan, ini bisa memengaruhi suasana hati.
- Perubahan besar-besaran: Pandemi telah mengubah cara hidup secara besar-besaran dalam banyak aspek. Perubahan tersebut bisa menyebabkan seseorang stres, yang lama-kelamaan menjadi depresi.
- Kehilangan orang tercinta: COVID-19 telah menyebabkan lebih dari satu juta orang meninggal dunia. Kondisi ini bisa berdampak pada sisi psikologis keluarga, kerabat, dan teman terdekat. Kesedihan mendalam yang berlarut-larut adalah gejala awal dari depresi.
Ciri-ciri depresi karena Corona
Depresi adalah gangguan suasana hati yang tidak terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa muncul secara bertahap. Pada umumnya, depresi adalah komplikasi serius dari stres berkepanjangan.
Sangat penting untuk memerhatikan keadaan psikologis diri sendiri agar kamu bisa terhindar dari depresi.
Ciri-ciri depresi karena Corona yang paling umum adalah sebagai berikut:
- Ketakutan atau kekhawatiran berlebih tentang kesehatan diri sendiri.
- Kekhawatiran tentang keberlangsungan hidup, terutama bagi yang mengalami pemutusan hubungan kerja.
- Perubahan pola makan dan tidur.
- Selalu dibayang-bayangi oleh penularan ketika sedang beraktivitas.
- Merasa kesepian.
- Sulit untuk berkonsentrasi.
- Putus asa dengan masa depan.
Bahkan menurut Medscape, pada tahapan berat, seseorang yang mengalami depresi karena Corona bisa berpikiran untuk bunuh diri (suicidial attempt).
Cara mengatasi depresi
Depresi adalah gangguan jiwa yang cukup serius. Menurut WHO, pengidapnya harus mendapat penanganan yang tepat. Jika dibiarkan, depresi akut bisa membuat seseorang hilang akal dalam melakukan sesuatu, termasuk keinginan untuk mengakhiri hidup.
Ada beberapa cara untuk mengatasi atau meredakan depresi karena Corona, di antaranya:
- Batasi konsumsi berita: Terlalu banyak membaca dan menonton berita yang ‘menakutkan’ bisa memengaruhi kondisi jiwa seseorang. Jika ingin mendapatan informasi, pilih dan pilah sumber terpercaya dengan memerhatikan sisi yang berimbang.
- Ciptakan rutininas positif: Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, melewatkan makan, dan jarang berolahraga bisa memperburuk depresi. Sebaliknya, lakukan rutinitas yang bisa membuatmu tetap sehat dan senang meski sedang berada di rumah.
- Tetap terhubung dengan orang lain: Meski terkekang dalam pembatasan sosial, kamu tetap bisa berkomunikasi dengan teman atau kerabat melalui gadget. Interaksi ini yang akan membuatmu tidak merasa kesepian.
- Terapkan praktik mindfulnes: Jika kamu sedang merasakan gejolak suasana hati, cobalah untuk menenangkan diri dengan teknik mindfulness. Cari tempat yang hening dan buang semua pikiran yang menjadi beban.
- Pilih makanan mood-booster: Ada beberapa makanan yang dipercaya bisa meningkatkan mood atau suasana hati, seperti cokelat hitam, ikan laut, pisang, dan kacang-kacangan.
Nah, itulah penyebab dan ciri-ciri depresi karena Corona serta bagaimana cara meredakannya. Kelola stres dengan baik agar terhindar dari kondisi tersebut, ya. Tetap jaga kesehatan!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!