Share This Article
Sebagai virus yang baru, masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Salah satu yang hangat dibicarakan di media sosial adalah informasi bahwa mengonsumsi obat jenis ibuprofen bisa membuat pasien COVID-19 semakin parah.
Namun, benarkah berbahaya jika kita menggunakan obat jenis ibuprofen untuk COVID-19? Simak penjelasannya berikut ini yang diperoleh dari penelusuran beberapa sumber terpercaya.
Apa efeknya jika obat jenis ibuprofen diberikan pada pasien COVID-19?
Ibuprofen termasuk golongan obat-obatan NSAID atau obat anti-inflamasi non-steroid. Obat jenis ini umumnya digunakan untuk meredakan gejala arthritis (radang sendi), menurunkan demam, mengurangi nyeri menstruasi, dan berbagai jenis nyeri lainnya.
Menurut Badan Pengawas Obat Eropa (EMA), saat ini tidak ada satupun bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan antara penggunaan ibuprofen dengan memburuknya kondisi pasien COVID-19.
Bahkan, sebaliknya, konsumsi ibuprofen sesuai resep dokter justru dapat membantu meredakan gejala demam dan rasa sakit yang timbul akibat infeksi virus corona.
Walau begitu, konsumsi ibuprofen diduga dapat menyebabkan komplikasi dan memperparah penyakit yang berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan, kata Paul Little, seorang profesor penelitian keperawatan primer di Universitas Southampton.
Prof. Parastou Donyai dari University of Reading juga mengatakan bahwa, “Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan ibuprofen saat seseorang sedang menderita infeksi saluran pernapasan dapat memperburuk penyakitnya atau menimbulkan komplikasi tertentu.”
Akan tetapi, katanya, “Saya juga belum melihat ada bukti ilmiah yang secara jelas menunjukkan bahwa penggunaan obat ibuprofen untuk mengobati gejala COVID-19 pada pasien sehat usia 25 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada pasien.”
Sebagai alternatif, gunakan parasetamol dulu
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak melarang penggunaan ibuprofen pada pasien COVID-19 karena belum ada bukti penelitian ilmiah yang mendukung.
Namun, beberapa pihak termasuk para ahli dan beberapa lembaga kesehatan terpercaya menganjurkan pasien untuk lebih berhati-hati mengenai masalah ini.
Bahkan, sering kali mereka juga menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat jenis parasetamol, alih-alih ibuprofen untuk sementara ini.
Badan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) di Inggris dalam cuitan di Twitter menyebutkan:
“Saat ini tidak ada bukti kuat bahwa ibuprofen dapat memperburuk coronavirus (COVID-19).
Tetapi, sampai kami memiliki informasi lebih lanjut, gunakan parasetamol untuk mengobati gejala coronavirus, kecuali jika menurut dokter parasetamol tidak cocok untuk Anda.
Jika Anda sudah mengonsumsi ibuprofen atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya atas saran dokter, jangan hentikan obat tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.”
Selain itu, dokumen NHS lain yang membahas tentang pengobatan COVID-19 pada pasien anak-anak juga menyebutkan bahwa obat parasetamol adalah pilihan pertama untuk mengobati gejala demam yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2).
Masih perlu terus dilakukan penelitian dan uji klinis terkait efek ibuprofen untuk Covid-19.
Hal ini selaras dengan berbagai organisasi kesehatan dunia yang menyatakan ibuprofen masih aman untuk digunakan.
Namun, tetaplah bijaksana agar selalu memeriksakan diri dan berkonsultasi ke dokter segala keluhan medis yang kamu alami, dan jangan mengobati diri sendiri.
Pantau perkembangan situasi pandemi di Indonesia melalui situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Baca juga: Benarkah Kehilangan Indra Penciuman Jadi Gejala Awal COVID-19?