Share This Article
Saat ini, orang yang positif terinfeksi COVID-19 sebagian besar menunjukkan banyak gejala yang berbeda. Mulai dari demam terus-menerus, sakit tenggorokan, batuk sesak napas hingga tak bisa mencium bau.
Bahkan berdasarkan studi yang terbit dalam jurnal eLife menunjukkan bahwa pasien dengan infeksi COVID-19, 27 kali lebih mungkin kehilangan indera penciumannya daripada mengalami demam.
Namun kehilangan penciuman juga bisa dialami ketika terkena flu. Lantas bagaimana cara membedakannya dengan gejala COVID-19?
Apa perbedaan kehilangan penciuman pada penderita COVID-19 dan flu?
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Rhinology, beberapa ahli dari Universitas East Anglia, Inggris telah menemukan perbedaan atas kemampuan untuk mencium pada orang dengan infeksi COVID-19 dan pada orang yang mengalami ISPA.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa sekitar 34 persen hingga 98 persen orang yang terinfeksi COVID-19 mengalami gangguan atau kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Secara medis, kondisi ini disebut sebagai anosmia.Â
Pada pasien COVID-19, kehilangan penciuman dampaknya jauh lebih besar daripada orang yang mengalami ISPA seperti flu atau pilek. Pasien COVID-19 yang mengalami anosmia tidak bisa mengidentifikasi bau apapun bahkan saat mereka menyantap makanan.
Selain kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi aroma, penderita COVID-19 juga tidak dapat membedakan antara rasa pahit dan manis. Dengan kata lain, penderita COVID-19 dilaporkan kehilangan kemampuan mengecap atau istilah medisnya adalah ageusia. Tentunya gejala ini tidak dialami oleh orang yang terkena flu atau pilek.
Orang yang terkena flu berat mungkin tidak dapat merasakan makanan mereka secara detail, tetapi mereka dapat membedakan antara rasa yang kuat seperti pahit dan manis. Sedangkan pasien COVID-19 tidak bisa merasakan apapun. Penderita COVID-19 kehilangan rasa secara total.
Di samping itu, orang dengan flu parah umumnya mengalami hidung tersumbat sehingga tidak bisa mencium bau. Sedangkan pada orang yang terinfeksi COVID-19, dirinya tidak akan mengalami hidung tersumbat. Hal tersebut diyakini dapat terjadi karena penyebaran infeksi ke sistem saraf dan saraf penciuman.
Baca juga: Sakit Flu dan COVID-19 Secara Bersamaan Bisa Tingkatkan Risiko Kematian?
Apakah kemampuan mencium bau dapat kembali?
Infeksi COVID-19 menyebabkan serangan virus di berbagai sel di jaringan hidung, peradangan lokal dan mengganggu deteksi bau. Virus juga secara langsung dapat merusak sel sensorik di hidung yang bertugas mendeteksi bau. Namun cara spesifik dari virus SARS-CoV-2 saat merusak sensor bau di hidung belum diketahui.
Kondisi tersebut juga menimbulkan kemungkinan yang berbeda. Sebagian pasien COVID-19 memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kembali indra penciumannya dalam 30 hari.
Sementara, sebagian pasien lainnya memiliki risiko kehilangan kemampuan untuk mencium selamanya. Dengan kata lain, kemampuan tersebut tidak akan pernah kembali karena infeksi COVID-19 dapat merusak sistem saraf di dalam tubuh secara permanen.
Sedangkan pada kasus flu atau pilek, penderitanya bisa mendapatkan kembali kemampuan untuk mencium bau rata-rata dalam waktu seminggu.
Bisakah anosmia menjadi tanda awal dari infeksi COVID-19?
Hilangnya kemampuan untuk mencium bau kemungkinan menjadi salah satu gejala pertama dari COVID-19.
Berdasarkan data dari dokter di seluruh dunia, diketahui bahwa 70 persen pasien positif COVID-19 mengalami anosmia atau kehilangan penciuman. Termasuk pada pasien yang tidak demam, batuk, atau memiliki gejala khas lainnya
Riset mengenai anosmia dan COVID-19 masih terus berjalan hingga saat ini karena dibutuhkan data pendukung yang lebih banyak. Namun kehilangan penciuman dapat menjadi indikasi awal seseorang harus mengisolasi diri atau harus menjalani tes skrining COVID-19.
Baca juga: 10 Komplikasi yang Bisa Terjadi saat Terinfeksi COVID-19
Apa yang harus dilakukan bila tiba-tiba mengalami kehilangan penciuman?
Menurut ENT UK atau lembaga profesional yang mewakili ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan di Inggris, ada potensi bahwa anosmia datang tanpa gejala COVID-19 yang lain.
Untuk itu, disarankan bila seseorang tiba-tiba mengalami anosmia, segera lakukan isolasi diri dan berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!