Share This Article
Virus Corona telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang di dunia dengan lebih dari 650 ribu orang meninggal, dan di Indonesia sendiri sudah tembus lebih dari 100 ribu kasus positif COVID-19. Tak heran kehadiran vaksin dan obat yang efektif mengatasi COVID-19 ini begitu dinanti.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Senin 27 Juli 2020, tengah berlangsung sekitar 25 uji klinis dan 139 uji praklinis (total 164 uji) terhadap calon vaksin di sejumlah negara.
Pengembangan riset dan uji coba vaksin tersebut terus dipercepat di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Terkait perkembangan terbaru vaksin Corona di Indonesia, mari simak deretan fakta berikut!
Baca juga: Kenali Perbedaannya, Ini Gejala Batuk Akibat Corona dan Penyebab Lainnya
Kandidat vaksin Corona yang dianggap menjanjikan
Setelah melewati tahap eksplorasi dan uji praklinis, vaksin perlu uji klinis. Yakni uji coba vaksin pada manusia, yang umumnya harus melewati tiga proses, yakni tahap I, tahap II dan tahap III.
Saat ini terdapat sejumlah kandidat vaksin Corona yang meraih perhatian masyarakat Indonesia belakangan ini dan siap diuji. Vaksin-vaksin ini ada yang sudah melewati uji klinis tahap II, dan ada juga yang sudah mau memulai uji klinis tahap III, sebelum akhirnya sampai ke tahap perizinan.
Berikut adalah status terkini pengembangan vaksin virus Corona yang sedang dirancang, dikembangkan, dan diuji khususnya di Indonesia. Tahapan ini melalui upaya pemerintah Indonesia bekerja sama dengan BUMN, swasta dan lembaga internasional:
1. Vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech (Cina)
Calon vaksin Corona dari perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech, CoronaVac, telah tiba di Indonesia sebanyak 2.400 vaksin, pada 19 Juli 2020. Rencananya, BUMN farmasi Bio Farma akan memproduksinya sebanyak 250 juta dosis per tahun untuk vaksinasi masyarakat Indonesia.
Namun sebelum diproduksi, vaksin akan melalui uji klinis fase III selama enam bulan di Bandung, Jawa Barat, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), dan membutuhkan lebih dari 1.600 relawan.
Uji klinis CoronaVac ini rencananya akan dilangsungkan pada Agustus 2020, dan ditargetkan akan selesai pada Januari 2021. Jika lancar, Bio Farma akan memproduksi pada kuartal I 2021.
2. Vaksin GX-19 dari Genexine Consortium (Korea Selatan)
Indonesia melalui perusahaan farmasi swasta Kalbe Farma juga tengah mengembangkan vaksin virus Corona bekerja sama dengan Genexine Consortium, Korea Selatan.
Rencananya untuk didistribusikan pada pertengahan 2021, jenis vaksin DNA bernama GX-19 ini sudah masuk dalam tahap uji klinis di Korea Selatan, dan September mendatang, uji klinis akan ditargetkan masuk ke Indonesia.
Kandidat vaksin ini telah menunjukkan hasil positif ketika diuji kepada hewan termasuk primata. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka uji klinis diharapkan selesai 2021, dan setelah itu, disiapkan untuk diproduksi juga di Indonesia.
3. Vaksin dari CEPI
Bio Farma juga menjalin kerja sama dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI). Ini adalah sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.
Kerja sama ini akan memberi akses kepada berbagai penemuan vaksin di berbagai negara, dan merupakan transfer teknologi formulasi vaksin yang telah dikembangkan oleh CEPI ke Bio Farma.
CEPI merupakan salah satu platform kemitraan swasta publik terdepan dalam pengembangan vaksin. Setidaknya ada 6 vaksin CEPI telah masuk dalam tahap uji klinis. Targetnya, Bio Farma bisa menjadi satu dari daftar 10 perusahaan yang bisa memproduksi vaksin CEPI di masa mendatang.
4. Vaksin dari China National Pharmaceutical Group (Cina)
Vaksin Corona yang dibuat oleh perusahaan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) asal Cina juga kemungkinan siap digunakan publik, akhir tahun ini. Seperti dikutip dari Reuters, perusahaan ini mengharapkan uji klinis tahap akhir akan selesai dalam tiga bulan ini.
Vaksin Sinopharm sendiri sudah memasuki uji klinis tahap III atau tahap akhir dan diuji pada 15 ribu peserta, yang mana Uni Emirat Arab (UEA) sudah sepakat untuk melakukan uji klinis tahap akhir vaksin ini.
Sebelumnya, Sinopharm mengumumkan hasil uji klinis tahap I dan II yang dilakukan pada 1.120 sukarelawan di Cina, berhasil menghasilkan antibodi yang terdeteksi di darah, sehingga kandidat vaksin menginduksi respons kekebalan tubuh.
Indonesia sendiri juga menjalin kerja sama antara PT BCHT Bioteknologi Indonesia dengan China Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Biological Product). Kerja sama ini berupa uji klinik tahap I dan II di RS Rujukan COVID-19 sudah dimulai di Cina sejak April 2020.
5. Vaksin ChAdOx1 nCoV-19 dari AstraZeneca dan Universitas Oxford (Inggris)
Juru Bicara Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Wiku Adisasmito menyebutkan, Indonesia tak hanya mendatangkan vaksin dari Cina untuk diuji klinis dan diproduksi massal. Namun juga akan mendatangkan kandidat vaksin COVID-19 dari Inggris.
Vaksin Corona dari Inggris yang tengah ramai dibahas adalah vaksin ChAdOx1 nCoV-19 buatan Universitas Oxford bersama perusahaan farmasi AstraZeneca, yang telah diujicoba ke manusia. Hasilnya ditemukan relatif aman dan terbukti menginduksi respon imun tubuh.
Calon vaksin bernama ChAdOx1 nCoV-19 ini juga akan memasuki uji klinis tahap III, terbuat dari virus bernama adenovirus yang sudah dimodifikasi sehingga berisi kode informasi genetik COVID-19.
6. Vaksin Merah Putih dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (Indonesia)
Untuk menangani COVID-19 secara mandiri, Indonesia juga mengembangkan calon vaksin bernama Merah Putih. Penelitian pengembangan vaksin ini dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dengan tiga kementerian yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan Kementeriam BUMN.
Progres fondasi pengembangan vaksin dengan platform protein rekombinan ini telah mencapai sekitar 30 persen. Adapun vaksin dalam negeri ini dijadwalkan selesai awal 2021, sebelum siap diuji klinis.
Meskipun vaksin dalam negeri terbilang masih lama, namun vaksin mandiri dipertimbangkan tetap harus dibuat, sebab kebutuhan vaksin amat besar, dan tidak bisa bergantung seterusnya pada luar negeri.
Tetap waspada hingga vaksin ditemukan
Dengan beredarnya kemajuan vaksin Corona, masyarakat perlu tetap waspada, dan tidak terlena mengabaikan protokol kesehatan karena merasa yakin dan percaya vaksin akan segera ditemukan.
Hingga saat ini memang belum ada pengobatan khusus yang efektif untuk infeksi virus Corona, dan sambil menunggu vaksin yang mungkin baru bisa tersedia tahun depan, penting untuk tetap berupaya melakukan tindakan pencegahan, seperti:
- Sering suci tangan pakai sabun dan air mengalir
- Hindari menyentuh muka
- Jauhi orang yang menunjukkan gejala (demam, batuk kering, kelelahan)
- Bila mengalami demam, rasa lelah dan batuk kering, segera cari pengobatan
- Kuatkan sistem kekebalan diri dengan melakukan perilaku sehat, seperti olah raga teratur, makan makanan bergizi seimbang, tidak merokok dan memastikan mendapat imunisasi lengkap
Pantau perkembangan COVID-19 di Indonesia melalui situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!