Share This Article
Sejak Maret lalu, pandemi COVID-19 semakin merebak di Indonesia. Hingga Oktober 2020, tercatat sudah ada sekitar 291 ribu kasus penularan. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro optimis Indonesia bisa melawan COVID-19 dengan strategi 3M dan 3T.
Menurut Reisa, pemerintah berperan dalam 3T sedangkan masyarakat berperan dalam 3M. Supaya lebih paham, ketahui pentingnya 3M dan 3T untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Penerapan 3M dan 3T
Istilah 3M dan 3T kembali gencar dikampanyekan oleh pemerintah. 3M, berarti memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan. Sedangkan 3T berarti tracing (penelusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) dalam memerangi Covid-19.
Kampanye 3M dan 3T ini sesuai dengan arahan WHO dan Lembaga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Baca juga: Yuk, Lakukan 5 Langkah Cegah DBD di Tengah Pandemi COVID-19
3M untuk masyarakat
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik yang dilakukan 7-14 September 2020 terhadap 90.968 responden, diketahui bahwa 92 persen masyarakat di Indonesia sudah patuh dengan memakai masker. Namun untuk menjaga jarak masih ada di angka 74 persen dan cuci tangan hanya 75 persen.Â
Meski angka kedisiplinan memakai masker sudah tinggi, masih ada 8 persen masyarakat yang tidak patuh memakai masker. Padahal langkah ini sangat penting untuk membantu mencegah penularan COVID-19.
Sejak awal pandemi, pentingnya memakai masker sudah sering disebutkan. Masker wajib dipakai di tempat umum dan ketika berada di sekitar orang lain.
Kemudian, menjaga jarak aman atau yang lebih populer dengan sebutan social distancing juga menjadi strategi yang tidak boleh terlewat untuk mencegah penyebaran COVID-19. Namun angka kedisiplinan jaga jarak menjadi paling rendah di antara 3M yang lain.
Jaga jarak aman dari orang lain harus dilakukan dengan jarak minimal dua lengan atau antara 1 hingga 2 meter. Baik saat berada di dalam maupun di luar ruangan. Langkah ini sangat penting dilakukan karena COVID-19 dapat menyebar dengan mudah.
Terakhir, mencuci tangan. Langkah ini juga tidak boleh terlewat karena tangan dapat melakukan kontak dengan droplet. Baik dengan cara menyentuh orang yang terinfeksi atau benda atau permukaan yang terkontaminasi.
3T untuk pemerintah
Sementara masyarakat difokuskan untuk menerapkan 3M, langkah 3T menjadi peran penting dari pemerintah. Penerapan 3T (tracing, testing dan treatment) ini sangat penting untuk mengatasi COVID-19.
Langkah tracing bertujuan untuk memberi tahu dan memberi saran pada orang yang melakukan kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, selama setidaknya 15 menit. Dengan begitu orang yang melakukan kontak bisa langsung mengisolasi diri.
Dalam penerapan tracing, juru bicara satgas COVID-19 menyampaikan Kemenkes telah menemukan lebih dari 1.000 klaster. Namun angka tracing ini masih lemah yaitu 3,3 sedangkan standar WHO adalah 30.
Kemudian testing atau peningkatan pengujian PCR. Langkah ini berguna untuk menemukan angka pasti dari kasus positif. Testing juga harus dilakukan secara merata di berbagai wilayah.
Hingga saat ini jumlah test di Indonesia diketahui meningkat tapi masih jauh dari standar WHO untuk tujuan menanggulangi wabah.
Terakhir adalah treatment, yakni langkah pemerintah untuk menyediakan dan perawatan bagi pasien COVID-19, baik dengan gejala ringan, sedang hingga berat.
Treatment ini tentunya penting untuk menekan angka kematian juga penyebaran dari virus. Di Indonesia beberapa fasilitas sudah disiapkan untuk menangani pasien positif COVID-19. Namun penerapan treatment masih belum maksimal.
Itu dia pentingnya 3M dan 3T di masa pandemi COVID-19 ini. Bila dijalankan dengan baik, 3M dan 3T bisa menekan angka penularan. Penerapannya harus benar-benar seimbang di setiap aspek agar memberi hasil maksimal.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!