Share This Article
Akibat menahan BAB, terdapat beberapa efek yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan serius. Perlu diketahui, memiliki saluran pencernaan yang sehat berarti dapat buang air besar secara teratur sehingga limbah dan racun keluar dari dalam tubuh.
Namun, ketika orang menahan buang air besar terlalu lama atau sering bisa memicu munculnya kondisi medis lain. Nah, jika ingin mengetahui akibat menahan BAB yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Ciri-ciri Angin Duduk: Waspadai Gejala Nyeri pada Bagian Dada
Apa efek atau akibat menahan BAB?
Dilansir dari Healthline, setiap orang memiliki jadwal buang air besar yang berbeda-beda namun jika menahannya terlalu lama. Frekuensi buang air besar yang normal adalah mulai dari dua hingga tiga kali sehari.
Jika kamu mengalami sembelit, feses dapat kembali ke usus dan membuatnya lebih sulit untuk buang air besar sehingga mengakibatkan rasa mual. Beberapa akibat menahan BAB lainnya yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:
Retensi tinja
Menahan tinja secara sengaja untuk jangka waktu yang lama jarang terjadi. Biasanya, orang dengan sembelit kronis atau masalah motilitas usus sangat ingin buang air besar. Motilitas usus mengacu pada seberapa baik sistem pencernaan dapat memindahkan isi melaluinya.
Jika kamu makan dan tidak buang besar maka dapat terjadi pembekakan yang berbahaya dimana kondisi ini disebut juga dengan megakolon. Feses bisa menjadi keras dan berbenturan sehingga sebenarnya usus besar bisa pecah.
Menurut buku “Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice” tahun 2014, usus besar dapat tumbuh begitu besar sehingga dapat menjulur hingga ke tulang rusuk.
Anak-anak umumnya dapat menyimpan kotoran selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Apabila masalah pencernaan sudah dirasakan, maka bisa mengakibatkan munculnya gejala berupa nyeri, lekas marah, dan kehilangan nafsu makan.
Perlambatan usus besar
Menahan keinginan untuk buang air besar berpotensi merusak mekanisme umpan balik yang membuat usus bergerak dengan lancar. Jika kamu terus menerus menekan kebutuhan untuk buang air besar, maka bisa berisiko mengalami gangguan motilitas usus di masa depan.
Kondisi ini bisa menyebabkan tinja berlebih kembali ke usus sehingga memberi tekanan terlalu banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan usus robek.
Feses dapat tumpah ke rongga perut dan menyebabkan gejala yang parah hingga seringkali mengancam nyawa karena tinja bersifat asam serta mengandung bakteri.
Untuk merangsang usus besar bekerja kembali, biasanya kamu membutuhkan obat pencahar. Obat ini bisa didapatkan di apotek dengan resep dokter dan harus dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan agar kondisi kesehatan pencernaan kembali normal.
Meningkatkan risiko kardiovaskular
Akibat menahan BAB atau karena sembelit kronis sering dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kardiovaskular, seperti serangan jantung. Dokter berpendapat bahwa sembelit kronis akan meningkatkan stres dan peradangan dalam tubuh yang memengaruhi jantung.
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa ini tidak berarti semua orang dengan masalah sembelit akan mengalami masalah jantung. Hal ini dapat diartikan jika risiko masalahnya saja yang mungkin bisa lebih besar.
Pada sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa ketika usus besar tidak berfungsi pada tingkat yang optimal, maka hal itu dapat menyebabkan stres oksidatif. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian.
Tips pola hidup sehat yang bisa diikuti
Mengalami sembelit dalam waktu singkat biasanya tidak menyebabkan komplikasi apapun, meski akan memicu frustasi, stres, dan tidak nyaman. Untuk mengatasi masalah pencernaan, berikut beberapa tips pola hidup sehat yang dapat diikuti.
Konsumsi makanan kaya serat
Serat dapat membantu melembutkan feses sehingga dapat melewati usus besar dengan lebih mudah. Makanan kaya serat yang bisa dikonsumsi, termasuk kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan gandum.
Tetap terhidrasi dengan baik
Kelembaban dapat membantu tinja menjadi lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Setiap orang membutuhkan jumlah cairan yang berbeda setiap hari tergantung pada faktor tertentu, seperti usia dan tingkat aktivitas.
Karena itu, biasanya orang membutuhkan sekitar 1,5 hingga 2 liter air putih per hari.
Olahraga secara teratur
Rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga dapat membantu buang air besar. Salah satu olahraga yang bisa dilakukan dengan mudah adalah jalan cepat selama 30 hari setiap hari untuk melancarkan kesehatan pencernaan.
Baca juga: Mengenal Ultra Low Fat Diet: Apa Itu dan Bagaimana Tips Aman Menerapkannya?
Informasi kesehatan lainnya bisa ditanyakan pada dokter terpercaya kami melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!