Share This Article
Kejang adalah gangguan listrik yang terjadi secara tiba-tiba di otak, dapat menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, dan perasaan tak terkontrol pada tubuh. Mengetahui penyebab kejang bisa membantumu untuk meminimalkan terjadinya kondisi tersebut.
Jika diabaikan, kejang yang cukup parah juga berisiko bisa mengancam nyawa. Apa saja faktor yang bisa memicu terjadinya kejang? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Penyebab-penyebab kejang pada anak
Selain orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami kejang. Bahkan kondisinya bisa lebih serius jika tertangani dengan tepat. Berikut beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya kejang pada anak.
1. Demam sebagai penyebab kejang
Salah satu penyebab kejang pada anak yang paling umum adalah demam tinggi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Kejang biasanya terjadi saat suhu tubuh beranjak naik hingga di atas 38° Celcius.
Mengutip dari Kids Health, kejang demam pada anak umumnya disertai bola mata yang memutar, mengerang, muntah, hingga kedutan di sekujur tubuh. Kondisi ini bisa terjadi beberapa menit.
Baca juga: Jangan Panik Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Mengalami Kejang Demam
2. Kurang tidur
Kurang tidur adalah salah satu penyebab kejang pada anak yang sering diabaikan. Ini karena pada dasarnya tidur adalah cara terbaik bagi otak untuk beristirahat dan me-reset ulang fungsi terbaiknya.
Ketika tidur, terjadi perubahan pada aktivitas listrik di otak. Inilah alasan mengapa ada anak yang mengalami kejang saat terlelap.
Keadaan yang sama sebenarnya bisa saja terjadi pada orang dewasa. Hanya saja, anak-anak lebih rentan untuk mengalami kondisi ini.
3. Gangguan otak
Anak yang memiliki gangguan otak akan lebih sering mengalami kejang. Dilansir Epilepsy.com, adanya sesuatu yang tidak beres pada otak bisa menciptakan reaksi tertentu, salah satunya adalah kejang.
Seperti yang telah disebutkan, kejang adalah gerakan tak terkontrol akibat adanya gangguan aktivitas listrik di otak. Kondisi ini rentan terjadi pada anak-anak yang mengalami autisme, cerebral palsy (kelumpuhan otak), dan neurofibromatosis (kelainan saraf).
4. Lupa minum obat kejang sesuai resep dokter
Orang dewasa mungkin lebih kuat menahan rasa sakit meski tak minum obat, tapi lain lagi dengan anak-anak. Anak-anak bisa mengalami kejang ketika lupa minum obat kejang, jika diberikan resep rutin oleh dokter.
Tak minum satu dosis obat mungkin tidak terlalu berdampak signifikan. Tapi jika sering melewatkannya, anak bisa mengalami kejang dalam waktu yang tidak sebentar. Bahkan, menurut Penn Medicine, keadaan ini dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
5. Paparan cahaya
Paparan cahaya bisa menjadi penyebab kejang pada anak. Mengutip dari Dell Children Association, kondisi ini biasanya sering terjadi pada anak yang mengidap penyakit epilepsi fotosensitif.
Terjadinya kejang akibat paparan cahaya dapat terjadi ketika anak melihat kedipan lampu terang yang cepat hingga pola cahaya yang saling kontras. Kacamata hitam mungkin bisa membantu untuk meminimalkan kejang akibat faktor ini.
Penyebab-penyebab kejang pada orang dewasa
Beberapa penyebab kejang pada anak bisa memicu hal yang sama pada orang dewasa, seperti lupa minum obat atau kurang tidur. Secara garis besar, kejang pada orang dewasa lebih dipengaruhi oleh dua faktor: kondisi kesehatan dan pola hidup.
1. Pola hidup tak sehat
Mengutip dari Healthline, gaya hidup tak sehat bisa menjadi penyebab kejang pada orang dewasa. Kebiasaan-kebiasaan itu meliputi:
- Minum alkohol. Alkohol adalah zat perusak, bisa memengaruhi cara kerja otak. Minum alkohol dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu aktivitas listrik di otak dan menyebabkan kejang.
- Nikotin. Zat yang terdapat pada rokok ini bisa bertahan hingga berjam-jam di dalam tubuh, lalu terbawa darah menuju berbagai organ penting termasuk otak. Hal ini bisa mengganggu otak dalam menjalankan fungsinya.
- Kafein. Zat yang bisa ditemukan pada soda, kopi, dan teh ini memiliki stimulan yang tidak hanya mengganggu aktivitas di otak, tapi juga mengubah sinyal listrik yang dapat memicu kejang.
- Narkoba. Penyalahgunaan obat-obatan bisa meningkatkan risiko kejang. Obat-obatan rekreasi bekerja dengan cara menstimulasi otak agar melepaskan hormon atau senyawa tertentu.
Baca juga: Awas! Sering Minum Alkohol Bisa Picu 8 Penyakit Berbahaya Ini
2. Tanda adanya penyakit serius
Selain gaya hidup tak sehat, beberapa gangguan kesehatan bisa menjadi penyebab kejang pada orang dewasa, seperti:
- Tumor otak. Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor diidentifikasi sebagai penyebab kejang yang cukup serius. Adanya tumor atau jaringan baru pada otak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas listrik di organ tersebut.
- Penyakit kardiovaskular. Darah tinggi dan stroke adalah dua di antara penyakit kardiovaskular yang bisa sebabkan kejang. Belum diketahui secara pasti alasannya, kemungkinan dipicu oleh sirkulasi darah yang tidak stabil di dalam tubuh.
- Hipoglikemia. Seseorang bisa kejang bila kadar gula di dalam tubuh menurun drastis.
- Cedera kepala. Adanya cedera di kepala bisa berimbas pada otak. Hal ini dapat mengganggu berbagai aktivitas penting pada organ tersebut.
- Infeksi virus. Penyakit serius yang disebabkan oleh virus seperti meningitis dan AIDS bisa menyebabkan kejang jika tak tertangani dengan baik.
- Gangguan suasana hati. Ketika stres, otak dipaksa untuk melepaskan hormon tertentu seperti kortisol. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kejang.
Nah, itulah beberapa penyebab kejang pada anak dan orang dewasa yang perlu kamu tahu. Selain memerhatikan pola hidup, kamu juga bisa memeriksakan kondisi tubuhmu ke dokter untuk meminimalkan terjadinya kejang. Tetap jaga kesehatan, ya!
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait dengan masalah kesehatan kamu di aplikasi Good Doctor. Dokter terpercaya kami akan membantu dengan layanan 24/7.