Share This Article
Penyakit jantung tidak mengenal jenis kelamin. Ini bisa menyerang siapapun, baik itu perempuan maupun laki-laki.
Namun meski sama-sama berbahaya, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan antara gejala penyakit jantung yang dialami perempuan dan laki-laki.
Untuk mengenali apa saja yang membedakan keduanya, kamu bisa membaca ulasan menarik di bawah ini!
Fakta perbedaan penyakit jantung pada perempuan dan laki-laki
Dilansir NCBI, gejala penyakit jantung pada perempuan umumnya baru muncul sekitar 7 sampai 8 tahun lebih lambat daripada laki-laki.
Meski begitu, masalah kesehatan yang satu ini masih menjadi penyebab kematian nomor satu pada kaum hawa di atas 65 tahun.
Data terbaru dari National Health and Nutrition Examination Surveys (NHANES), Amerika Serikat, juga menunjukkan fakta yang menarik.
Fakta meyebutkan selama dua dekade terakhir, tingkat populasi perempuan paruh baya berusia 35 hingga 54 tahun, yang menderita penyakit jantung mengalami peningkatan dibandingkan laki-laki.
Baca juga: Cegah Virus Menyebar, Ini Tips Menggunakan Masker Sesuai Panduan WHO
Mengapa gejala penyakit jantung antara perempuan dan laki-laki berbeda?
Menurut Give, tubuh perempuan dan laki-laki memiliki anatomi dan fungsi berbeda. Hal ini termasuk dalam sistem kardiovaskuler, yang meliputi jantung beserta organ lain yang berhubungan dengan sirkulasi darah.
Dengan adanya perbedaan ini, gejala yang muncul saat terserang penyakit jantung pun menjadi berbeda. Misalnya dari segi lokasi terjadinya penyumbatan.
Jika pada laki-laki, plak umum ditemukan pada pembuluh nadi terbesar yang bertugas memompa darah kepada jantung. Pada perempuan, plak justru sering ditemukan di pembuluh nadi terkecil yang disebut microvasculature.
Kesamaan gejala penyakit jantung pada perempuan dan laki-laki
Baik perempuan maupun laki-laki sama-sama memiliki gejala nyeri dada yang menjadi pertanda utama gangguan jantung akut.
Akan tetapi perempuan disebut-sebut cenderung memiliki gejala vaso-vegetatif (gangguan fungsi otak), yang dapat menutupi nyeri dada tersebut. Secara umum gejala pada keduanya relatif sama, yakni:
- Nyeri, rasa penuh yang muncul seperti sensasi diremas atau terbakar di tengah dada. Nyeri bisa menjalar ke leher, satu atau kedua lengan, bahu, atau rahang. Kondisi ini dapat berlangsung lebih dari beberapa menit atau bisa hilang dan kembali.
- Sesak napas, pusing, mual, menggigil, berkeringat, atau denyut nadi lemah
- Kulit dingin dan lembap, pucat abu-abu, atau gejala penyakit yang parah
- Pingsan
Perbedaan gejala penyakit jantung pada perempuan dan laki-laki
Dilansir Web MD, sebuah penelitian yang dilakukan di University of Rochester, New York, Amerika Serikat mempelajari 41 perempuan dan 59 laki-laki yang pernah mengalami serangan jantung.
Studi tersebut berupaya meneliti gejala serangan jantung dan penundaan dalam mencari perawatan medis pada kedua jenis kelamin tersebut.
Sebagian besar peserta perempuan berusia sekitar 70 tahun, sementara yang laki-laki rata-rata berusia 60 tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan cara para peserta menggambarkan gejala yang dialami:
- Nyeri, sesak napas, kelelahan dirasakan oleh kedua jenis kelamin
- Ketidaknyamanan di dada sisi kanan, 4,7 kali lebih banyak dilaporkan oleh laki-laki
- Ketidaknyamanan tenggorokan, 12 kali lebih sering dilaporkan oleh perempuan
- Kelelahan, 2,7 kali lebih banyak dilaporkan oleh laki-laki
- Pegal linu, 3,9 kali lebih sering dilaporkan oleh laki-laki
- Sensasi dada tertekan, 7,3 kali lebih mungkin dilaporkan oleh perempuan
- Muntah, 3,9 kali lebih banyak dilaporkan oleh perempuan
- Gangguan pencernaan, 3,7 kali lebih sering dilaporkan oleh laki-laki
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Segudang Manfaat Bayam Bagi Kesehatan Tubuh
Cara mencegah penyakit jantung pada perempuan dan laki-laki
Baik perempuan ataupun laki-laki, dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Mengetahui faktor risiko penyakit jantung yang mungkin dimiliki
- Tidak segan berdiskusi dengan dokter tentang skrining penyakit jantung berdasarkan riwayat keluarga dan faktor risiko yang dimiliki
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara teratur
- Mengurangi aktivitas yang bisa membuat stres
- Menjalani pola makan sehat rendah lemak jenuh dan gula, serta banyak mengonsumsi serat
Khusus untuk perempuan, mengingat secara alami memiliki faktor risiko tambahan seperti preeklampsia atau diabetes gestasional, maka kamu harus lebih peka dengan gangguan kesehatan yang terasa dan tidak mengabaikannya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!