Share This Article
Kentang merupakan tanaman umbi yang sudah tak asing lagi bagi orang Indonesia. Ada sejumlah nutrisi menyehatkan di dalamnya, seperti karbohidrat, mineral, kalsium, seng, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, teknik pengolahan sangat berpengaruh pada kandungan nutrisi tersebut. Kentang yang digoreng misalnya, justru dapat membahayakan kesehatan. Bagaimana bisa? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Bahaya kentang goreng untuk tubuh
Meski mengandung segudang nutrisi baik, kentang bisa menjadi makanan yang berbahaya dan mendatangkan penyakit serius. Kentang yang digoreng bisa terkontaminasi dan menciptakan senyawa-senyawa baru yang justru meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Apa saja?
Baca juga: Waspada Hipertensi Si “Silent Killer”, Simak Hal-Hal Perlu Kamu Tahu
1. Penyakit jantung
Menurut sebuah penelitian oleh sejumlah ilmuwan di Spanyol, senyawa polar di dalam minyak goreng bisa mengontaminasi kentang yang digoreng. Senyawa polar merupakan gabungan dari dua zat yang saling mengikat partikel elektron pada masing-masing unsurnya.
Dalam hal ini, dua partikel itu berasal dari minyak goreng dan kentang. Secara ilmiah, senyawa polar memiliki konsentrasi yang berbeda dengan asam lemak tak jenuh tunggal di dalam darah. Ini bisa membuat tekanan darah menjadi tak stabil, terutama saat konsumsi berlebihan.
Tekanan darah tak stabil bisa membuka potensi berbagai gangguan jantung. Ini dipicu oleh kinerja jantung yang dipaksa untuk menyesuaikan diri dalam memompa darah, agar tekananannya tetap stabil.
2. Risiko obesitas
Banyak yang tak menyadari bahwa terlalu makan makanan yang digoreng, termasuk kentang, dapat meningkatkan risiko obesitas. Sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat menjelaskan, makanan yang digoreng memiliki kalori lebih banyak daripada yang tidak.
Saat kalori menumpuk tanpa disertai proses pembakaran yang seimbang, bersiaplah untuk mengalami kenaikan berat badan. Belum lagi, terdapat lemak trans yang selama ini dikenal sebagai salah satu pemicu utama obesitas.
Menurut penelitian, lemak trans adalah jenis lemak yang bisa memengaruhi hormon pengatur nafsu makan, dan buruk dalam proses pencernaannya. Lemak trans mudah menumpuk di perut, karena sulit untuk diproses.
Riset yang sama juga memaparkan, konsumsi lemak trans berlebih bisa membuat berat badan naik mulai 0,54 kg.
3. Rentan terkena diabetes
Selama ini, mungkin sebagian orang berpikir bahwa hanya makanan dengan tinggi gula yang bisa menyebabkan diabetes. Pendapat tersebut tak sepenuhnya benar. Sebab, diabetes juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, misalnya sensitivitas insulin.
Para ilmuwan di University of Minnesota, Amerika Serikat, memaparkan, orang yang sering makan kentang goreng sangat rentan untuk terkena diabetes tipe 2. Lemak jenuh pada makanan yang digoreng, mampu menimbulkan resistensi insulin.
Kondisi tersebut dapat terjadi saat sel-sel tubuh tidak bisa mengolah gula darah secara optimal karena sensitivitas insulin yang rendah.
Baca juga: Jangan Ditunda, Cara Mencegah Diabetes Ini Perlu Dicatat Anak Muda
Batas konsumsi kentang goreng
Seperti yang telah dijelaskan, kentang merupakan jenis umbi-umbian yang kaya akan nutrisi, bahkan bisa menjadi alternatif sumber karbohidrat. Sayangnya, proses penggorengan bisa membuatnya terkontaminasi dan menciptakan senyawa-senyawa baru membahayakan.
Profesor Eric Rimm, nutrisionis Harvard School of Public Health, menyarankan, konsumsi kentang goreng sebaiknya tidak lebih dari enam potong di tiap porsi. Imbangi juga dengan nutrisi lain dari makanan yang berbeda, misalnya salad.
Dengan risikonya yang relatif tinggi, ada baiknya kamu juga membatasi atau bahkan menghindari total makan kentang goreng. Meski, konsumsi dalam batas normal dinilai tak akan memberikan dampak serius.
Nah, itulah sejumlah bahaya dari kentang goreng untuk tubuh yang perlu kamu tahu. Dengan membatasi konsumsinya, kamu bisa meminimalkan risiko beberapa penyakit merugikan. Tetap jaga kesehatan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!