Share This Article
Syarat donor darah di PMI ataupun lembaga terkait ditujukan untuk keamanan pendonor dan calon penerima donor itu sendiri.
Jika kamu tertarik melakukan donor darah, maka syarat-syaratnya perlu diketahui, karena tidak semua orang diperbolehkan untuk melakukan donor darah.
Nah, biar tahu lebih jelasnya mengenai syarat donor darah di PMI, yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Kenapa harus donor darah?
Dengan donor darah, kamu bisa membantu seseorang dalam keadaan mendesak. Sebab, tidak jarang saat kondisi pasien membutuhkan darah, PMI atau rumah sakit tidak memiliki stok darah yang memadai.
PMI sendiri menargetkan 4,5 juta kantong darah untuk bisa memenuhi pasokan nasional sesuai dengan standar WHO yaitu 2% dari jumlah penduduk setiap harinya.
Bagi kamu yang mendonorkan darah, kamu akan mendapatkan manfaat luar biasa. Kamu bisa mengurangi zat besi berlebih, mengidentifikasi masalah kesehatan, membakar kalori, dan lain sebagainya.
Manfaat donor darah
Donor darah punya banyak manfaat lho. Baik untuk si penerima donor maupun pendonor itu sendiri. Saat kamu melakukan donor darah, tubuh akan bekerja untuk menggantikan volume darah yang hilang dalam waktu 48 jam setelah donor.
Dalam waktu 4-8 minggu, semua sel darah merah yang hilang akan tergantikan dengan sel darah merah baru. Proses pembentukan sel darah merah baru ini bisa membantu tubuh kamu tetap sehat serta bekerja dengan lebih efisien dan produktif.
Melansir Healthline, Mental Health Foundation menyebut menjadi pendonor juga bisa memberikan manfaat secara fisik maupun mental terhadap pendonor.
Berikut beberapa manfaat donor darah bagi pendonor:
- Mengurangi stres.
- Meningkatkan kesehatan emosional.
- Bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
- Membantu menghilangkan pikiran negatif.
- Meningkatkan rasa kepemilikan dan mengurangi perasaan terisolasi.
Berikut beberapa manfaat bagi penerima donor darah:
- Membantu orang dalam situasi bencana atau situasi darurat.
- Bantu orang yang kehilangan banyak darah saat operasi.
- Membantu orang kehilangan darah karena pendarahan perut.
- Bantu wanita yang mengalami komplikasi serius selama kehamilan atau proses persalinan.
- Membantu penderita kanker, anemia berat, atau penyakit gangguan darah lainnya yang membutuhkan transfusi darah.
Syarat donor darah PMI
Banyak orang yang bersedia untuk donor darah, tapi tidak semua orang dapat melakukannya. Sebelum donor darah, perlu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan keamanan darah bagi penerima dan pendonor tetap sehat setelah melakukan donor darah.
Yang berhak menyelenggarakan dan mengelola stok darah yaitu Palang Merah Indonesia (PMI).
Berikut beberapa syarat yang mesti kamu ketahui apabila ingin donor darah, yaitu:
- Sehat jasmani dan rohani.
- Berusia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi pendonor bila mendapatkan izin tertulis dari orang tua).
- Berat badan minimal 45 kg.
- Temperatur tubuh 36,6 – 37,5 derajat Celcius.
- Tekanan darah baik, yaitu sistole 110-160 mmHg, diastole 70-100 mmHg.
- Denyut nadi teratur, berada sekitar 50-100 kali/menit.
- Memiliki hemoglobin minimal 12 gram untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki 12,5 gram.
Nah, semua syarat donor di atas adalah pemeriksaan awal, kamu akan melalui pemeriksaan fisik, termasuk juga mengetahui golongan darah. Kemudian petugas menilai apakah kamu bisa melakukan donor darah atau tidak.
Meski kamu memenuhi persyaratan, tapi tidak bisa mendonorkan darah setiap saat. PMI membatasi setiap tahun tiap orang hanya bisa melakukan 5 kali donor darah dengan jarak donor sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
Orang yang tidak boleh mendonorkan darah
Ada beberapa orang yang tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya karena beberapa kondisi yang bisa membahayakan diri sendiri atau juga yang menerima donor darah, seperti:
- Tidak mendapatkan izin dari dokter karena alasan kondisi kesehatan.
- Menderita kencing manis (diabetes mellitus).
- Memiliki penyakit paru-paru dan jantung.
- Mengidap kanker.
- Menderita epilepsi dan sering kejang.
- Memiliki perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya.
- Mengidap sifilis.
- Penderita dan pernah menderita hepatitis B atau C.
- Kecanduan alkohol.
- Mengidap atau berisiko tinggi HIV/AIDS
- Hipertensi.
- Ketergantungan narkoba.
Selain itu, ada juga beberapa kondisi yang mengharuskan kamu menunda untuk mendonorkan darah, seperti:
- Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Dalam jangka waktu 6 bulan setelah melakukan tato dan tindik telinga.
- Dalam jangka waktu 72 jam setelah operasi gigi.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Dalam waktu 6 bulan setelah operasi kecil.
- Disuntik vaksin polio, influenza, difteri, tetanus dalam 24 jam sebelumnya.
Banyak yang mengatakan bahwa perempuan yang sedang menstruasi tidak bisa melakukan donor darah. Namun, sebenarnya donor darah masih bisa dilakukan jika tidak merasa sakit dan memenuhi standar hemoglobin yang dianggap aman untuk melakukan donor darah.
Cara donor darah di PMI
Jika kamu merasa sudah memenuhi syarat donor darah, dan juga tidak termasuk dalam orang yang tidak boleh mendonor.
Maka kamu bisa langsung donor darah di PMI dengan cara mendaftarkan diri di Unit Donor Darah (UDD) PMI terdekat yang ada di daerah kamu.
Saat ini sudah ada 211 UDD yang tersebar di 210 kabupaten dan kota. Atau mengunjungi Gerai Donor Darah di beberapa mol, PMI juga telah memobilisasi 100 unit mobil donor darah.
Donor darah sebenarnya relatif aman, tapi jika kamu merasa pusing, lemas, dan nyeri pada titik pengambilan darah, segeralah hubungi tenaga medis yang membantu proses donor darah.
Donor darah berapa bulan sekali?
Frekuensi melakukan donor darah berbeda-beda bagi tiap individu. Tergantung jenis donor darah yang dilakukan dan tergantung aturan yang ditetapkan.
Namun kamu dapat mendonorkan darah lengkap setiap 56 hari. Jadi, jika kamu masih bertanya-tanya sebaiknya donor darah berapa bulan sekali dilakukan, kamu bisa langsung berkonsultasi pada dokter atau petugas medis.
Efek donor darah
Selain punya banyak manfaat, tak bisa dipungkiri donor darah juga punya efek samping terhadap diri kita. Tapi tenang, karena umumnya efek donor darah ini ringan.
Berikut beberapa efek donor darah yang mungkin terjadi pada fisikmu:
- Memar dan nyeri karena darah di bawah permukaan kulit. Ini adalah reaksi yang normal dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu .
- Perdarahan kecil dari bekas jarum suntik. Untuk membantu mencegah hal ini, kamu disarankan jangan melepas perbannya minimal 4 jam setelah donor.
- Kelelahan, pusing, atau mual setelah mendonorkan darah. Ini karena penurunan tekanan darah sementara.
Donor darah saat pandemi apakah aman?
Saat pandemi, kekhawatiran akan hal-hal terkait kesehatan pasti bertambah, termasuk soal donor darah. Lalu sebenarnya donor darah saat pandemi aman gak sih?
Melansir laporan WHO, sampai saat ini belum ada laporan penularan virus pernapasan melalui darah atau komponen darah. Oleh karena itu, penularan COVID-19 dari darah atau komponen darah masih bersifat teoritis dan kemungkinan berskala minimal.
Karena belum ada bukti medis, maka dari itu diperlukan langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko penularan. Mulai dari edukasi kepada calon pendonor, karantina komponen darah, dan lain-lain.
Donor darah untuk COVID
Seseorang yang sudah sembuh dan pulih dari COVID-19 disebut memiliki antibodi yang dapat menyerang virus corona dalam darahnya. Hal inilah mengapa para pasien COVID sembuh disarankan untuk melakukan donor darah.
Tapi, bukan donor darah biasa. Pasien COVID yang sudah sembuh diminta untuk donor darah bernama plasma konvalesen.
Istilah konvalesen mengacu pada siapa saja yang sembuh dari suatu penyakit. Adapun yang dimaksud dengan plasma, adalah bagian cairan kuning dari darah yang mengandung antibodi.
Berikut syarat donor darah bagi pasien COVID:
- Harus sudah memiliki diagnosis COVID-19 sebelumnya yang didokumentasikan oleh tes laboratorium.
- Individu harus memiliki resolusi lengkap gejala setidaknya 14 hari sebelum donasi.
- Pendonor dalam keadaan sehat.
- Diutamakan berjenis kelamin laki-laki karena tidak memiliki antigen HLA yang bisa membuat masalah di penerima plasma.
- Perempuan tetap berpotensi menjadi pendonor asalkan tidak sedang hamil.
- Bisa dipastikan kondisi kesehatan lainnya, misalnya darah tidak mengandung malaria, virus HIV, hepatitis dan sebagainya.
Baca Juga : Menilik Lebih Dalam mengenai Donor Darah Plasma Konvalesen untuk Pasien COVID
Donor plasma darah
Sebenarnya, ada beberapa jenis donor darah yang umum dilakukan. Salah satunya adalah Plasmapheresis atau donor plasma darah.
Jenis ini hanya akan mengambil sel plasma dalam darah atau disebut donor darah plasma. Plasma adalah cairan dalam darah yang berfungsi mengalirkan air dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.
Sebagai informasi tambahan saat ini donor darah plasma tengah digunakan untuk pengobatan COVID-19. Di Amerika melakukan terapi convalescent plasma untuk membantu pemulihan pasien COVID-19.
Terapi tersebut menggunakan donor darah plasma dari orang yang sudah sembuh dari COVID-19. Donor darah plasma dari orang yang sudah sembuh mengandung antibodi. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan tubuh melawan virus.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!