Share This Article
Terapi saraf kejepit biasanya dilakukan untuk membantu meringankan gejala yang dirasakan. Perlu diketahui, saraf kejepit terjadi ketika jaringan di sekitarnya menekan saraf sehingga menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di berbagai area tubuh.
Kebanyakan saraf kejepit berasal dari leher atau radikulopati servikal, punggung tengah atas atau radikulopati toraks, serta punggung bawah atau radikulopati lumbal.
Nah, untuk mengetahui terapi saraf kejepit yang bisa dilakukan yuk simak penjelasan lebih lengkapnya berikut.
Baca juga: Manfaat Lompat Tali: Tingkatkan Koordinasi hingga Mengurangi Lemak Perut
Penyebab umum terjadinya saraf kejepit
Dilansir Mayo Clinic, saraf kejepit terjadi ketika terlalu banyak tekanan atau kompresi yang diterapkan ke saraf oleh jaringan di sekitarnya. Dalam beberapa kasus, jaringan ini mungkin berupa tulang rawan, otot, atau tendon.
Terdapat sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, yakni cedera, rheumatoid atau radang sendi, pergelangan tangan, stres, hingga kegemukan.
Jika saraf kejepit terjadi dalam waktu singkat, biasanya tidak ada kerusakan permanen. Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko mengalami saraf kejepit, di antaranya:
- Jenis kelamin. Biasanya wanita lebih mungkin mengembangkan risiko saraf kejepit akibat sindrom terowongan karpal(Carpal Tunnel Syndrome CTS).
- Taji tulang. Trauma atau kondisi yang menyebabkan penebalan tulang, seperti osteoartritis dimana dapat mempersempit ruang tempat saraf bergerak.
- Arthritis rheumatoid. Peradangan ini dapat menekan saraf, terutama pada area persendian.
- Penyakit tiroid. Orang dengan penyakit tiroid berisiko lebih tinggi mengalami sindrom terowongan karpal.
Tanda dan gejala saraf kejepit, dapat meliputi mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang disuplai oleh saraf, nyeri tajam, kesemutan, dan kelemahan otot. Berbagai gejala ini biasanya dapat ditangani dengan melakukan perawatan, salah satunya adalah terapi.
Terapi saraf kejepit yang perlu diketahui
Saraf kejepit dapat terjadi di sejumlah tempat di tubuh, seperti disk hernia tulang belakang bagian bawah yang akan memberi tekanan pada saraf. Beberapa terapi saraf kejepit bisa dilakukan untuk mengurangi gejala, seperti berikut ini:
Fisioterapi
Terapi saraf kejepit berupa fisioterapi merupakan intervensi penting untuk kompresi saraf. Saat saraf keluar dari tulang belakang melalui lubang yang disebut foramina, kondisi ini dapat menekan atau mencubit saraf.
Kompresi saraf ketidaknyaman yang signifikan bagi penderitanya. Dengan melakukan fisioterapi yang tepat, sebagian besar kompresi dapat dikelola secara konservatif tanpa pembedahan. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua bisa diselesaikan hanya dengan fisioterapi, tergantung pada luasnya cedera yang terjadi.
Ketika cedera terjadi, tujuan dari terapi saraf kejepit ini adalah untuk tetap konservatif dan tidak memperburuk kondisi. Setelah peradangan awal mereda, pendekatan perawatan bertahap biasanya akan dimulai.
Pemeriksaan tulang belakang secara menyeluruh akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi saraf. Selanjutnya, terapi diarahkan pada evaluasi dan perbaikan postur tubuh, mengurangi gejala klinis berupa nyeri, dan meningkatkan kekuatan serta fleksibilitas.
Terapi fisik
Selain fisioterapi, terapi saraf kejepit lainnya yang perlu dilakukan untuk mengurangi gejala adalah terapi fisik. Terapi fisik sendiri menggunakan kombinasi olahraga, dan peregangan lembut untuk membantu meredakan nyeri atau rasa sakit akibat saraf kejepit.
Peregangan dan olahraga ringan perlu diterapkan selama terapi fisik untuk mendapatkan kesembuhan maksimal. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli terapi fisik mengenai latihan yang cocok untuk jenis saraf kejepit.
Untuk mempercepat proses penyembuhan, terapi saraf kejepit harus disertai dengan mengonsumsi obat anti-inflamasi.
Baca juga: Mendidik Anak untuk Belajar Tanpa Memaksa? Yuk Simak Tips Praktisnya!
Informasi kesehatan lainnya bisa ditanyakan pada dokter di Good Doctor melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!