Share This Article
Penyandang disabilitas juga bisa loh, melakukan kegiatan seperti dengan teman-teman sebayanya. Kamu bisa memberi dukungan dan kebebasan berinteraksi dengan mereka seperti pada umumnya dengan melakukan inklusivitas disabilitas.
Apa itu inklusivitas disabilitas, bagaimana cara melakukannya dan mengapa perlu dilakukan? Yuk simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Mengenal inklusivitas disabilitas
Inklusivitas disabilitas adalah memahami dan mendukung penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan. Dengan melakukan inklusivitas disabilitas, berarti kita memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Dukungan positif untuk mereka penyandang disabilitas
Inklusivitas disabilitas diharapkan dapat mendukung penyandang disabilitas terlibat dalam kegiatan sosial di berbagai tempat. Seperti menggunakan transportasi umum, mengunjungi perpustakaan atau bahkan terlibat dalam sebuah komunitas.
Dengan begitu, mereka dapat menjalin hubungan seperti teman-teman sebayanya. Mereka juga bisa tetap memanfaatkan waktu dengan kegiatan sehari-hari yang lebih positif.
Selain itu, kamu juga bisa mengajak para penyandang disabilitas untuk ikut dalam kegiatan kesehatan seperti:
- Program pendidikan dan konseling mempromosikan aktivitas fisik, meningkatkan nutrisi atau mengurangi rokok, alkohol dan obat-obatan.
- Mengikuti pemeriksaan tekanan darah dan kolesterol tahunan. Atau mengikuti skrining berbagai penyakit seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung.
Kenapa inklusivitas disabilitas diperlukan?
Penyandang disabilitas seringkali memiliki kondisi kesehatan yang lebih berisiko. Misalkan:
- Orang dewasa dengan disabilitas tiga kali lebih mungkin menderita penyakit jantung, stroke, diabetes atau kanker dibanding dengan orang dewasa tanpa disabilitas.
- Penyandang disabilitas di usia dewasa lebih cenderung menjadi perokok aktif dibandingkan orang tanda disabilitas.
- Serta penyandang disabilitas lebih kecil kemungkinannya melakukan pemeriksaan mammogram payudara dibandingkan yang tidak disabilitas.
Dengan menjalani inklusivitas disabilitas, sama artinya dengan mendorong penyandang disabilitas untuk bisa mendapatkan kesempatan hidup sehat dengan mereka yang tanpa disabilitas. Seperti melakukan pemeriksaan rutin dan juga akses kesehatan yang lebih terbuka.
Tidak hanya dalam hal kesehatan, inklusivitas disabilitas juga dapat membantu mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Sebab, penyandang disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama dalam setiap aspek kehidupan, sesuai dengan kemampuan dan kemauan mereka.
Bagaimana dengan layanan kesehatan untuk penyandang disabilitas di Indonesia?
Dilansir dari laman p2ptm.kemkes.go.id, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun dan meluncurkan peta jalan sistem layanan kesehatan inklusivitas bagi penyandang disabilitas 2020-2024.
Ini dilakukan agar terciptanya rujukan bagi jajaran kesehatan di pusat dan daerah untuk mewujudkan sistem dan layanan kesehatan yang aksesibel, menyeluruh, terjangkau, berkualitas, menghargai martabat, serta memberdayakan penyandang disabilitas.
Dari layanan tersebut, ditargetkan pada 2030 mendatang seluruh penyandang disabilitas di Indonesia bisa memiliki kesehatan yang optimal, sehingga mampu menunjang produktivitas dan partisipasi aktif dalam masyarakat.
Akses layanan kesehatan yang terbuka
Selain adanya peta jalan sistem layanan kesehatan inklusivitas bagi penyandang disabilitas, pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan askes para penyandang disabilitas dalam hal mendapat pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.
Akses yang lebih terbuka disertai juga dengan upaya rehabilitasi bersumber daya disabilitas. Yaitu upaya untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Mulai dari tatanan keluarga sampai masyarakat. Dengan pemberdayaan ini, diharap dapat terbentuk masyarakat inklusivitas disabilitas, yang ditandai dengan meningkatkan peran para penyandang disabilitas.
Fakta penyandang disabilitas
Indonesia memiliki jumlah penyandang disabilitas yang tidak sedikit. Dara dari riset kesehatan dasar 2018 menunjukkan prevalensi disabilitas penduduk Indonesia mencapai 22 persen untuk yang berusia 18 hingga 59 tahun.
Sedangkan untuk usia usia 5 hingga 17 tahun, terdapat 3,3 persen penduduk Indonesia peyandang disabilitas. Jumlah tertinggi berada di Sulawesi Tengah. Sementara lokasi dengan jumlah terendah adalah lampung.
Sementara berdasarkan data WHO pada 2011, ada sekitar 15 persen dari populasi dunia merupakan penyandang disabilitas. Sementara di Amerika Serikat ada sekitar 61 juta penyandang disabilitas.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!