Share This Article
Infeksi kulit pascamelahirkan dapat terjadi, bahkan merupakan masalah kesehatan yang mengancam jiwa. Namun, banyak yang tidak menyadari tanda-tanda peringatannya sehingga penanganan terlambat dilakukan.
Jika muncul gejala, umumnya akan berlangsung selama beberapa hari bahkan tidak dirasakan selama perawatan di rumah sakit. Nah, untuk mengetahui infeksi kulit pascamelahirkan yang umum terjadi yuk simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Mengenal Ultra Low Fat Diet: Apa Itu dan Bagaimana Tips Aman Menerapkannya?
Apa saja infeksi kulit pascamelahirkan?
Dilansir dari Healthline, infeksi pascamelahirkan lebih jarang terjadi sejak diperkenalkannya antiseptik dan penisilin. Namun, flora kulit seperti Streptococcus atau Staphylococcus dan bakteri lainnya masih bisa menyebabkan infeksi.
Infeksi ini sering kali bermula di rahim setelah proses melahirkan dilewati. Risiko terkena infeksi setelah melahirkan akan berbeda-beda, tergantung pada metode yang digunakan untuk melahirkan. Beberapa infeksi kulit yang bisa terjadi pascamelahirkan, antara lain sebagai berikut:
Sepsis
Sepsis adalah penyakit yang dapat berkembang pada beberapa wanita hamil serta ketika baru saja melahirkan bayi. Jika sepsis berkembang dalam enam minggu setelah melahirkan, maka disebut dengan sepsis postpartum atau sepsis nifas.
Sepsis terjadi ketika tubuh memiliki respon ekstrim terhadap infeksi yang sedang terjadi. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan, yakni berupa peningkatan detak jantung, demam, menggigil, disorientasi, sakit parah, sesak napas, dan kulit lembab.
Terkadang salah disebut keracunan darah, sepsis sering kali merupakan respons inflamasi yang mematikan dari tubuh terhadap infeksi. Sepsis yang berhubungan dengan kehamilan membutuhkan deteksi dini, diagnosis yang akurat, dan pengobatan agresif.
Infeksi bekas luka jahitan
Jahitan yang menyatukan tepi luka bertujuan untuk menghentikan perdarahan, namun terkadang bisa terinfeksi. Beberapa gejala jahitan yang terinfeksi adalah nyeri semakin parah, muncul kemerahan, terjadi pembengkakan, dan keluar nanah di sekitar luka.
Kulit berfungsi sebagai penghalang yang akan melindungi organisme asing untuk menginfeksi. Namun, ketika ada luka di kulit akibat luka atau sayatan maka bakteri bisa masuk sehingga mengakibatkan infeksi jaringan.
Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi pada luka bekas jahitan. Beberapa faktor risiko yang dimaksud, antara lain kelebihan berat badan, kebiasaan merokok, terganggunya sistem imun, dan menderita penyakit diabetes.
Biduran
Alergen menghasilkan protein yang disebut dengan Histamin dimana akan dilepaskan ke aliran darah. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan bereaksi negatif sehingga mengakibatkan kulit merah dan gatal di berbagai bagian tubuh atau disebut biduran.
Biduran pasca melahirkan diketahui memengaruhi setidaknya 20 persen wanita setelah melahirkan. Reaksi alergi ini cenderung terjadi pada waktu yang berbeda setelah melahirkan dan biasanya muncul di lengan, punggung, dan area kaki.
Beberapa penyebab seorang wanita yang baru melahirkan bisa mengalami biduran adalah perubahan hormonal, kondisi medis seperti tiroid, obat-obatan tertentu, dan faktor lingkungan.
Gatal-gatal pasca melahirkan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti anafilaksis atau kesulitan bernapas.
Tips mencegah infeksi pasca melahirkan
Pencegahan infeksi pasca persalinan perlu dimulai dengan memikirkan rencana perawatan setelah melahirkan. Setelah melahirkan, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang risiko komplikasi terkait kehamilan dan perawatan lanjutan khusus yang mungkin diperlukan.
Dalam 12 minggu setelah melahirkan, temui penyedia layanan kesehatan untuk evaluasi pasca melahirkan yang komprehensif. Selama perawatan ini, penyedia layanan kesehatan biasanya akan memeriksa suasana hati dan kesejahteraan emosional, mendiskusikan jarak lahir, dan pemeriksaan fisik lain.
Pemeriksaan fisik yang dimaksud mungkin termasuk pemeriksaan perut, vagina, leher rahim, dan rahim untuk memastikan kesembuhan.
Pada kesempatan ini, kamu bisa membicarakan masalah lain terkait kesehatan untuk membantu penyedia layanan kesehatan dalam mengetahui gejala yang mungkin terkait dengan infeksi.
Baca juga: Klamidia pada Mata: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!