Share This Article
Anemia atau kurang darah dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anemia pada ibu hamil. Anemia sendiri adalah suatu kondisi di mana seseorang kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Pada umumnya anemia terjadi karena beberapa hal, salah satunya perdarahan. Penyebab lainnya, adanya masalah pada tubuh yang membuatnya menghancurkan sel darah merah.
Seorang wanita dewasa dikatakan menderita anemia apabila kandungan hemoglobin darahnya kurang dari 12,1 g/dL.
Namun, jika anemia terjadi pada ibu hamil, maka kamu perlu mempelajarinya lebih lanjut. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai penyebab anemia dan pencegahannya pada ibu hamil.
Baca Juga : Sering Merasa Lelah? Yuk Kenali Beberapa Penyebab Anemia Secara Umum!
Anemia ringan saat hamil
Anemia ringan saat hamil sangat umum dialami oleh wanita yang sedang mengandung. Tetapi Moms mungkin juga bisa mengalami anemia yang lebih parah dari kadar zat besi atau vitamin yang rendah atau dari alasan lain.
Selama kehamilan, tubuh menghasilkan lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika Moms tidak mendapatkan cukup zat besi atau nutrisi tertentu lainnya, tubuh mungkin tidak dapat menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah tambahan ini.
Anemia atau kurang darah ringan dapat membuat ibu hamil merasa lelah dan lemah. Namun jika anemia parah dan tidak diobati, itu dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti kelahiran prematur.
Berikut gejala anemia ringan saat hamil yang harus Moms waspadai:
- Kulit pucat,bibir, dan kuku
- Merasa lelah atau lemah
- Pusing
- Sesak napas
- Detak jantung cepat
- Kesulitan berkonsentrasi
Baca Juga : Bukan Cuma Pusing, Ini Ragam Gejala Anemia yang Mesti Kamu Waspadai
Bahaya anemia saat hamil muda dan pada ibu hamil trimester kedua
Anemia ringan memang normal selama kehamilan karena peningkatan volume darah. Namun anemia yang lebih parah, bagaimanapun dapat menempatkan bayi pada risiko yang lebih tinggi untuk anemia di kemudian hari pada masa bayi.
Selain itu, jika ibu hamil mengalami anemia selama hamil muda yakni trimester pertama dan kedua, Moms lebih berisiko mengalami persalinan prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Anemia saat hamil muda dan pada trimester kedua juga membebani ibu hamil dengan meningkatnya risiko kehilangan darah selama persalinan dan membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.
Penyebab anemia pada ibu hamil
Anemia ringan sering terjadi pada ibu hamil. Namun, kurang darah pada ibu hamil bisa saja menjadi masalah serius.
Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kurang darah atau anemia pada ibu hamil:
1. Kekurangan zat besi
Selama kehamilan, tubuh membutuhkan zat besi dua kali lipat lebih banyak. Zat besi merupakan komponen penting dalam pembentukan hemoglobin, yang merupakan bagian dari sel darah merah.
Kebutuhan zat besi meningkat karena selama kehamilan volume darah yang diperlukan meningkat 30 hingga 50 persen.
Hal ini terjadi karena tubuh membutuhkan lebih banyak darah sehingga dapat membawa oksigen, bukan cuma untuk ibu, tapi juga untuk calon bayi.
Namun ibu seringkali tidak menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan. Di Amerika Serikat, anemia pada ibu hamil karena kekurangan cadangan zat besi adalah hal yang umum terjadi.
Sekitar 15 hingga 25 persen wanita hamil mengalami anemia. Kondisi ini bisa diatasi, namun dalam kasus tertentu, kurangnya zat besi pada ibu hamil tak cuma menyebabkan anemia. Masalah ini juga bisa mengakibatkan bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan yang kurang.
2. Kurangnya asupan folat atau asam folat
Kurang darah atau anemia pada ibu hamil juga bisa terjadi karena kurangnya asupan folat. Folat bersama dengan nutrisi lainnya seperti vitamin B12 dan vitamin C berperan dalam proses pembentukan sel darah merah baru dan sehat.
Karena selama kehamilan darah merah yang dibutuhkan tubuh lebih dari biasanya, maka asupan folat atau asam folat juga harus lebih banyak.
Jika tidak, maka bisa menimbulkan terjadinya anemia. Tak cuma anemia, kurangnya folat dapat menyebabkan cacat lahir (Spina Bifida) pada bayi dan rendahnya berat bayi saat lahir.
Itu sebabnya, bagi wanita yang berencana untuk hamil, sudah dianjurkan untuk memperbanyak asupan folat atau asam folat, seperti yang terkandung dalam sayuran hijau atau mengkonsumsi suplemen asam folat.
Baca Juga : Bisa Perbanyak Sel Darah Merah, Ini Fungsi Asam Folat untuk Anemia
3. Kekurangan vitamin B12
Penyebab ibu hamil kurang darah atau anemia yang selanjutnya adalah kurangnya asupan vitamin B12.
Sama seperti folat, vitamin B12 di dalam tubuh diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.
Karena itu, kekurangan vitamin B12 saat hamil bisa berakibat terjadinya anemia. Selain itu, bayi dapat lahir cacat dan lahir sebelum waktunya (prematur).
Cara mengatasi saat ibu hamil kurang darah atau anemia
Jika mengalami anemia saat hamil, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi dan atau suplemen asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal.
Dokter juga akan menyarankan ibu hamil untuk lebih banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi tinggi untuk mencegah kurang darah.
Setelah melewati jangka waktu tertentu, dokter akan meminta pasien menjalani tes darah. Dokter akan memeriksa kadar hemoglobin dan hematokrit, untuk memastikannya sudah membaik.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan beberapa jenis makanan hewani untuk dikonsumsi, seperti:
- Daging
- Telur
- Produk susu
Dokter kandungan mungkin akan merujuk ibu hamil yang mengalami kurang darah untuk menemui dokter spesialis atau ahli masalah anemia.
Dokter tersebut dapat membantu mendampingi pasien selama masa kehamilan. Juga membantu dokter kandungan untuk memantau kondisi ibu hamil, sampai bisa mengatasi anemia atau mencegah anemia terjadi kembali.
Mencegah anemia pada ibu hamil
Anemia bisa dicegah dengan memenuhi nutrisi dan vitamin selama hamil. Berikut dua cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
1. Minum suplemen dan vitamin
Hal paling umum untuk mencegah kurang darah pada ibu hamil adalah mengonsumsi suplemen dan vitamin. Banyak produk yang dijual bebas dan kamu bisa memilihnya sesuai kebutuhan.
Suplemen untuk ibu hamil yang dijual pastinya mengandung folat dan juga zat besi. Ada juga yang dilengkapi dengan nutrisi tambahan lainnya yang dibutuhkan selama kehamilan seperti vitamin B12, kalsium dan nutrisi lainnya.
Namun perlu diperhatikan untuk ibu hamil yang memiliki riwayat medis bypass lambung atau operasi usus kecil. Kondisi itu mungkin membuatnya tidak dapat minum zat besi secara langsung. Biasanya akan digantikan dengan pemberian zat besi melalui injeksi atau infus.
Kamu bisa melakukan konsultasi lebih lanjut pada dokter untuk mengetahui cara lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin. Salah satu yang terpenting untuk memenuhi kebutuhan 27 mg zat besi setiap harinya.
Baca Juga : 13 Makanan Penambah Darah yang Baik Dikonsumsi Pengidap Anemia
2. Makanan untuk ibu hamil anemia
Cara mencegah anemia atau kurang darah pada ibu hamil bisa dilakukan dengan mengonsumsi jenis makanan tertentu yang punya kandungan zat besi dan folat tinggi.
Berikut beberapa contoh makanan untuk ibu hamil anemia:
- Ikan
- Daging merah tanpa lemak
- Kacang polong
- Kacang-kacangan
- Biji-bijian
- Sayuran hijau
- Sereal
- Telur
- Buah-buahan seperti pisang dan melon.
Moms juga bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli nutrisi untuk menetapkan porsi dan jenis makanan apa saja yang baik untuk cegah anemia pada ibu hamil.
Melakukan usaha terbaik bisa mengatasi anemia yang dialami wanita hamil. Namun ada juga yang kondisinya tidak membaik setelah mengonsumsi makanan sehat atau suplemen.
Jika kondisi tidak juga membaik, biasanya dokter akan meminta ibu hamil menjalani terapi atau dalam kasus terburuk bisa dilakukan transfusi darah pada ibu hamil.
Baca Juga : Miliki Riwayat Penyakit Anemia? Yuk Ketahui Daftar Buah Penambah Darah!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!