Share This Article
Hipertensi adalah masalah medis yang umum ditemui selama kehamilan. Inilah yang perlu diketahui ibu hamil agar lebih meningkatkan kesadaran merawat diri. Kenali gejala dan bahaya hipertensi pada ibu hamil.
Baca Juga: Mengontrol Asma, Jangan Alpa Menerapkan Hal Ini
Bahaya hipertensi pada ibu hamil
Penyakit hipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian ibu maupun janin. Kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis awal dengan hipertensi dalam kehamilan akan mengalami pre-eklampsia berat (PEB). Sulit memprediksi yang mana akan mengalami PEB.
Hipertensi dalam kehamilan adalah penyakit yang harus diwaspadai. Dengan penanganan yang baik, hipertensi tidak akan berkembang atau membahayakan, dan dapat hilang setelah kelahiran. Namun jika dibiarkan, hipertensi saat hamil bisa membahayakan.
Ada beberapa indikasi seseorang terkena pre-eklampsia, yaitu sakit kepala tak tertahankan, mual, muntah, nyeri di perut sebelah kanan atas, pandangan kabur, jumlah urin dan trombosit menurun, sesak napas, serta terganggunya fungsi hati.
Jenis hipertensi dalam kehamilan
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP). Memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan, yaitu:
1. Hipertensi kronik
2. Pre-eklampsia
3 . Hipertensi gestasional
4. Eklampsia
Beberapa obat antihipertensi mungkin akan mempengaruhi volume ASI pada ibu sehingga proses menyusui akan sedikit terganggu. Komunikasikan dengan dokter secara terbuka agar dicarikan jalan keluar yang tepat.
Hipertensi pada ibu hamil bisa diobati
Hipertensi dalam kehamilan memang berisiko menimbulkan efek buruk. Namun jika dilakukan pengobatan yang tepat, wanita yang mengalami hipertensi memiliki peluang yang sama untuk bisa hamil dan menyusui secara normal.
Pengawasan dan penanganan yang baik selama proses kehamilan dan setelah persalinan akan sangat menentukan keberlangsungan hidup ibu dan bayinya.
Selain itu, penting sekali bagi ibu hamil menerapkan pola hidup sehat, seperti; banyak makan sayur dan buah yang mengandung serat, berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol, kurangi makanan dengan kadar garam tinggi.
Baca Juga: Berat Badan Berlebihan dan Mudah Kedinginan? Ini Penyebabnya!
Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas hipertensi pada kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga perawatan dalam persalinan masih ditangani petugas non medik serta sistem rujukan yang belum sempurna.
Hipertensi pada kehamilan dapat dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah ( Prawirohardjo, 2013).