Share This Article
Hamil di usia 40 tahun memang sering terjadi, namun kondisi ini bisa meningkatkan terjadinya beberapa risiko kesehatan. Perlu diketahui, kesuburan wanita akan menurun drastis di atas usia 40 tahun.
Memiliki bayi setelah usia 40 tahun dapat memberi pasangan kesempatan untuk menjadi lebih siap secara emosional dan finansial. Nah, untuk mengetahui fakta lebih lanjut mengenai hamil di usia 40 tahun, yuk simak penjelasannya berikut!
Baca juga: Kapan Kehamilan Bisa Mulai Terdeteksi dengan Testpack?
Manfaat hamil di usia 40 tahun
Terkadang, manfaat memiliki bayi di usia lanjut lebih besar daripada ketika memiliki anak saat berusia 20-an atau 30-an.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kesuburan wanita mulai menurun secara bertahap tetapi signifikan sejak usia 32 tahun dan kemudian berkurang lebih cepat di usia 37 tahun.
Meskipun tidak ada manfaat kesehatan langsung dari memiliki bayi setelah usia 40 tahun, namun menunda kehamilan mungkin memiliki beberapa keuntungan. Manfaat yang mungkin akan dirasakan adalah meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional wanita.
Analisis tahun 2015 menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan, pengurangan stres kronis, dan hubungan berkualitas tinggi dapat menurunkan risiko depresi postpartum.
Beberapa penelitian menunjukkan potensi manfaat lain, termasuk mengurangi penurunan kognitif, rentang hidup yang lebih lama, dan hasil pendidikan yang lebih baik.
Apa saja risiko kesehatan hamil di usia 40 tahun?
Kemajuan teknologi seputar kesuburan, kehamilan, dan persalinan seperti sekarang sangat memungkinkan untuk memiliki bayi dengan aman pada usia 40 tahun. Namun, perlu diketahui bahwa setiap kehamilan setelah usia 40 tahun dianggap berisiko tinggi.
Usia meningkatkan risiko kemandulan karena kualitas sel telur menurun. Risiko kondisi medis yang berhubungan dengan infertilitas juga meningkat. Beberapa kondisi medis yang dimaksud, antara lain endometriosis, fibroid rahim, dan gangguan pada saluran tuba.
Pada wanita 40 atau lebih, risiko kehamilan lainnya dapat dialami yakni preeklampsia, kelahiran atau kondisi genetik pada bayi, dan diabetes gestasional.
Tak hanya itu, peluang memiliki anak dengan down syndrome juga tinggi yakni sekitar 1 dari 100 dan pada usia 45 tahun peluangnya meningkat menjadi 1 dari 30.
Tingkat keberhasilan perawatan infertilitas juga menurun seiring bertambahnya usia. Setelah usia 40 tahun, wanita memiliki sekitar 5 persen kemungkinan hamil per siklus inseminasi intrauterine atau IUI.
Sementara untuk tingkat keberhasilan per siklus fertilisasi in vitro atau IVF kurang dari 20 persen.
Bagaimana cara menjaga keamanan dan memilih metode persalinan yang tepat?
Banyak wanita berhasil melahirkan bayi yang sehat pada atau di atas usia 40 tahun. Untuk itu, penting untuk berbicara dengan dokter mengenai kondisi yang diharapkan selama kehamilan berdasarkan usia dan kesehatan secara keseluruhan.
Perlu diketahui, persalinan per vaginam kemungkinan kecil terjadi setelah usia 40 tahun. Hal ini terutama disebabkan oleh faktor kesuburan yang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Namun, wanita yang hamil di usia 40 tahun berisiko tinggi mengalami preeklampsia sehingga mungkin memerlukan tindakan operasi caesar untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Meskipun metode operasi caesar bisa menyelamatkan nyawa, wanita hamil harus mendiskusikan potensi komplikasi dengan penyedia layanan kesehatan. Mengetahui risiko operasi caesar dapat membantu mengurangi komplikasi kelahiran yang mungkin dapat terjadi.
Baca juga: Mata Juling Pada Bayi: Pahami Penyebab dan Perawatan Tepat yang Perlu Dilakukan
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!