Share This Article
Momen kehamilan tentu membawa perubahan besar dalam hidup seorang wanita ya, Moms. Meski sering dikaitkan dengan rasa bahagia, tetapi faktanya sebagian wanita hamil juga mengalami kecemasan dan rasa sedih semasa kehamilannya.
Ketika sang ibu mengalami depresi, janin yang ada di dalam kandungannya dipercaya dapat merasakan hal yang sama. Benarkah begitu? Temukan jawabannya di sini Moms!
Mengapa depresi bisa terjadi saat hamil?
Depresi dan cemas selama kehamilan adalah kondisi medis dari perpaduan faktor fisik, emosional, dan lingkungan. Melansir Mayo Clinic, depresi diartikan sebagai gangguan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat yang terus-menerus.
Pada wanita hamil, perubahan perasaan yang kompleks adalah hal yang umum dialami. Mulai dari perasaan sangat gembira, tidak sabar, sedih hingga takut.
Ketika hamil, wanita juga mengalami peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Inilah yang mungkin membuat sebagian wanita lebih mudah tersinggung.
Depresi saat kehamilan dapat terjadi karena seringkali diabaikan. Gejala seperti kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan insomnia kerap dianggap sebagai efek fisik dari kehamilan.
Baca juga: Ini Daftar Makanan Sehat untuk Kesehatan Ibu Hamil
Dampak depresi pada janin saat hamil
Jika depresi tidak dirawat dan justru diabaikan, justru akan berdampak pada janin dalam kandungan.
Ketika Moms mengalami kesedihan atau kecemasan berlebih selama kehamilan, janin bisa terkena dampak buruk sehingga menyebabkan risiko kondisi seperti:
- Keguguran
- Lahir dengan berat badan rendah
- Lahir sebelum waktunya (prematur)
Bukan hanya itu, depresi saat hamil juga dapat berlanjut pada depresi pasca persalinan (postpartum). Kondisi ini merupakan kondisi yang lebih serius dan dapat berlangsung berbulan-bulan setelah melahirkan. Juga membahayakan kesehatan sang ibu dan bayi.
Ketika depresi berlanjut pasca melahirkan, bayi akan mengalami proses tumbuh kembang yang tidak berjalan dengan baik. Misalnya:
- Kesulitan dalam berinteraksi dengan ibu (selalu merasa kesal saat bersama ibunya)
- Punya masalah tidur
- Tumbuh kembangnya terhambat
- Lebih sering kolik
- Diam atau menjadi pasif
- Tumbuh lebih lambat dari bayi lain
Gejala dan tanda depresi saat hamil
Sebenarnya gejala depresi selama kehamilan sama dengan yang depresi pada umumnya. Depresi selama kehamilan ini lebih sering terjadi selama trimester pertama dan ketiga.
Gejala yang dirasakan meliputi:
- Kecemasan yang berlebihan tentang bayi
- Sangat sedih atau marah tanpa alasan
- Kepercayaan diri sebagai calon ibu menurun
- Mudah tersinggung
- Tidak lagi merasakan kesenangan dari aktivitas biasanya dianggap menyenangkan
- Tidak peduli pada kesehatan selama masa hamil
- Merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Kenaikan berat badan karena diet yang menurun
- Muncul pikiran untuk bunuh diri
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Sederet Bahaya Asap Rokok untuk Ibu Hamil dan Bayi!
Cara tepat dan aman mengatasi depresi saat hamil
Jangan panik Moms, kebanyakan orang sembuh dari depresi dengan menjalani perawatan. Perawatan ini tergantung kebutuhan dan kondisi yang dialami. Umumnya perawatan berupa:
- Dukungan sosial. Bisa didapatkan dari kelas atau komunitas parenting.
- Terapi keluarga. Dapat dilakukan dengan pasangan dan atau anak-anak.
- Terapi individu. Dilakukan dengan berbicara empat mata pada dokter, psikolog, atau psikiater.
- Pengobatan. Obat yang paling sering digunakan sebagai anti depresan adalah SSRI (Inhibitor reuptake serotonin selektif). Penggunaan obat harus sesuai pengawasan dokter.
Perlu dicatat Moms, depresi saat hamil perlu diatasi dengan perawatan. Bila tidak, Moms berisiko tinggi mengalami depresi pasca persalinan sehingga mengalami kesulitan menjalin ikatan dengan anak.
Bagaimana cara mencegah depresi saat hamil?
Sampai saat ini belum ada cara yang diketahui secara pasti dapat mencegah depresi atau kecemasan terjadi selama kehamilan.
Namun dengan mengetahui gejala depresi, Moms bisa menjadi lebih hati-hati dan segera mendapat pertolongan bila mengalaminya. Berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:
- Cari tahu soal faktor risiko yang mungkin Moms miliki
- Pelajari sebanyak mungkin informasi tentang kehamilan, persalinan, dan parenting
- Bicarakan rencana setelah melahirkan
- Ingat bahwa depresi saat kehamilan merupakan kondisi medis bukan akibat diri sendiri sehingga perlu perawatan
Mengabaikan depresi selama kehamilan bisa berisiko bagi ibu maupun janin. Untuk itu, ketika Moms merasakan gejala depresi saat dalam kondisi hamil, segeralah beritahu pasangan atau kerabat terdekat dan minta bantuan tenaga profesional.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!