Share This Article
Detak jantung bayi lemah dalam dunia medis disebut dengan istilah fetal bradycardia. Bayi dikatakan mengalami fetal bradycardia jika detak jantungnya kurang dari 100 kali per menit (bpm).
Rata-rata detak jantung bayi setiap trimester bisa saja berubah. Namun standar minimalnya adalah 100 bpm hingga minggu ke 6 minggu, dan 120 bpm pada kehamilan minggu ke 6 sampai 7.
Lalu, apa sebenarnya yang menjadi penyebab detak jantung bayi lemah? Apakah ini kondisi yang berisiko? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Risiko detak jantung bayi lemah
Saat detak bayi di dalam kandungan Moms lemah sampai pada 7 minggu awal kehamilan, maka risiko keguguran akan meningkat. Ada kemungkinan bahwa detak jantung janin yang lambat pada trimester pertama hanya sementara.
Kondisi ini dikenal sebagai transient bradycardia, itu dapat terjadi ketika USG transvaginal menciptakan tekanan berlebihan di rahim dan untuk sementara memperlambat detak jantung.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, embrio dengan denyut jantung di bawah normal yang juga kecil untuk usia kehamilan memiliki beban risiko terbesar. Empat belas dari 18 kehamilan berakhir dengan keguguran.
Baca Juga : Mitos-mitos Seputar Kehamilan yang Masih Dipercaya, Cek Faktanya!
Penyebab detak jantung bayi lemah berdasarkan jenisnya
Fetal bradycardia sendiri ada beberapa jenisnya. Mulai dari sinus bradycardia, denyut atrium ektopik yang tersumbat, dan blok jantung atrioventrikular (AV).
Setiap jenis kondisi tersebut disebabkan oleh faktor yang berbeda pula. Berikut penjelasannya.
1. Sinus bradycardia
Sinus bradycardia mengacu pada kondisi bradycardia yang berdurasi kurang dari 1-2 menit. Ini biasanya bersifat fisiologis dan terjadi karena peningkatan stimulasi vagal.
Fenomena ini biasanya terlihat selama trimester kedua ketika sistem saraf simpatis belum matang dan tidak mampu merespons respons vagal sistem parasimpatis.
2. Denyut atrium ektopik yang tersumbat
Blok kontraksi atrium prematur atau aritmia disebabkan oleh denyut ektopik yang timbul sebelum waktunya dari tempat lain selain dari simpul sinus.
Pada kondisi ini detak jantung pada bayi terlewat dan tidak terhitung sehingga terdeteksi detak jantung lemah.
3. Blok jantung atrioventrikular (AV)
Blok jantung kongenital mengacu pada kondisi penundaan atau gangguan dalam konduksi listrik pada AV node atau bundel dari cabang-cabangnya.
Blok jantung atrioventrikular (AV) kongenital terjadi pada sekitar 1 dari 15.000 kelahiran hidup, 40 persen di antaranya terjadi karena adanya penyakit jantung struktural yang mendasarinya (misalnya hetero toksik).
Sementara 60 persen sisanya disebabkan oleh gangguan jaringan ikat yang dimediasi kekebalan karena adanya antibodi anti-Ro (SSA) atau anti-La (SSB).
Mendiagnosis detak jantung bayi lemah
Kondisi fetal bradycardia didiagnosis dengan fetal echocardiogram. Evaluasi pola konduksi diperlukan untuk mendiagnosis jenis bradikardia janin.
Penting juga untuk mendapatkan studi laboratorium tertentu ketika mengerjakan blok AV bawaan yang mungkin disebabkan oleh penyakit jaringan ikat ibu yang dimediasi imun.
Pastikan Moms selalu memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan secara teratur untuk memantau perkembangan janin di dalam kandungan ya.
Semakin cepat kondisi ini dideteksi, maka Moms dan dokter bisa menentukan perawatan yang tepat untuk menanggulanginya.
Baca Juga : Bumil Jangan Bingung! Simak Begini Cara Membaca Hasil USG
Perawatan detak jantung bayi lemah
Lalu jika bayi Moms didiagnosis mengalami detak jantung bayi lemah, apa yang harus dilakukan? Ada beberapa pilihan perawatan, berikut beberapa di antaranya.
1. Sinus bradikardia
Jika bayi dideteksi mengalami sinus bradikardia, maka tidak ada terapi khusus yang diperlukan. Kecuali jika bradikardia merupakan akibat dari gawat janin atau hipoksia dan persalinan segera diindikasikan secara klinis.
Bayi dengan sindrom sinus sakit mungkin memerlukan alat pacu jantung. Beta-blocker, alat pacu jantung atau defibrilator adalah perawatan yang mungkin diperlukan untuk anak-anak dengan sindrom QT panjang.
2. Kontraksi prematur atrium yang tersumbat
Sama dengan sinus bradikardia, kondisi kontraksi prematur atrium yang tersumbat juga tidak diperlukan terapi janin karena kontraksi atrium prematur ini tidak bersifat patologis.
3. Blok jantung bawaan
Jika bayi mengalami kondisi blok jantung maka tidak dapat diobati di dalam rahim. Blok jantung bawaan yang dimediasi kekebalan mungkin membaik dengan terapi tertentu.
Berbagai penelitian telah mengevaluasi berbagai strategi terapi, termasuk steroid, imunoglobulin intravena, dan yang terbaru adalah hydroxychloroquine.
4. Obat beta-simpatomimetik
Obat-obatan ini telah digunakan untuk meningkatkan denyut jantung janin dalam kasus penyumbatan jantung.
Namun, terapi ini hanya menghasilkan peningkatan detak jantung dalam jangka pendek, efeknya singkat karena toleransi janin berkembang dari waktu ke waktu.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!