Share This Article
Secara teknis, wanita bisa hamil kapan saja bahkan selama siklus menstruasi lho! Ya, seorang wanita memiliki kemungkinan besar untuk mendapatkan kehamilan di tengah siklus menstruasi sehingga kondisi ini sering disebut sebagai jendela subur.
Sekarang ini masih banyak kesalahpahaman umum bahwa seorang wanita jika berhubungan seks selama menstruasi tidak bisa hamil, padahal nyatanya mungkin saja terjadi. Nah, untuk mengetahui apakah seorang wanita bisa berovulasi dalam siklus menstruasi berikut penjelasannya.
Baca juga: Cara Memutihkan Kulit Tubuh dan Wajah Secara Alami, 8 Bahan Rumahan Ini Bisa Kamu Pakai
Bagaimana tanda wanita berovulasi selama siklus menstruasi?
Dilansir dari Medical News Today, wanita kemungkinan besar akan hamil di tengah siklus menstruasi yakni saat ovarium melepaskan sel telur dalam proses yang disebut dengan ovulasi. Sel telur ini kemudian melakukan perjalanan ke rahim, di mana sel sperma dapat membuahinya.
Menurut Kantor Kesehatan Wanita, siklus menstruasi rata-rata biasanya terjadi selama 28 hari. Nah, siklus menstruasi ini merupakan waktu antara hari pertama satu menstruasi dan hari pertama menstruasi bulan berikutnya.
Ovulasi biasanya terjadi antara 7 hingga 19 hari setelah menstruasi seseorang berakhir.
Sel telur hanya dapat bertahan selama 12 hingga 24 jam setelah ovulasi dan untuk alasan ini maka pertemuan dengan sel sperma harus terjadi agar mendapatkan kehamilan. Karena itu, seseorang kemungkinan besar bisa hamil jika melakukan hubungan seksual dalam 3 hari sebelum dan sampai hari ovulasi.
Ovulasi yang akan datang bisa mengakibatkan peningkatan keputihan dengan tampilan bening dan elastis. Nah, beberapa tanda ovulasi lainnya yang mungkin dirasakan seorang wanita antara lain:
- Terasa kram ringan pada perut bagian bawah
- Terdapat bercak implantasi, yakni penyebab umum perdarahan saat ovulasi
- Sakit atau nyeri pada bagian payudara.
Gejala-gejala ini dapat muncul dalam dua minggu setelah ovulasi terjadi. Gejala kehamilan lainnya yang lebih umum harus diwaspadai pula ketika mendekati enam atau tujuh minggu, termasuk mual, muntah, dan kelelahan parah.
Perlu diketahui juga, sebuah telur yang dilepaskan selama ovulasi tetapi tidak dibuahi akan keluar dengan semua darah. Karena itu, kamu bisa saja hamil saat dalam periode menstruasi namun kemungkinannya sangat kecil.
Bisakah kehamilan terjadi setelah periode menstruasi selesai?
Para dokter umumnya setuju bahwa seorang wanita tidak mungkin hamil pada hari-hari menjelang menstruasi, namun mengingat sifat cairan jendela subur maka bisa saja hal ini terjadi.
Seseorang mungkin saja hamil segera setelah haid karena sperma masih bisa membuahi sel telur selama 3 sampai 5 hari setelah berhubungan seksual.
Jika seseorang dengan siklus pendek melakukan hubungan seksual tepat setelah menstruasi dan berovulasi lebih awal, maka mungkin bisa mendapatkan kehamilan.
Pada awal hari ketiga siklus menstruasi, tingkat hormon reproduksi progesteron dan estrogen yang menurun akan mulai naik sehingga membantu lapisan rahim terbentuk kembali.
Meskipun sel telur dilepaskan selama fase pasca-menstruasi langsung yang disebut dengan ovulasi, peluang untuk hamil saat itu sangat bagus. Hal ini dikarenakan sperma bisa hidup hingga lima hari di lendir serviks yang ramah.
Kemungkinan untuk hamil pada atau tepat setelah haid berakhir tergantung pada kapan seseorang melakukan hubungan seks, lamanya siklus haid, dan tepatnya hari berovulasi.
Karena itulah, faktor-faktor ini membuat kamu menjadi sulit untuk memprediksi waktu yang tepat kapan ovulasi terjadi termasuk selama masa menstruasi.
Namun, orang yang ingin hamil dapat memantau kesuburan dan melacak ovulasi untuk meningkatkan peluang mendapatkan kehamilan. Meskipun ada kemungkinan seseorang untuk hamil saat menstruasi, kecil kemungkinannya jika memiliki siklus yang lebih lama.
Baca juga: Diet Vegan Mentah Bisa Sebabkan Amenorrhea? Simak Penjelasannya Ladies!
Konsultasikan ke dokter
Jika kamu ingin hamil dalam waktu dekat dan bahkan melakukan hubungan seksual selama periode menstruasi untuk mendapatkannya, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter.
Biasanya, dokter akan memberitahu mengenai pelacakan ovulasi dan mengatur waktu kapan hubungan seks harus dilakukan untuk meningkatkan peluang.
Penyedia layanan kesehatan juga dapat mengidentifikasikan kondisi apapun yang mungkin menyebabkan ovulasi tidak teratur. Jika gejala tidak biasa sudah mulai dirasakan, konsultasikan segera bersama dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Lakukan pemeriksaan secara rutin jika kehamilan sudah didapatkan untuk mengontrol perkembangan janin dalam kandungan. Pastikan juga untuk melakukan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh diri sendiri dan bayi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!