Share This Article
Semua pasangan yang sudah menikah tentu ingin memiliki anak. Tetapi bagaimana dengan pasangan suami istri positif HIV?
Salah satu masalah yang dikhawatirkan bagi suami istri HIV yakni apakah kelak anak mereka nantinya akan mengidap penyakit yang sama.
Sebelum membahas hal tersebut, yuk kenali lebih jauh terlebih dahulu tentang HIV-AIDS:
Apa itu HIV-AIDS?
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Sementara AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah nama yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah infeksi dan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa saat terjasi ketika sistem imun sudah rusak akibat HIV.
AIDS tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, tetapi virus HIV bisa.
Dengan diagnosis dini dan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dengan HIV tidak sampai terkena AIDS.
Baca juga: 12 Cara Menghilangkan Stres agar Pikiran Lebih Damai
Penyebaran HIV
HIV ditemukan berada di dalam cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk air mani, cairan vagina, darah dan air susu ibu (ASI). Perlu diingat bahwa HIV tidak dapat ditularkan melalui keringat atau air liur.
Penularan HIV paling umum biasanya terjadi karena hubungan seks tanpa kondom. Bisa juga melalui penggunaan jarum suntik bersama.
Penularan HIV dari ibu ke anak
Penularan infeksi HIV dari ibu ke anak adalah salah satu cara penyebaran virus ini. Proses penularan tersebut masih belum diketahui pasti, tapi diduga terjadi saat janin masih dalam kandungan, proses persalinan, atau proses menyusui.
Periksakan diri secara teratur, lakukan pemeriksaan laboratorium, serta konsumsi obat antiretroviral sesuai anjuran dokter. Beberapa cara ini dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu kepada anak.
Ibu hamil yang positif HIV dan tidak menjalani perawatan memiliki peluang penularan 1:4 kepada janin di dalam kandungannya.
Sebaliknya, saat ibu dan janin menerima pengobatan yang tepat guna sebelum, selama, dan sesudah kelahiran, peluang risiko infeksi pada anak dapat menurun hingga 1-2 persen.
Apa yang harus dilakukan suami istri HIV saat ingin punya anak?
Kuncinya adalah konsisten melakukan pemeriksaan HIV dan konseling.
Apabila salah satu atau kedua pasangan mengidap HIV maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar dapat ditentukan kapan dapat dimulainya pemberian antiretroviral. Nantinya obat tersebut harus dikonsumsi secara teratur.
Pada pasangan yang wanitanya menderita HIV maka proses pembuahan sebaiknya dilakukan setelah mengonsumsi antiretroviral dan jumlah virus dalam tubuh sudah terkendali.
Sedangkan apabila pasangan pria yang menderita HIV maka disarankan melakukan inseminasi buatan menggunakan sperma donor, tetapi apabila pasangan tersebut menolak maka dapat dilakukan konseling mengenai pemberian antiretroviral profilaksis, analisis sperma, dan disampaikan pula mengenai risiko penularan.
Baca juga: Cairan Sperma Mengental Mirip Jelly? Ini 5 Faktor Pemicunya!
Apabila keduanya mengidap HIV maka disarankan melakukan pemeriksaan dan mengonsumsi antiretroviral hingga jumlah virus yang ada di tubuh mencapai jumlah minimal serta melakukan pemeriksaan penyakit menular seksual.
Proses persalinan pun dianjurkan dengan cara section caesarean.
Dengan melalukan hal-hal tersebut maka diharapkan angka penularan HIV dari ibu ke anak dapat dikurangi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!