Share This Article
Ditulis oleh : dr. Syanne Fonda
Kesehatan anus atau dubur seringkali kurang mendapat perhatian. Sama seperti organ tubuh lainnya, anus pun bisa mengalami gangguan kesehatan, misalnya seperti luka. Bagaimana penanganannya jika anus luka, apakah perlu menjalani tindakan medis seperti operasi?
Baca Juga: Bisa Atasi Kerontokan Rambut, Apa Itu PRP Treatment? Yuk Cari Tahu
Anus luka, seperti apa kondisinya?
Anus luka dalam istilah medis dikenal sebagai fisura ani. Fisura ani adalah sobekan kecil pada jaringan tipis yang melapisi anus, sehingga penderitanya sering mengeluhkan nyeri pada saat buang air besar.
Walaupun menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman, umumnya tidak menyebabkan masalah serius. Keadaan ini merupakan kondisi yang cukup umum dan dapat terjadi pada berbagai usia.
Fisura ani paling sering terjadi karena feses yang besar dan keras keluar melalui anus sehingga menyebabkan regangan berlebih pada anus dan menyebabkan robeknya lapisan dalam anus. Ini yang menyebabkan anus luka.
Penyebab anus luka
Namun demikian, ada beberapa kondisi medis lain yang dapat mencetuskan terjadinya fisura ani di antaranya yaitu diare yang terus menerus, sering melakukan anal seks, penyakit kolitis ulseratif (peradangan saluran pencernaan di usus besar dan rektum), infeksi tuberkulosis di saluran pencernaan, kanker anus dan leukemia.
Gejala yang sering dirasakan adalah rasa nyeri selama buang air besar dan dapat berlangsung selama beberapa jam, adanya darah merah segar yang terpisah dari feses dan biasanya terlihat pada kertas tisu setelah buang air besar, rasa gatal di sekitar anus dan kulit yang retak, benjolan kecil atau skin tag pada area sekitar fisura ani.
Baca Juga: Tidak Pakai Mahal, 10 Bahan Rumahan Ini Bisa Memutihkan Gigi Secara Alami
Apakah harus selalu dilakukan operasi?
Sesuai dengan pedoman penatalaksanaan fisura ani, pada umumnya fisura ani dapat membaik dalam beberapa minggu.
Jika, melakukan perubahan pola hidup yaitu dengan mengonsumsi makanan dengan serat tinggi seperti buah-buahan, sayuran dan banyak konsumsi air putih (minimal 2-3 liter per hari).
Dengan demikian diharapkan buang air besar tidak keras. Kebiasaan lain yang harus dihindari adalah jangan menahan buang air besar lama, jika terjadi diare segera atasi, hindari seringnya penggunaan obat nyeri karena dapat menimbulkan konstipasi.
Untuk nyerinya dapat diberikan obat ringan seperti parasetamol atau dengan mengoleskan salep anti nyeri lidokain di area sekitar luka.
Apabila kondisinya berlangsung lama dan tidak menunjukkan perbaikan, maka biasanya akan disarankan tindakan pembedahan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Konsultasikan kondisi kesehatan kamu di Good Doctor. Yuk, lakukan konsultasi online dengan dokter terpercaya!