Share This Article
Penyakit faringitis atau yang sering disebut sakit tenggorokan adalah rasa sakit, gatal atau iritasi pada tenggorokan yang terasa makin buruk saat kamu menelan.
Penyebab paling umum sakit tenggorokan atau faringitis adalah infeksi virus, seperti virus penyebab pilek atau flu. Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus biasanya sembuh dengan sendirinya.
Lalu apa saja penyebab, gejala, dan cara pengobatan penyakit faringitis ini? Langsung saja simak ulasan di bawah ini!
Apa itu penyakit faringitis?
Dilansir dari John Hopkins Medicine, faringitis adalah penyakit radang faring yang mengakibatkan sakit tenggorokan. Faring adalah selaput lendir yang melapisi bagian belakang tenggorokan.
Faringitis adalah istilah medis dari kondisi yang sering kita sebut dengan sakit tenggorokan. Selain sakit, faringitis juga dapat menyebabkan gatal-gatal di tenggorokan dan kesulitan menelan.
Menurut American Osteopathic Association (AOA), sakit tenggorokan yang disebabkan oleh faringitis adalah salah satu alasan paling umum orang mengunjungi dokter. Faringitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Penyebab penyakit faringitis
Virus adalah penyebab paling umum dari sakit tenggorokan. Faringitis paling umum disebabkan oleh infeksi virus seperti flu biasa, influenza, atau mononukleosis. Ada banyak virus dan bakteri yang dapat menyebabkan faringitis. Di antaranya:
- Rhinovirus, coronavirus, atau parainfluenza yang merupakan penyebab umum
- Adenovirus, yang merupakan salah satu penyebab flu biasa
- Influenza atau flu biasa
- Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan mononukleosis
Mononukleosis, atau mono, adalah infeksi virus menular yang menyebabkan berbagai gejala mirip flu. Meskipun jarang terjadi, infeksi bakteri juga dapat menyebabkan faringitis.
Bakteri Streptococcus Grup A bertanggung jawab sebagai penyebab faringitis pada anak-anak sekitar 20-40 persen. Orang-orang biasanya menyebut faringitis yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus grup A sebagai radang tenggorokan.
Penyebab lain
Selain infeksi virus dan bakteri, ada juga beberapa kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkan penyakit sakit tenggorokan atau faringitis.
Berikut beberapa di antaranya:
- Alergi. Alergi pada bulu hewan peliharaan, jamur, debu, dan serbuk sari dapat menyebabkan sakit tenggorokan.
- Udara kering. Udara dalam ruangan yang kering dapat membuat tenggorokan terasa kasar dan gatal. Selain itu, bernafas melalui mulut (sering kali karena hidung tersumbat kronis) juga dapat menyebabkan tenggorokan kering dan sakit.
- Iritasi. Polusi udara luar ruangan dan polusi dalam ruangan seperti asap tembakau atau bahan kimia dapat menyebabkan sakit tenggorokan kronis.
- Ketegangan otot. Kondisi ini bisa terjadi apabila kamu kerap berteriak, berbicara dengan keras, atau berbicara dalam waktu lama tanpa istirahat.
- Penyakit refluks gastroesofagus (GERD). GERD adalah gangguan sistem pencernaan di mana asam lambung kembali ke dalam pipa makanan (esofagus). Salah satu gejalanya adalah merasa seperti ada benjolan di tenggorokan.
- Infeksi HIV. Sakit tenggorokan dan gejala mirip flu lainnya kadang muncul lebih awal setelah seseorang terinfeksi HIV.
- Tumor. Tumor kanker pada tenggorokan, lidah, atau kotak suara (laring) dapat menyebabkan sakit tenggorokan.
Faktor risiko faringitis
Risiko infeksi bakteri dan virus penyebab faringitis akan semakin tinggi apabila kamu memiliki beberapa faktor risiko di bawah ini:
- Memiliki riwayat alergi
- Sering mengalami sakit sinus
- Merokok atau terpapar asap rokok
- Musim dingin dan flu
- Memiliki kontak dekat dengan seseorang yang sakit tenggorokan atau pilek
Apakah penyakit faringitis menular?
Faringitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri bersifat menular. Kuman penyebab faringitis cenderung hidup di hidung dan tenggorokan.
Penyakit faringitis bisa menular melalui droplets atau tetesan air yang keluar dari mulut atau hidung penderita faringitis. Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka melepaskan droplets yang mengandung virus atau bakteri ke udara. Orang lain dapat terinfeksi jika:
- Menghirup tetesan atau droplets dari penderita faringitis
- Menyentuh benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajahnya
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi
Inilah sebabnya mengapa sangat penting kenapa kamu harus mencuci tangan sebelum memegang makanan atau menyentuh wajah.
Menurut CDC, seseorang dapat membantu mencegah penyebaran faringitis kepada orang lain dengan tinggal di rumah sampai mereka tidak lagi demam dan telah minum antibiotik setidaknya selama 24 jam.
Gejala penyakit faringitis
Masa inkubasi penyakit ini biasanya butuh waktu antara 2 sampai 5 hari. Jadi kamu baru akan mulai mengalami gejalanya setelah 2 sampai 5 hari pasca kontak dengan bakteri atau virus.
Gejala yang menyertai faringitis bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Sakit tenggorokan atau faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya menyebabkan gejala berikut ini:
- Rasa sakit atau sensasi gatal di tenggorokan
- Rasa sakit yang memburuk saat menelan atau berbicara
- Bersin-bersin
- Pilek
- Hidung mampet
- Sakit kepala
- Batuk-batuk
- Kelelahan
- Pegal-pegal
- Panas dingin
- Demam
- Sariawan
Selain sakit tenggorokan, gejala faringitis yang disebabkan infeksi mononukleosis dapat menimbulkan:
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit perut, terutama di sisi kiri atas
- Kelelahan yang parah
- Demam
- Nyeri otot
- Malaise
- Kehilangan selera makan
- Ruam
Radang tenggorokan atau jenis faringitis lain yang disebabkan infeksi bakteri, juga dapat menyebabkan:
- Kesulitan atau sakit saat menelan
- Tenggorokan merah dengan bercak putih atau nanah di bagian belakang tenggorokan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Amandel yang bengkak dan merah
- Demam
- Panas dingin
- Kehilangan selera makan
- Mual
- Rasa yang tidak biasa di mulut
- Malaise
Kapan harus pergi ke dokter?
Apabila kamu mengalami beberapa gejala di atas dan juga beberapa kondisi di bawah ini, maka ada baiknya untuk segera mengunjungi dokter:
- Gejala berlangsung lebih dari 10 hari
- Kesulitan atau rasa sakit yang hebat saat menelan
- Sulit bernafas
- Muncul ruam
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening berupa benjolan di leher
- Adanya nanah atau bercak putih di bagian belakang tenggorokan
- Ditemukan darah di ludah atau dahak
Dilansir dari Mayo Clinic, American Academy of Otolaryngology menyebut apabila kamu termasuk orang dewasa sebaiknya segera temui dokter jika menderita sakit tenggorokan dan salah satu dari masalah terkait berikut ini:
- Sakit tenggorokan yang parah atau berlangsung lebih dari seminggu
- Kesulitan menelan
- Sulit bernafas
- Kesulitan membuka mulut
- Nyeri sendi
- Sakit telinga
- Ruam
- Demam lebih tinggi dari 38,3 derajat Celcius
- Ditemukan darah dalam air liur atau dahak Anda
- Seringkali sakit tenggorokan
- Benjolan di leher kamu
- Suara serak berlangsung lebih dari dua minggu
- Pembengkakan di leher atau wajah kamu
Cara mendiagnosis penyakit faringitis
Untuk mengetahui apakah kamu terserang faringitis atau bukan, dokter bisa melakukan serangkaian metode. Mulai dari pengecekan fisik sampai cek darah.
Proses diagnosis ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan cara penanganan yang cocok untuk kamu. Berikut beberapa metode diagnosis penyakit laringitis.
1. Pemeriksaan fisik
Saat datang ke dokter untuk konsultasi, dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik. Biasanya dokter akan mengecek bagian tenggorokan kamu. Dokter akan memeriksa ada tidaknya bercak putih atau nanah, pembengkakan, dan kemerahan di tenggorokan.
Selain tenggorokan, dokter mungkin juga turut memeriksa bagian telinga dan juga hidung kamu. Setelah itu, dokter juga akan memastikan ada tidaknya pembengkakan kelenjar getah bening, dengan memeriksa bagian sisi leher kamu.
2. Tes swab
Selama pandemi ini, mungkin kamu mulai familiar dengan tes swab. Tes swab dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir atau cairan dari tenggorokan kamu.
Ini dilakukan apabila dokter mencurigai adanya gejala faringitis. Tes swab untuk mengetahui infeksi bakteri streptococcus pyogenes biasanya bisa diketahui dalam beberapa menit saja.
Namun, beberapa kasus, tes swab bisa saja harus dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengujian lebih lanjut dan hasilnya butuh waktu setidaknya 24 jam.
3. Tes darah
Setelah tes pemeriksaan fisik dan tes swab, faringitis juga bisa didiagnosis dengan melakukan tes darah. Ini dilakukan jika dokter mencurigai ada penyebab lain dari gejala faringitis yang kamu alami.
Sampel kecil darah diambil dari lengan atau tangan, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji. Tes ini dapat menentukan apakah kamu menderita mononukleosis.
Tes jumlah darah lengkap atau CBC juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah kamu mengalami jenis infeksi lain.
Perawatan penyakit faringitis
Untuk meredakan gejala dan menyembuhkan penyakit faringitis, kamu bisa melakukan perawatan di rumah dan menjalani perawatan medis dengan minum obat.
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengobati penyakit faringitis:
1. Perawatan di rumah
Apabila kamu mengalami gejala faringitis, maka kamu bisa langsung melakukan beberapa hal di bawah ini untuk meredakan gejalanya.
- Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi
- Minum minuman hangat, seperti teh, air lemon, atau kaldu
- Berkumur dengan air garam hangat (campurkan 1 sendok teh garam per 8 ons air)
- Menggunakan pelembab udara untuk menambah kelembapan di udara
- Perbanyak istirahat
- Menghindari alkohol
- Berhenti merokok
- Menghisap es krim atau minum air dingin untuk menenangkan tenggorokan
- Menghisap permen pelega tenggorokan (hanya untuk orang dewasa)
Jika kamu merasakan gejala rasa sakit atau demam, bisa coba mengonsumsi obat seperti acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) yang dijual secara bebas di berbagai toko obat.
2. Perawatan medis
Dalam beberapa kasus, perawatan medis diperlukan untuk faringitis. Ini terutama terjadi jika itu disebabkan oleh infeksi bakteri. Untuk kejadian seperti itu, dokter akan meresepkan antibiotik oral, seperti amoksilin atau penisilin.
Antibiotik bertujuan untuk mencegah komplikasi, seperti demam rematik atau penyakit ginjal, bukan untuk mengobati sakit tenggorokan. Penting untuk menghabiskan antibiotik untuk memastikan infeksi telah sembuh dan untuk mencegah infeksi ulang.
Seluruh rangkaian antibiotik ini biasanya berlangsung 7 hingga 10 hari. Virus faringitis tidak merespons terhadap antibiotik, tetapi biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Cara mencegah terkena penyakit faringitis
Kamu bisa mengurangi risiko tertular atau menularkan faringitis dan infeksi lain dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan menjaga kebersihan.
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar tidak terkena atau tertular penyakit faringitis:
- Hindari berbagi makanan, minuman, dan peralatan makan
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit dan memiliki potensi menularkan infeksi virus atau bakteri
- Menutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah batuk atau bersin
- Gunakan pembersih tangan atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol saat sabun dan air tidak tersedia
- Hindari merokok dan menghirup asap rokok orang lain
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!