Share This Article
Imunisasi merupakan kebutuhan penting yang wajib dipenuhi oleh orang tua sejak bayi baru lahir untuk menjaga kesehatannya. Untuk itu, selain perlu tahu tentang jadwal imunisasi anak, orang tua juga perlu paham tentang jenis-jenis imunisasi.
Nah, jenis imunisasi itu ada banyak sekali. Dari dari sekian banyak itu, setidaknya ada 15 jenis imunisasi wajib. Berikut daftar imunisasi wajib untuk anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
1. Imunisasi BCG
Imunisasi wajib satu ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis atau TBC. Berbeda halnya dengan imunisasi lain, BCG cukup diberikan satu kali seumur hidup sebelum bayi menginjak usia 3 bulan. Paling efektif, jika diberikan saat bayi berusia 2 bulan.
2. Imunisasi campak
Campak merupakan jenis infeksi menular yang sangat umum terjadi pada usia anak-anak. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan yang kemudian menginfeksi seluruh tubuh penderitanya.
Imunisasi campak terbukti mampu menurunkan risiko si kecil tertular penyakit ini jika diberikan sebanyak tiga kali, saat usia 9 bulan dan 18 bulan, dan 6 atau 7 tahun.
3. Imunisasi dengue
Dari namanya saja, kamu pasti sudah tahu kalau imunisasi ini bertujuan mencegah sakit berat oleh infeksi virus dengue atau demam berdarah dengue, maupun dengue syok sindrom.
Anak yang pernah terinfeksi dengue wajib mendapatkan imunisasi tambahan seperti ini saat usia 9-16 tahun, sebanyak tiga kali dengan jarak 6 bulan.
4. Imunisasi hepatitis A
Infeksi virus hepatitis A biasanya menyebar melalui makanan ataupun feses penderitanya. Mengingat penyakit ini bisa menyerang siapa saja, anak-anak perlu mendapatkan imunisasi tambahan ini sedini mungkin, tepatnya saat berusia 2 -18 tahun, sebanyak 2 kali dengan jarak 6-12 bulan.
5. Imunisasi hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit infeksi menular yang menyerang hati (liver). Infeksi ini bisa menyebabkan terjadinya kanker hati atau sirosis. Biasanya, bayi mendapat imunisasi wajib ini paling lambat 12 jam setelah kelahirannya.
Kemudian diulangi lagi saat bayi berumur satu bulan dan enam bulan. Vaksin ini juga dapat diberikan bersamaan dengan vaksin DTP, di mana jadwal pemberiannya pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
6. Imunisasi HPV (Human Papilloma Virus)
Pemberian imunisasi tambahan ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang mengakibatkan kanker serviks dan penyakit seks menular, seperti kutil kelamin. Biasanya, anak diberikan imunisasi ini saat menginjak usia 10 tahun sebanyak dua atau tiga kali dalam rentang usia 10-18 tahun.
7. Imunisasi influenza
Imunisasi tambahan satu ini dilakukan untuk mencegah serangan virus influenza yang kerap mengakibatkan demam tinggi, batuk pilek, sesak napas, dan radang paru yang berujung pada kematian, imunisasi ini disuntikkan saat anak berusia minimal 6 bulan dan bisa diulang setiap tahun.
8. Imunisasi japanese B encephalitis (JE)
Anak yang tinggal di daerah endemis JE menerima imunisasi tambahan ini saat berumur 1 tahun. Sama halnya dengan anak yang bepergian lebih dari satu minggu di daerah endemis.
Tujuannya mencegah radang otak oleh virus JE yang menular lewat gigitan nyamuk. Untuk perlindungan jangka panjang, dapat diberikan imunisasi tambahan 1-2 tahun berikutnya.
9. Imunisasi MMR
Berikutnya ada imunisasi MMR yang bertujuan mencegah penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella (campak jerman).
Bila anak sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR dapat diberikan pada usia 15 bulan dan 5 tahun, terutama bagi anak penderita penyakit kronis, seperti kelainan jantung hingga down syndrome.
10. Imunisasi pentavalen (DPT, HB, HiB)
Jenis imunisasi wajib berikutnya yang perlu diberikan kepada bayi adalah imunisasi kombinasi dari DPT, HB, dan juga HiB atau haemophilus influenza tipe B. Imunisasi kombinasi ini diberikan pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
Tujuannya agar anak terlindungi dari bahaya serangan enam penyakit sekaligus yaitu, pertusis (batuk rejan), difteri, tetanus, pneumonia, hepatitis B, dan meningitis (radang otak).
11. Imunisasi pneumokokus (PCV)
PCV adalah jenis imunisasi tambahan yang bertujuan untuk melindungi anak dari serangan infeksi bakteri pneumokokus yang menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga. Imunisasi ini diberikan saat anak berusia 7-12 bulan sebanyak dua kali dengan jarak 2 bulan.
12. Imunisasi polio
Polio adalah salah satu jenis infeksi virus menular yang menyerang sistem saraf pusat di otak anak. Penyakit ini menyebabkan tubuh penderitanya lumpuh yang sering juga disebut dengan lumpuh layu. Polio dinilai berbahaya karena juga bisa mengganggu pernapasan dan proses menelan.
Imunisasi ini terdiri atas 4 rangkaian, pertama diberikan setelah lahir, kedua saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan, serta terakhir sebuah dosis booster di usia 18 bulan.
13. Imunisasi rotavirus
Biasanya, bayi mendapat imunisasi tambahan ini saat berumur 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Tujuan diberikannya untuk mencegah diare kronis akibat rotavirus yang mengakibatkan bayi kekurangan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, hingga kematian.
14. Imunisasi tifoid
Tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang juga bisa menyerang anak-anak. Oleh karena itu, kamu perlu memberikan imunisasi tambahan ini pada anak saat berusia 24 bulan dan sebaiknya diulang tiap 3 tahun sekali.
15. Imunisasi varicella
Imunisasi varicella atau varivax merupakan imunisasi tambahan yang rutin diberikan untuk mencegah terserang virus cacar air pada anak. Lalu imunisasi ini diberikan saat anak tepat berusia 12 bulan.
Itulah daftar imunisasi wajib untuk anak sesuai rekomendasi IDAI. Penelitian telah membuktikan manfaat perlindungan dari imunisasi. Jadi mulai sekarang, catat dan ingat jadwalnya, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Pastikan untuk mengecek kesehatanmu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Periksa kesehatan anak dengan mitra dokter spesialis kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!