Share This Article
Banyak orang yang melakukan diet untuk menurunkan berat badan terjebak pada mitos-mitos yang bahkan belum terbukti kebenarannya. Alhasil, mitos-mitos itu justru mengakibatkan efek yang berbalik dan membuat berat badan malah bertambah.
Terkadang, kesalah pemahaman terhadap mitos diet ini diikuti oleh banyak orang, padahal tidak memiliki fakta nutrisi yang kuat. Berikut beberapa mitos dan fakta untuk membantu kamu memilah informasi yang benar.
Baca Juga: Sering Disepelekan, Ternyata Memakai Krim Mata Itu Penting!
Mitos pertama: Tidak sarapan membantu menurunkan berat badan
Melewatkan sarapan banyak dianggap sebagai pola diet yang mampu menurunkan berat badan karena melewatkan satu waktu makan. Padahal melewatkan sarapan bisa membuat kamu merasa lelah dan lapar berat menjelang siang.
Rasa lapar ini justru akan membuat kamu lebih ingin memakan kudapan atau cemilan. Beberapa kasus, banyak orang yang makan pada saat sarapan justru lebih cenderung mempertahankan berat badan yang sehat daripada mereka yang tidak sarapan.
Mitos kedua: Tidak makan melebihi jam 8 malam
Banyak orang menganggap jika makan terlalu malam, atau hingga jam 8 malam akan menyebabkan kegemukan. Padahal tidak banyak penelitian yang membenarkan hal tersebut.
Melansir dari British Heart Foundation, memang sistem pencernaan akan lebih bekerja dengan baik apabila kamu tidak makan banyak sebelum tidur. Namun, sekalipun kamu makan malam yang sedikit terlambat tidak akan membuat kamu menjadi lebih gemuk.
Mitos ketiga: Mengurangi karbohidrat mampu menurunkan berat badan
Tidak mengonsumsi karbohidrat dianggap menjadi bagian dari pola diet yang baik. Padahal, tidak semua jenis karbohidrat itu buruk. Melansir dari medlineplus.gov karbohidrat memiliki dua bentuk, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana banyak ditemukan dalam makanan seperti kue dan permen. Sedangkan karbohidrat kompleks banyak ditemukan dalam roti gandum, kacang-kacangan, dan buah.
Karbohidrat sederhana minim akan vitamin dan nutrisi, sedangkan karbohidrat kompleks memiliki banyak nutrisi yang baik untuk kamu. Kamu boleh mengurangi karbohidrat sederhana, namun harus tetap mempertahankan asupan karbohidrat kompleks pada menu diet.
Mitos keempat: Percaya pada makanan berlabel “rendah lemak”
Fakta yang terjadi adalah banyak makanan atau minuman kemasan yang dilabeli “rendah lemak” justru mengandung banyak gula, tepung, maupun garam sebagai pengganti lemak yang dikurangi. Makanan dengan label seperti itu memiliki lebih banyak kalori daripada makanan tanpa label tersebut.
Selalu perhatikan label nutrisi pada kemasan untuk melihat berapa banyak kalori dalam satu porsi makanan atau minuman berlabel “rendah lemak tersebut”.
Mitos kelima: Percaya bahwa puasa mampu menurunkan berat badan
Banyak orang percaya bahwa puasa mampu menurunkan berat badan. Untuk jangka pendek mungkin iya. Namun untuk jangka panjang justru tidak direkomendasikan.
Claire MacEvilly, ahli gizi di MRC Human Nutrition Research Center di Cambridge mengatakan bahwa puasa dalam jangka panjang dengan komposisi nutrisi yang tidak teratur justru dapat menghilangkan lemak, massa otot dan jaringan tanpa lemak.
Mitos keenam: Percaya bahwa minuman berlabel “rendah kalori” baik untuk menurunkan berat badan
Anggapan bahwa minuman dengan label “rendah kalori” mampu menurunkan berat badan ternyata salah. Karena kebanyakan minuman seperti ini menggunakan lebih banyak pemanis buatan dibandingkan gula alami.
Mitos ketujuh: sengaja menahan lapar untuk menurunkan berat badan
Sengaja menahan lapar sangat tidak baik bagi kondisi tubuh. Menahan lapar dalam jangka panjang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu dan membuat tubuh kehilangan lebih banyak massa otot dibandingkan lemak.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!