Share This Article
Anoreksia seringkali dianggap sebagai hal yang biasa, padahal gejala aneroksia perlu diperhatikan sejak awal.
Anoreksia nervosa atau anoreksia adalah kondisi gangguan makan yang membuat penderitanya memiliki obsesi berlebihan untuk memiliki tubuh yang kurus.
Orang yang mengidap penyakit ini biasanya memiliki berat badan yang sangat rendah atau tidak normal. Selain itu, mereka juga merasa sangat takut bila berat badannya bertambah.
Saking terobsesinya dengan tubuh yang kurus, pengidap anoreksia seringkali terlihat begitu membatasi asupan makanan mereka setiap hari.
Orang dengan anoreksia dapat menunjukkan berbagai gejala yang berhubungan dengan fisik, emosional, dan perilaku. Berikut ini beberapa gejala anoreksia nervosa yang perlu kamu ketahui:
Baca juga: Agar Tak Mudah Stres, Kenali Tips-tips Mengatasi Mood Saat PMS Datang
Gejala anoreksia secara fisik
Orang dengan anoreksia umumnya menunjukkan beberapa tanda atau gejala fisik di bawah ini, yang meliputi:
- Insomnia
- Kelelahan
- Tubuh tampak kurus
- Penurunan berat badan ekstrem
- Pusing
- Dehidrasi
- Tekanan darah rendah
- Kulit kering atau kekuningan
- Sakit perut atau sembelit
- Pembengkakan pada lengan atau kaki
- Detak jantung tidak teratur
- Mengalami masalah rambut, seperti rambut yang menipis, patah, atau rontok
- Gangguan menstruasi
- Sensitif terhadap udara dingin
- Gigi mudah rusak
- Jari kaki dan tangan yang kebiruan
- Rambut menjadi tipis
Gejala anoreksia secara emosional
Selain gejala fisik, penderita gangguan makan anoreksia juga dapat mengalami beberapa gejala yang berhubungan dengan kondisi emosional atau psikologis, seperti:
- Depresi
- Merasa cemas
- Cenderung hiperaktif, perfeksionis dan bersikap impulsif
- Sangat sensitif terhadap kritik, kegagalan, dan kesalahan
- Nafsu makan menjadi tidak teratur
- Mudah marah
- Suasana hati datar
- Merasa takut jika berat badan naik
Gejala anoreksia secara perilaku
Penderita anoreksia dapat menunjukkan beberapa perilaku di bawah ini, seperti:
- Sangat membatasi asupan makanan, baik itu melalui diet yang ketat atau berpuasa
- Berolahraga secara berlebihan
- Memuntahkan makanan dengan sengaja setelah makan atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang berfungsi untuk menurunkan berat badan, seperti obat pencahar, pelangsing, dan lain-lain
- Suka melewatkan waktu makan atau bahkan menolak untuk makan
- Menghindar makan di depan umum
- Penurunan minat berhubungan seks
- Kerap menimbang berat badan
- Mengisolasi diri, dan menghindari interaksi sosial
- Suka bercermin untuk memeriksa kekurangan bentuk tubuh
- Sering membuat alasan untuk tidak makan
- Kerap berbohong sudah makan
Baca juga: Mengenal Penyakit PCOS: Gejala, Penyebab dan Hal Penting yang Wajib Diketahui
Penyebab anoreksia
Penyebab anoreksia belum diketahui secara pasti. Namun, dugaan sementara, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah gangguan makanan akan jauh lebih mungkin mengembangkan penyakit ini dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Selain itu, anoreksia juga dapat disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor berikut ini, yaitu faktor:
Psikologis
Sebagian penderita anoreksia sering dikaitkan dengan pengidap gangguan kecemasan tertentu, seperti obsessive-compulsive disorder (OCD).
Hal ini karena orang dengan OCD diketahui memiliki karakter tertentu yang dapat mendukung perkembangan gejala anoreksia, misalnya mempunyai pikiran yang obsesif.
Lingkungan
Pemujaan berlebihan terhadap tubuh kurus membuat sebagian wanita merasa terbebani untuk memiliki tubuh yang kurus pula.
Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka yang mulai membatasi asupan makanan, mengonsumsi obat pelangsing, hingga melakukan diet ketat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berujung pada penyakit anoreksia.
Pencegahan anoreksia
Sampai saat ini, tidak ada satupun cara pasti untuk mencegah anoreksia. Walau begitu, Anda bisa pergi konsultasi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan gejala awal anoreksia maupun untuk mencegah gejalanya bertambah semakin parah.