Share This Article
PCOS merupakan singkatan Polycystic Ovary Syndrome atau sindrom ovarium polikistik. Penyakit PCOS adalah sebuah penyakit akibat gangguan hormon pada wanita.
Pada dasarnya, ovarium wanita dengan PCOS memproduksi hormon maskulin (androgen) yang sangat tinggi. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan wanita telat haid dan membuat peluang kehamilan menjadi turun.
Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari, Apakah Saya Stres?
Kasus penyakit PCOS terjadi sekitar 6-10% pada wanita berusia 15-44 tahun. Menurut penelitian, 70% dari wanita yang memiliki PCOS tidak menyadarinya.
Pada ovarium yang terkena PCOS, terdapat banyak kantung kecil yang disebut kista. Kista tersebut sebenarnya adalah folikel yang mengandung sel telur, di mana sel telur ini tidak dapat berkembang menjadi matang.
Akibatnya, kadar hormon estrogen dan progesteron wanita dengan PCOS menjadi lebih rendah dari normal. PCOS juga berkontribusi terhadap penyakit jangka panjang seperti penyakit jantung dan diabetes.
Apa penyebab penyakit PCOS?
Penyebab pasti PCOS sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor pemicu timbulnya PCOS, di antaranya:
- Kelebihan insulin. Insulin dapat meningkatkan produksi androgen.
- Inflamasi derajat sedang. Inflamasi ditandai dengan meningkatnya sel darah putih untuk melawan infeksi. Proses inflamasi dapat meningkatkan androgen.
- Genetik. Beberapa masalah gen dikaitkan dengan terjadinya PCOS.
- Androgen yang berlebih. Hal ini menimbulkan hirsutisme dan juga memicu timbulnya jerawat.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena sindrom ovarium polikistik?
Semua wanita dari semua ras dan etnis berisiko untuk terkena PCOS. Risiko PCOS lebih tinggi jika kamu mengalami obesitas atau jika kamu memiliki ibu, saudara perempuan, atau bibi dengan PCOS.
Polycystic ovary syndrome cenderung dapat terjadi dalam keluarga, tetapi sedikit yang diketahui tentang penyebabnya atau bagaimana ini diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tak hanya itu, sindrom ovarium polikistik juga telah dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan, seperti:
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol yang tidak sehat
- Sleep apnea
- Depresi dan gangguan kecemasan
- Kanker endometrium
Apa gejala dan ciri-ciri penyakit PCOS?
Beberapa wanita mengalami gejala awal rata-rata sejak kala pertama menstruasi. Namun, sebagian baru menyadari dirinya mengidap polycystic ovary syndrome setelah terjadi kenaikan berat badan yang signifikan dan merasa sulit untuk hamil.
Gejala lain PCOS di antaranya:
- Haid yang tidak teratur atau berkepanjangan, umumnya kurang dari 8 kali dalam setahun. Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya akibat siklus menstruasi memanjang
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan di sekujur tubuh (hirsutisme)
- Kenaikan berat badan yang signifikan
- Kebotakan
- Warna kulit terutama di daerah lipatan seperti lipatan leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara menjadi gelap
- Sakit kepala
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat polycystic ovary syndrome?
Polycystic ovary syndrome atau PCOS dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang harus diperhatikan, termasuk:
- Infertilitas
- Diabetes gestasional atau tekanan darah tinggi akibat kehamilan
- Keguguran atau kelahiran prematur
- Steatohepatitis non alkoholik (NASH), yakni peradangan hati yang parah yang disebabkan oleh penumpukan lemak di hati
- Sindrom metabolik, yang dapat menyebabkan beberapa kondisi seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, serta kadar kolesterol atau trigliserida abnormal yang dapat meningkatkan penyakit jantung
- Diabetes tipe 2 atau prediabetes
- Sleep apnea (napas berhenti sementara)
- Depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan
- Perdarahan uterus abnormal
- Kanker lapisan rahim (kanker endometrium)
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati sindrom ovarium polikistik?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola gejala PCOS, kamu dapat melakukan perawatan di dokter maupun di rumah. Berikut penjelasan selengkapnya.
Perawatan PCOS di dokter
Saat diketahui mengalami PCOS, seorang wanita harus mendapatkan pengobatan yang tepat dari dokter. Ketika mengalami gejala-gejala seperti disebutkan di atas, dokter biasanya akan memastikan dengan melakukan pemeriksaan seperti:
- Tes darah
- USG abdomen
- Pemeriksaan panggul
Jika dokter mendiagnosis adanya PCOS, biasanya pasien akan diberikan beberapa obat untuk pengobatan awal. Namun, beberapa pengobatan tidak berhasil dan di tahap itu, umumnya dokter akan merekomendasikan operasi.
Operasi atau pembedahan dilakukan dengan membuat lubang kecil di ovarium dengan laser atau jarum khusus, untuk mengembalikan ovulasi yang normal.
Operasi dilakukan dengan tujuan menurunkan kadar testosteron dan hormon luteinising, serta untuk meningkatkan kadar hormon perangsang folikel. Semua itu yang akan membuat ovulasi kembali normal.
Cara mengatasi PCOS secara alami di rumah
Selain melakukan perawatan di dokter, kamu juga dapat melakukan perawatan di rumah. Terapi PCOS melibatkan perubahan gaya hidup atau pengobatan tertentu, ini dapat termasuk:
- Menjaga berat badan. Dengan menjaga berat badan sehat dapat mengendalikan gejala PCOS. Makan seimbang dan rutin melakukan aktivitas dapat membantu menurunkan berat badan.
- Mengubah pola makan. Orang dengan PCOS cenderung memiliki kadar insulin yang tinggi, jika dibiarkan bisa berpengaruh pada berat badan yang sulit dikontrol. Karena itu butuh untuk menerapkan pola makan sehat dan menghindari makanan tinggi karbohidrat dan gula.
- Olahraga. Kamu tidak harus melakukan olahraga berat atau mendatangi gym. Kamu bisa melakukan olahraga apapun yang menurutmu menyenangkan, selama berbentuk aktivitas fisik.
- Suplemen. Sebuah tinjauan mengamati jika mengonsumsi suplemen adalah cara aman dan efektif untuk mengelola PCOS.
- Mengonsumsi produk herbal. Salah satu herbal yang bisa digunakan adalah Cinnamomum cassia.
- Mengonsumsi probiotik. Probiotik dapat menyehatkan usus, dan ini dapat memengaruhi hormon androgen dan estrogen.
Apa saja obat penyakit PCOS yang biasa digunakan?
Terapi PCOS berfokus pada pengelolaan masalah pribadi, seperti infertilitas, hirsutisme, atau bahkan obesitas.
Obat PCOS di apotek
Tidak ada obat untuk PCOS, tetapi kamu dapat mengelola gejala PCOS. Untuk mengelola gejala yang disebabkan oleh kondisi ini, sebaiknya konsumsilah obat-obatan yang hanya diresepkan oleh dokter.
Untuk mengatur siklus menstruasi, dokter mungkin akan merekomendasikan:
- Kombinasi pil KB: Pil yang mengandung estrogen dan progestin dapat menurunkan produksi androgen dan mengatur estrogen
- Terapi progestin: Terapi PCOS ini, dilakukan dengan cara mengonsumsi progestin selama 10 hingga 14 hari setiap satu sampai dua bulan yang dilakukan untuk mengatur menstruasi serta melindungi dari kanker endometrium
Untuk membantu ovulasi, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan berikut, seperti yang dilansir dari Mayo Clinic.
- Clomiphene: Obat ini membantu penderita PCOS untuk berovulasi. Obat ini diminum di awal-awal siklus menstruasi.
- Letrozole: Obat ini digunakan untuk perawatan kanker payudara, namun dapat juga digunakan untuk menstimulasi ovarium.
- Metformin: Jika dalam kondisi tidak hamil, pasien PCOS bisa mengonsumsi clomiphene yang dikombinasikan dengan metformin. Biasanya ini digunakan pada pasien yang sudah menunjukkan prediabetes.
- Gonadotropin: Ini adalah obat hormon yang membantu pasien PCOS, yang diberikan melalui suntikan.
Obat PCOS alami
Selain mengonsumsi obat-obatan tertentu, kamu juga dapat mencoba pengobatan herbal, seperti:
- Akar maca: Biasa digunakan dalam ramuan tradisional untuk meningkatkan kesuburan dan menstimulasi libido. Mengonsumsinya juga dipercaya dapat menyeimbangkan hormon dan menurunkan kadar kortisol, yang dapat membantu mengobati depresi yang bisa menjadi gejala PCOS.
- Akar licorice: Tanaman ini mengandung glycyrrhizin, senyawa yang berfungsi sebagai agen anti-inflamasi. Membantu memetabolisme gula dan menyeimbangkan hormon.
- Ashwagandha: Dikenal dengan nama lain ginseng India, penggunaannya dapat membantu menjaga tingkat kortisol. Ini dapat memperbaiki gejala PCOS dan memperbaiki stres.
- Chasteberry: Penggunaannya diyakini dapat membantu masalah yang berhubungan dengan reproduksi. Seperti mengatasi beberapa gejala premenstrual syndrome (PMS).
- Holy basil: Tumbuhan ini disebut sebagai ratu herbal, karena dapat mengatasi beberapa masalah kesehatan. Salah satunya membantu mengurangi gula darah. Selain itu, juga membantu mencegah penambahan berat badan dan menurunkan kadar kortisol.
- Tribulus terrestris: Ini adalah herbal yang bisa membantu menstimulasi ovulasi dan mendukung siklus menstruasi yang normal. Mengonsumsinya juga mungkin mengurangi jumlah kista ovarium.
- Kayu manis: Ekstrak kayu manis memiliki efek yang baik pada resistensi insulin. Kayu manis juga bisa membantu mengatur menstruasi pada wanita dengan PCOS.
Meskipun demikian, sebaiknya sebelum melakukan pengobatan alami ini, berkonsultasilah terlebih dahulu pada dokter ya.
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita penyakit PCOS?
Seorang wanita yang mengalami polycystic ovary syndrome disarankan untuk melakukan diet PCOS. Melakukan diet PCOS bertujuan untuk memenuhi asupan nutrisimu.
Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan berat badan yang sehat, dan meningkatkan kadar insulin yang dapat membantu penderita PCOS merasa lebih baik.
Diet PCOS sendiri melibatkan beberapa makanan yang harus kamu hindari, seperti:
- Karbohidrat olahan
- Makanan yang digoreng, seperti fast food
- Minuman manis, seperti soda dan minuman berenergi
- Daging olahan
- Lemak padat
- Daging merah berlebih, seperti steak dan hamburger
Bagaimana cara mencegah sindrom ovarium polikistik?
Meskipun sebagian besar kasus sindrom ovarium polikistik tidak dapat dicegah, menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius, berikut ini dapat termasuk:
- Mempertahankan berat badan yang sehat
- Membatasi konsumsi karbohidrat
- Menjadi lebih aktif dengan berolahraga
PCOS adalah kondisi yang memengaruhi kesuburan wanita
Penyakit PCOS berupa gangguan hormon dan memengaruhi kesuburan wanita. Seringkali muncul pertanyaan apakah penderita PCOS bisa hamil. Bukan hal baru jika pertanyaan ini yang sering ditanyakan oleh wanita yang mengalami kondisi PCOS. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi mereka.
PCOS adalah kondisi hormonal yang terjadi pada wanita. Perempuan dengan kondisi ini seringkali berjuang untuk mendapatkan kehamilan dan berjuang dalam risiko yang lebih tinggi mengalami komplikasi ketika kamu mengalami PCOS saat hamil.
Meskipun demikian, dengan mengatasi gejalanya, banyak wanita yang mengalami kondisi ini bisa hamil dan memiliki bayi yang sehat.
Namun, kamu juga harus memerhatikan beberapa risiko PCOS saat hamil. Beberapa risiko PCOS saat hamil di antaranya adalah:
- Keguguran
- Diabetes gestasional
- Preeklamsia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi)
- Operasi caesar
Konsultasikan segera kondisi ini dengan dokter. Konsultasi juga sebaiknya segera dilakukan ketika muncul gejala-gejala lanjut, misalnya seperti telat haid tetapi tidak hamil. Selain itu, adanya pertumbuhan rambut di wajah dan banyak jerawat juga menjadi gejala yang tak bisa diabaikan.
Baca juga: Jangan Hanya Pakai, Perhatikan Juga Cara Merawat Lensa Kontak yang Benar
Punya pertanyaan lain terkait dengan kondisi ini? Silakan chat kami melalui Aplikasi Grab Health. Dokter terpercaya kami siap membantumu selama 24/7.