Share This Article
Apa sih perbedaan pernapasan dada dan perut? Teknik mana yang lebih tepat untuk diterapkan? Simak ulasan ini hingga habis ya.
Bernapas memanglah aktivitas yang secara normal terjadi pada setiap manusia, tiap detiknya. Tapi saking biasanya, pernahkah kamu berpikir apakah kamu sudah bernapas dengan tepat?
Baca Juga: Sering Diabaikan, Ini Tanda dan Gejala Anoreksia yang Perlu Diketahui
Seperti apa bernapas yang normal?
Bernapas merupakan proses menghirup oksigen melalui hidung atau mulut lalu, mengalirkannya ke paru-paru, dan mengeluarkan karbondioksida ke luar tubuh
Seperti apa rasanya bernapas yang normal? Dilansir dari Healthline, jika kamu sudah bernapas secara efektif maka nafas akan terasa mudah, stabil, dan terkontrol.
Tubuh juga rasanya rileks saat proses ini berlangsung. Saat menarik napas, bagian perut seharusnya mengembang. Dan berkontraksi saat mengeluarkan napas.
Tulang rusuk rasanya seperti melebar ke samping, depan, dan belakang tiap kali proses menarik napas.
Mengenal Anatomi Pernapasan
Diafragma adalah otot utama yang membantu manusia dalam bernapas. Otot ini berbentuk seperti kubah atau parasut dan berada di antara rongga dada dan rongga perut.
Fungsi utama dari diafragma adalah mendorong sebanyak mungkin udara ke paru-paru. Selain diafragma, ada otot lain yang membantu proses kita saat bernapas.
Mulai dari otot perut, diafragma, otot interkostal, dan otot yang ada di leher serta tulang selangka. Paru-paru dan pembuluh darah membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membuang karbondioksida.
Saluran udara mengangkut udara yang kaya oksigen ke paru -paru, dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam paru-paru. Proses aliran udara ini meliputi:
- Tabung bronkus
- Pangkal tenggorokan
- Mulut
- Hidung dan rongga hidung
- Batang tenggorok
Perbedaan Pernapasan Dada dan Perut
Meskipun dalam bahasa Inggris pernapasan perut disebut dengan Diaphragmatic Breathing, baik pernapasan dada maupun perut keduanya melibatkan diafragma dalam prosesnya.
Dilansir dari American Lung Association, pada dasarnya manusia adalah belly breather. Alias secara alami memiliki kemampuan bernapas dengan perut.
Namun hal ini semakin berubah seiring perubahan usia, manusia mulai bernapas dengan pernapasan dada. Salah satunya adalah untuk menghilangkan tampilan perut buncit, pasti kamu juga pernah kan?
Perbedaan pernapasan dada dan perut dari segi mekanisme kerja
Dilansir dari In Pursuit of Yoga, perbedaan antara pernapasan dada dan perut sebenarnya terletak pada pergerakan otot dan tulang yang ada di perut dan dada.
Fungsi diafragma adalah mendorong sebanyak mungkin udara ke dalam paru-paru dengan cara meningkatan rongga toraks. Dan caranya ada 2:
- Pertama, diafragma mengangkat pangkal tulang rusuk dan tulang dada, lalu memperluas tulang rusuk ke depan, samping, dan belakang. Kondisi itu menyebabkan dada membusung, dan inilah yang kerap disebut pernapasan dada.
- Kedua, diafragma menekan ke bawah pada rongga perut, akibatnya perut terlihat menonjol. Inilah yang disebut dengan pernapasan perut. Pernapasan perut dinilai lebih efektif karena bisa alirkan udara lebih banyak ke paru-paru.
Tips teknik bernapas yang tepat
American Lung Association, memiliki 5 tips bagaimana untuk bernapas lebih efektif. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Bernapaslah melalui hidung
Ya, kita memang bisa menghirup udara baik lewat hidung maupun mulut. Namun kita disarankan untuk bernapas melalui hidung.
Sebab hidung memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki mulut. Yakni penyaring udara, dan mampu menghangatkan serta melembabkan udara yang kita hirup.
2. Gunakanlah perut kamu
Seperti poin di atas, manusia sebenarnya adalah seorang belly breather. Proses bernapas yang efisien adalah dengan diawali dari hidung lalu masuk ke perut.
Pernapasan perut mampu memberikan tekanan negatif pada rongga dada. Hasilnya akan lebih banyak udara yang masuk ke dalam paru-paru.
3. Latihlah teknik pernapasan yang tepat
Jika kamu punya penyakit pernapasan seperti asma ada baiknya untuk sering melatih teknik pernapasan perut yang tepat.
Mark Courtney terapis dari American Lung Association menyebut pernapasan perut mampu membuat orang dengan gangguan pernapasan bernapas secara lebih efisien.
4. Pola hidup sehat
Pastikan kamu rajin berolahraga dan mempertahankan pola makan yang sehat. Hindari mengonsumsi makanan yang membuat kembung karena bisa mengurangi pergerakan diafragma.
Selain itu, perhatikan pula kualitas udara di tempat kamu tinggal. Perhatikan pula kecukupan cairan tubuh harian kamu.
Sebab saat tubuh terhidrasi dengan baik maka bisa membantu mulut dan tenggorokan untuk menambah kelembaban pada udara yang kita hirup.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Autoimun: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
5. Jangan terlalu dipikirkan soal perbedaan pernapasan dada dan perut!
Courtney menyebut, tubuh kita sudah sangat pintar untuk kapan harus menggunakan pernapasan perut dan kapan harus menggunakan pernapasan dada, tergantung aktivitas kamu.
Di dalam tubuh kita ada sensor yang selalu memantau kadar oksigen dan pH dalam darah kita. Sensor ini mengirim pesan otomatis ke otak kapan dan seberapa sering kita harus bernapas dengan dalam.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!