Share This Article
Ditulis oleh : dr. Ghifara Huda
Hidung alergi (rhinitis alergi) adalah suatu penyakit alergi hidung yang memiliki gejala mirip seperti pilek yang disebabkan infeksi pada umumnya. Bedanya penyakit ini tidak ada hubungannya dengan infeksi, namun disebabkan karena adanya alergi pada seseorang.
Alergi adalah suatu bentuk respons tubuh yang terlalu tinggi terhadap suatu hal tertentu semisal debu, asap rokok, bulu hewan, tungau, udara dingin serta faktor genetik adalah faktor utama seseorang itu beresiko terkena alergi atau tidaknya.
Baca Juga: Jangan Ditiru, 5 Idol Korea Ini Diet Ekstrem Demi Tubuh Ramping
Penderita alergi semakin meningkat
Semakin lama angka penderita alergi di dunia semakin meningkat. Menurut Data World Allergy Organization (WAO) dalam The WAO White Book on Allergy: Update 2013 menunjukkan, angka prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia.
Di Indonesia, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Kota Yogyakarta, terdapat prevalensi yang tinggi pada rhinitis alergi pada anak-anak usia sekolah dan prasekolah. Penyebabnya sebagian besar adalah karena alergi makanan, yaitu udang (12,63 persen), kepiting (11,52 persen), tomat (4,38 persen), putih telur (3,5 persen) serta susu sapi (3,46 persen).
Penyebab alergi hidung
Rhinitis alergi atau alergi hidung disebabkan sistem imun di dalam tubuh salah dalam menginterpretasi zat allergen yang sebenarnya tidak berbahaya, diinterpretasikan sebagai sesuatu yang mengancam tubuh sehingga timbullah reaksi hipersensisitif terhadap zat tersebut.
Tubuh penderita akan memproduksi immunoglobulin E untuk menyerang zat allergen sehingga terjadi pelepasan histamin di dalam darah. Histamin yang beredar di dalam darah akan menyebabkan hidung tersumbat, bersin-bersin disertai ingus encer serta rasa gatal di hidung dan mata.
Gejala alergi hidung
Penderita alergi akan lebih sensitif terhadap zat iritan yang bukan allergen seperti asap rokok, udara dingin, bau-bauan menyengat seperti bau parfum serta asap kendaraan bermotor.
Beberapa hal yang merupakan faktor risiko seseorang terkena Rhinitis alergi yakni, faktor genetik yaitu memiliki orang tua yang mengalami alergi, memiliki riwayat asma, perokok pasif maupun aktif, gender dan usia yakni wanita dewasa beresiko terkena rhinitis alergi.
Baca Juga: Perlukah Minum Antibiotik Saat Diare? Ketahui Faktanya
Penanganan rhinitis alergi
Meskipun alergi hidung tidak bisa disembuhkan secara permanen, akan tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk mencegah atau mengurangi gejala alergi.
– Hindari hewan peliharaan berkeliaran di dalam rumah seperti kucing, anjing atau burung karena bulunya dan serpihan kulitnya merupakan allergen.
– Selalu mengganti sprei dengan rutin seminggu 2 kali, sprei harus dicuci dengan bersih dan disetrika dengan suhu yang cukup panas karena beberapa spora jamur tidak mati degan detergen.
– Menghindari perabot rumah tangga yang terbuat dari kain berbulu yang sifatnya menyimpan debu seperti sofa beludru, karpet berbulu atau boneka berbulu. Jika terpaksa gunakan alat penghisap debu dengan filter yang cukup bagus untuk menyaring tungau.
– Hindari asap rokok dan bau-bauan menyengat.
– Rajin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta istirahat yang cukup.