Share This Article
Stres pasca trauma merupakan gangguan mental jangka panjang yang dapat dipicu oleh ingatan setelah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis. Kondisi sering dianggap sama dengan stres akut.
Padahal keduanya memiliki gejala dan perawatan yang berbeda. Yuk kenali lebih lanjut!
Perbedaan stres pasca trauma dan stres akut
Stres akut merupakan gejala syok psikologis yang timbul sebagai respons psikologis manusia setelah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis sehingga menimbulkan reaksi emosional negatif yang sangat kuat.
Gejala-gejalanya berlangsung dari tiga hari hingga empat minggu, dengan gejala awal terjadi dalam waktu 4 minggu setelah kejadian traumatis.
Sedangkan PTSD atau post-traumatic stress disorder (gangguan stres pasca trauma) merupakan gangguan mental jangka panjang yang dapat dipicu oleh ingatan setelah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis.
Baca juga: Pusing saat Puasa? Jangan Panik, Lakukan 4 Hal Berikut
Biasanya individu yang mengalami PTSD lebih sering menghindari seseorang, menghindari tempat dan kegiatan yang mengingatkan mereka dengan peristiwa traumatik tersebut.
Stres akut atau ASD (acute stress disorder) yang tidak ditangani lebih lanjut bisa terus menjadi stres pasca trauma atau PTSD (post-traumatic stress disorder).
Secara definisi, perbedaan PTSD dengan stres akut terletak pada kemungkinan munculnya serangan panik dan serangan kecemasan setelah mengingat kejadian traumatik yang pernah dialami.
Perbedaan gejala
Perbedaan gejala stres akut dengan PTSD juga bisa dilihat dari gejalanya. Walaupun memang ada beberapa gejala yang sama antara stres akut dengan gangguan PTSD.
Persamaan gejalanya di antara keduanya adalah:
- Mengalami kembali: peristiwa yang traumatis melalui ingatan kilas balik, mimpi buruk, atau imajinasi-imajinasi yang mengerikan
- Melakukan penghindaran: menghindari segala pikiran, pembicaraan, perasaan, tempat, atau juga orang-orang yang mengingatkan penderita akan kejadian traumatis tersebut
- Mengalami gejala hyperarousal: seperti masalah tidur, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gelisah, serangan kecemasan dan serangan panik
Pada PTSD, terdapat juga gejala yang tidak ada pada stres akut, misalnya seperti timbul pikiran negatif mengenai diri sendiri, pesimis, atau terlalu menyalahkan diri sendiri.
Sedangkan pada stres akut bisa menyebabkan efek disosiasi yang lebih kuat, seperti lepasnya kesadaran diri sebagian hingga penuh. Dalam PTSD, tidak selalu membutuhkan kehadiran disosiasi.
Perbedaan lama waktu berlangsungnya gangguan
Dari penjelasan mengenai gejala stres akut dengan PTSD tadi, memang ada beberapa gejala yang mirip dan saling tumpang tindih. Namun, ternyata perbedaan lama waktu berlangsungnya gejala-gejala tersebut pada stres akut dengan PTSD berbeda.
Gejala pada stres akut akan bisa segera terjadi setelah peristiwa traumatik berlangsung. Biasanya, gejala ini juga berlangsung pada jangka waktu yang cukup singkat.
Baca juga: Ini Lho Manfaat Ketumbar bagi Jantung yang Perlu Kamu Tahu
Menurut buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) tahun 2013, gejala stres akut bisa berlangsung dari tiga hari hingga empat minggu setelah terjadinya peristiwa traumatis.
Sedangkan seseorang baru bisa dikatakan terkena gangguan PTSD jika gejala stres akut yang dialami berlangsung selama lebih dari 4 minggu, bahkan hingga bertahun-tahun setelah peristiwa traumatis terjadi.
Penyebab stres akut dan stres pasca trauma
Stres akut dapat disebabkan karena adanya peristiwa yang traumatis. Biasanya, gejala stres akut terjadi langsung setelah peristiwa tersebut dialami.
Beberapa contoh peristiwa yang bisa menyebabkan stres akut misalnya meninggalnya orang terdekat, ancaman kematian atau kecelakaan, bencana alam, kejahatan seksual, peperangan, serangan kesehatan yang parah, dan lain-lain.
Sedangkan PTSD berkembang dengan cukup lama setelah peristiwa traumatis dialami. Penderita stres akut yang berkepanjangan bisa menyebabkan mengalami juga gejala PTSD.
Sekitar 1 dari 3 orang yang mengalami peristiwa traumatis bisa mengalami gejala dari PTSD.
Pengobatan stres akut dan stres pasca trauma
Karena memiliki gejala dan penyebab yang berbeda, stres akut juga memiliki perbedaan pengobatan dengan PTSD. Meskipun begitu, stres akut dan stres pasca trauma sama-sama harus ditangani dengan cepat dan diberi dukungan agar penderita bisa cepat pulih.
Stres akut dapat diobati dengan cara konsultasi dengan psikolog dan konsumsi resep obat antidepresan selama jangka pendek.
Selain itu, penderita juga bisa mengikuti terapi tambahan yang bisa membantu seperti mengikuti kelas yoga, meditasi, aromaterapi, atau akupunktur.
Baca juga: Ingin Mengecilkan Perut? Ini 5 Olahraga yang Perlu Kamu Coba
Di sisi lain, PTSD butuh untuk dibantu tingkatkan kualitas hidupnya agar merasa lebih baik. Penderita stres pasca trauma dapat mengikuti terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT).
Bisa juga dilakukan terapi berbasis paparan (Exposure-Based Therapy) untuk membantu mengurangi gejala yang dialami dan mengubah pola pikir mengalami peristiwa traumatis yang dialami.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.