Share This Article
Ketika seorang anak dinyatakan mengalami autisme, tentu saja hal itu dapat mengganggu kehidupan sosialnya karena adanya kendala saat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, banyak orang bertanya-tanya apakah autisme bisa sembuh? Yuk, simak jawabannya.
Apa itu autisme?
Melansir penjelasan dari laman Healhtline, gangguan spektrum autisme atau disebut sebagai ASD (Autism Spectrum Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi komunikasi dan perilaku.
Perkembangan saraf berarti gangguan yang terkait dengan perkembangan sistem saraf.
Tanda-tanda munculnya autisme pada anak usia dini, pada umumnya ketika berumur 12 sampai 24 bulan.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa diagnosis autisme mungkin juga akan sulit dilihat, karena sebagian kasus tidak menunjukkan gejala yang terlalu menonjol. Gejalanya autisme bervariasi pada setiap orang.
Baca juga: Selain Hiperaktif, Berikut Ciri-Ciri Autisme yang Paling Umum Terlihat!
Apakah autisme bisa sembuh?
Kebanyakan ahli memang setuju bahwa tidak ada obat untuk autisme. Itulah sebabnya banyak dari mereka mengatasi ASD dengan cara yang pengelolaan gejala atau perkembangan keterampilan serta dukungan, yang mencakup terapi perilaku, psikologis, dan pendidikan.
Namun karena belum ada obat pasti untuk ASD, sebagian besar orangtua justru diarahkan ke pilihan pengobatan umum, biasanya termasuk kursus intensif analisis perilaku terapan.
Meskipun ini adalah pengobatan umum (dan satu-satunya yang terbukti secara ilmiah) untuk autisme, kursus intensif analisis perilaku terapan bukan lah obat untuk gangguan tersebut. Faktanya, sebagian besar profesional percaya bahwa tidak ada obat untuk ASD.
Melansir dari Applied Behavior Analysis Edu, beberapa penelitian eksperimental diterbitkan pada 2017 tentang terapi transfusi sel induk pada sekelompok kecil pasien ASD, menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Namun penelitian semacam itu hanya bersifat eksplorasi dan masih perlu diuji lagi. Walaupun hingga saat ini memang belum ada obat untuk autisme, tetapi anak dengan gejala autis bisa didorong untuk mengoptimalkan cara berkomunikasi dengan orang lain.
Cara tepat memberikan dukungan bagi autisme
Selain melakukan pengelolaan gejala atau perkembangan keterampilan serta dukungan, yang mencakup terapi perilaku, psikologis, dan pendidikan.
Ada baiknya juga untuk memahami bagaimana kamu dapat mendukung mereka sambil tetap menjaga diri sendiri.
Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan untuk memberikan dukungan kepada para penderita autisme atau ASD yang dilansir dari Healthline.
1. Buat anak merasa aman dan dicintai
Pertama dan terpenting dalam mendukung seorang anak dengan ASD atau autisme adalah membantu mereka merasa aman dan dicintai ketika berada di lingkungan baru.
2. Rutin konsultasi dengan dokter
Sangat disarankan untuk rutin berkomunikasi dengan dokter, terapis, guru, dan penyedia layanan kesehatan lainnya yang dapat membantu mempermudah tugas harianmu dalam mengajarkan penderita autisme.
Bagi orang tua, ini bisa berarti meminta saran untuk terus melatih keterampilan apa yang harus dipelajari anak dalam terapi.
Hal itu tentu saja akan jauh lebih memudahkan mereka untuk lebih sukses dalam segala aspek salah satunya berkomunikasi.
3. Lebih waspada dalam memilih lingkungan
Apa yang biasa kamu lakukan di rumah dapat memengaruhi tingkat keparahan beberapa gejala pada penderita autisme.
Sangat disarankan untuk selalu menjaga agar lingkungan dapat diprediksi dan dikenali dengan mudah. Hal itu tentu saja dapat membuat mereka lebih merasa aman.
Cara lainnya adalah ajarkan kepada mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang orang normal lainnya lakukan. Saat menghadapi situasi baru, bahas terlebih dahulu apa yang mungkin terjadi.
Ini akan membuat penderita autisme bisa menerima perubahan dengan lebih tenang. Alternatif lainnya kamu bisa mencoba untuk membawa barang yang membuat mereka nyaman.
4. Ajarkan berkomunikasi secara perlahan
Ajak anak penderita autisme untuk berkomunikasi dalam menyampaikan sebuah informasi dengan cara yang sederhana, tetapi efektif.
Semakin jelas, ringkas, dan konkrit akan semakin baik. Beri mereka waktu untuk menanggapi apa yang orang lain sampaikan, ajarkan untuk mendengarkan dan mengamati.
5. Terapkan perilaku positif
Perkuat teknik perilaku yang mereka pelajari dalam terapi. Misalnya, kamu bisa merayakan hal-hal baik dengan mengenali suatu hal dan mengakui kemampuan serta kekuatan yang mereka miliki.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar autisme? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!