Share This Article
Efek samping diet vegan bisa berdampak bagi kesehatan. Diet vegan atau veganisme adalah bentuk ketat vegetarianisme yang mengecualikan semua produk hewani, termasuk telur, produk susu, gelatin, dan madu.
Pelaku diet vegan bahkan juga menghindari mengenakan kulit, sutra, wol dan apapun yang terbuat dari hewan. Tujuan dari para veganisme adalah menjalani kehidupan yang bebas dari praktek kekejaman terhadap hewan.
Namun, beberapa ahli gizi menyakini dan diperkuat dengan sejumlah penelitian, bahwa diet vegan dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan.
BACA JUGA: Ingin Memulai Diet Vegan? Yuk Kenali Dulu Panduan Tepatnya
Efek samping diet vegan terhadap kesehatan secara umum
Melansir Webmd.com, meskipun praktek diet vegan dianggap memiliki reputasi kesehatan yang tinggi, tetapi diet vegan ternyata juga memiliki efek samping yang cukup berbahaya, seperti:
Risiko patah tulang
Sebuah penelitian melaporkan, dibanding mereka yang mengonsumsi daging dan ikan, vegan mengalami peningkatan risiko patah tulang. Seperti patah tulang pinggul, patah tulang tungkai dan tulang pada bagian tubuh utama lainnya.
Risiko patah tulang ini erat kaitannya dengan asupan kalsium dan protein yang rendah, serta BMI yang lebih rendah. Penelitian menemukan, pelaku diet vegan mengonsumsi kalsium dan Vitamin D yang jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan harian .
Risiko pada kesehatan otak
Beberapa ahli lain juga mengatakan bahwa diet vegan dapat mengarah pada “krisis kolin.” Kolin adalah nutrisi yang penting untuk kesehatan otak dan fungsi lainnya.
Sedangkan kolin biasa ditemukan dalam daging dan unggas. Bagi mereka yang melakukan diet vegan harus mempertimbangkan suplemen, terutama pada wanita usia subur.
Membutuhkan lebih banyak kalori
Saat kamu melakukan diet vegan, kamu akan mengubah konsumsi makananmu dengan produk nabati. Namun, sayangnya, produk nabati hanya memiliki kepadatan kalori yang lebih rendah daripada makanan yang berasal dari hewan.
Ini berarti bahwa kamu harus benar-benar memilih makanan dengan volume yang lebih besar untuk mendapatkan semua kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kamu harus selalu memerhatikan asupan makanan selama beberapa hari untuk melihat apakah kamu telah memenuhi sekitar 2.000 kalori dari sumber makanan nabati yang kamu pilih.
Risiko rambut rontok
Kekurangan zat besi, vitamin B dan zat seng yang penting untuk pertumbuhan rambut yang biasanya dihasilkan oleh daging.
Bagi pelaku diet vegan, bisa mengganti semua kandungan tersebut dengan makanan pengganti seperti kacang kering dan sayuran hijau tua.
Selain itu, mengonsumsi beberapa suplemen sesuai anjuran dokter juga sangat disarankan.
Efek samping diet vegan sebabkan gangguan kesehatan mental
Sebuah studi pada pelaku diet vegan menunjukkan bahwa peningkatan angka prevalensi untuk gangguan depresi, gangguan kecemasan dan gangguan somatoform cukup tinggi.
Somatoform adalah gangguan pada seseorang yang mengalami nyeri atau lemas tanpa penyebab fisik yang jelas.
Karena studi ini menggunakan prosedur pencocokan, maka temuan tidak dapat dijelaskan oleh karakteristik sosio-demografis pelaku diet vegan.
Efek samping diet vegan bagi kesehatan ibu hamil, bayi dan kualitas air susu ibu (ASI)
Ibu hamil membutuhkan asupan gizi seimbang agar pertumbuhan janin selama dalam kandungan berjalan optimal. Karenanya pola makan atau diet yang sehat dengan gizi dan nutrisi seimbang sangat dibutuhkan.
Meski diet vegan dapat menurunkan risiko sejumlah penyakit, sayangnya sebuah penelitian membuktikan ibu hamil yang menerapkan diet vegan mengalami kekurangan vitamin yang berdampak pada buruknya kondisi kesehatan bayi ketika dilahirkan.
Kesehatan ibu hamil dan bayi
Temuan di atas berdasarkan penelitian yang melibatkan 273 perempuan yang terdiri dari 60 perempuan adalah vegan dan 213 perempuan non-vegan (112 omnivora, 37 makan ikan dan 64 lacto-ovo-vegetarian, yakni tidak makan daging tapi masih makan susu dan telur),
Hasil penelitian menyimpulkan poin-poin sebagai berikut:
- Ibu hamil vegan mengalami kenaikan berat badan yang rendah selama kehamilan ketimbang bumil omnivora (4,2 kg vs 4,6 kg).
- Berat badan bayi dari ibu vegan lebih rendah ketimbang bayi dari ibu non-vegan (4,2 kg vs 4,95 kg).
Kualitas AS
Review terhadap 13 negara berpenghasilan rendah dan menengah menemukan ibu menyusui yang menerapkan vegan memiliki ASI yang rendah kadar asam docosahexaenoic (DHA) ketimbang dari ibu menyusui yang mengonsumsi ikan.
DHA sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan mata dan otak bayi. Ibu hamil membutuhkan setidaknya 200 mg DHA setiap hari.
Risiko cacat tabung saraf bayi
Terpenuhinya asupan vitamin B12 juga sangat penting bagi ibu hamil, ini dapat mencegah risiko cacat tabung saraf bayi. Sumber makanan yang kaya akan vitamin B12 seperti daging, ayam/unggas dan telur. Sementara rendahnya kadar vitamin B12 di masa kehamilan dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur, serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Penelitian di Tiongkok menemukan ibu hamil yang mengonsumsi lebih banyak acar sayur (lebih dari enam kali seminggu) memiliki risiko cacat tabung saraf bayi yang lebih tinggi. Sebaliknya, ibu hamil yang masih mengonsumsi daging, telur atau susu lebih dari sekali dalam sepekan menunjukkan risiko lebih rendah mengembangkan cacat tabung saraf bayi selama kehamilan.
Investigasi yang dilakukan juga menemukan rendahnya cadangan lemak untuk menyusui yang dimiliki ibu vegan selama masa kehamilan. Pada akhirnya, pascapersalinan si ibu mengalami penurunan asupan energi untuk mensuport perkembangan optimal bayi.
Bolehkah anak-anak dan remaja menerapkan diet vegan? Apa dampaknya?
Usia remaja ternyata juga memiliki ketertarikan akan diet vegan. Umumnya ini dipengaruhi oleh pandangan dan tuntutan citra tubuh ideal selama masa pertumbuhan. Sama seperti usia lainnya, diet vegan pun memiliki efek samping bagi anak-anak dan remaja.
Sejumlah penelitian menunjukkan anak-anak dan remaja yang menjalani diet vegan dan/atau vegetarian, memiliki kadar vitamin D dan kepadatan mineral tulang yang jauh lebih rendah ketimbang mereka yang mengonsumsi sumber makanan dari hewani dan nabati (omnivora). Ini berimbas pada anak-anak vegan dan vegetarian lebih pendek ketimbang non-vegan.
Pembatasan kalsium dan asupan vitamin D ini justru dinilai tidak tepat untuk masa pertumbuhan mereka, apalagi memasuki masa pubertas. Terpenuhinya asupan kalsium dan vitamin D sejak dini dapat menurunkan risiko osteoporosis dan patah tulang di masa dewasa mereka.
BACA JUGA: Mengenal Risiko dan Manfaat Diet Vegan untuk Kesehatan Tubuh
Selalu berkonsultasi dengan dokter
Jika kamu ingin melakukan diet vegan, akan sangat baik jika kamu melakukan konsultasi dengan dokter atau ahli nutrisi untuk menghindari efek yang buruk.
Selain itu, mengetahui semua tentang cara mendapatkan nutrisi yang kamu butuhkan selama melakukan diet vegan juga menjadi langkah penting. Karena, praktek diet vegan yang dilakukan secara sembarangan, akan memicu efek samping yang sangat merusak tubuh.
Jika kamu memiliki pertanyaan terkait efek samping diet vegan, silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!